Chapter 3 : First Win

733 64 0
                                    

Beberapa bulan sudah terlewati bagi pemuda bersurai Baby Blue yang sudah memasuki jenjang menengah Atas. Segalanya terasa begitu cepat bahkan sekarang Kejuaraan Inter High sudah di depan mata. Sejauh ini, keadaan fisiknya benar – benar dalam keadaan prima. Nilai – nilai ulangannya maupun harian tetap stabil seperti biasa dan tak ada yang turun. Kegiatan organisasi siswa yang ia ikuti juga berjalan dengan baik bahkan sama seperti Seijuurou, walau masih seorang kouhai, tapi ia di percaya untuk menjadi bagian terpenting di dewan organisasi sekolah. Meski sama sama mendapatkan kepercayaan, tapi Tetsuya masih sedikit kalah dari Sejuurou karna di awal Seijuurou masuk, dia langsung diangkat sebagai ketua sedangkan Tetsuya masih wakil ketua. Namun Tetsuya tak ambil pusing soal itu, setidaknya ia sudah lebih dekat satu langkah untuk bisa menyamai kemampuan kelima kakaknya.

Setiap hari di habiskan oleh Tetsuya dengan fokus pada sekolah barunya juga basket yang menjadi hoby sekaligus salah satu jalan untuk mengalahkan – setidaknya menyamai – kelima kakak yang selalu menang dalam permainan ini. Latihan yang di jalani si bungsu Akashi ini sedikit berbeda dari latihan sebelum – sebelumnya. Jika di Teiko ia sudah mendapatkan latihan yang berat bahkan keras, di Seirin jauh berkali lipat beratnya dan setiap orang mendapatkan menu latihan yang berbeda. Kemampuan Aida Riko dalam melatih tak bisa di ragukan dan jangan lupakan pencatatan hasil latihan detail yang di tulis Momoi Satsuki, jadi jangan heran jika kemampuan setiap pemain meningkat dengan cepat.

"Tetsu-kun~~" Teriakkan gadis musim semi dengan surai merah muda menyambut selalu menyambt kedatangan Tetsuya dengan pelukkan mautnya.

"Aku tak bisa bernafas Momoi-san" ungkapan yang sama saat Momoi memeluk tubuhnya dengan erat. Walau sudah terbiasa sejak duduk di bangku SMP, tapi tetap saja pelukkan wanita itu setara dengan pelukkan kakak ke lima – Akashi Ryouta –.

"Mou~ padahal aku belum puas memelukmu" Bibir gadis itu di majukan pertanda ia tengah sedikit kesal, bukan Akashi Tetsuya namanya jika berbicara kasar, dengan lembut ia menepuk surai merah muda itu dan tersenyum manis.

"Gomen ne, mungkin lain kali" rona merah langsung menghias di pipi manis Momoi, ia mengangguk dan memandang dengan antusias.

"Un!" Sinar wajah yang berubah itu langsung membuat Tetsuya merasa lega. Tetsuya ingat betul nasihat dari sang ibu yang telah lama pergi, ia selalu berkata untuk bersikap lembut pada wanita dan tak boleh kasar.

'Anggaplah setiap wanita itu adalah Kaa-san, kalau kau menyakiti wanita, maka itu tandanya kau menyakiti Kaa-san' nasihat itu bergaung di kepala Tetsuya dan menjadikannya sosok yang lembut pada setiap wanita.

"Oi Akashi! Sampai kapan kau akan berlama – lama di sana?! Cepatlah, kita akan mulai berlatih untuk pertandingan besok" Teriak Kagami yang sudah sibuk dengan bola basket di tangannya.

"Tunggu Sebentar Kagami-kun" Teriak Tetsuya, beberapa detik setelahnya ia menatap Momoi yang masih setia di hadapannya "Aku berlatih dulu, Momoi-san" Mengangguk kecil dan tersenyum menjadi jawaban dari ucapan Tetsuya barusan. Dengan setengah berlari, Tetsuya menghampiri Kagami.

"Kau terlalu lama, Akashi" Protes Kagami.

"Sumimasen, kalau begitu kita mulai latihannya sekarang" Kagami mengulas senyum dan bersiap untuk mulai latihan dari permainan yang ia cintai, Basket.

Sebelum dimulai latihan, setiap pemain biasanya melakukan pemanasan berdasarkan intruksi dari sang pelatih. Selanjutnya mereka akan mulai latihan kelenturan dan latihan peningkat kekuatan, lalu saat waktu latihan tinggal 50 menit lagi, mereka akan mulai latih tanding sekaligus penyusunan formasi untuk bertanding. Tak jarang 5 menit sebelum pulang mereka akan mengadakan meeting singkat untuk mendengar penjelasan dari Momoi mengenai lawan – lawan yang akan mereka lawan dan tentu saja Momoi sudah memprediksi siapa saja yang akan menjadi lawan mereka selanjutnya.

White CrystalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang