isinya manis, kayak permen kapas

475 96 9
                                    

dengan semangat sekitar nol koma tujuh dari satu, yeonjun paksain dirinya buat ke kampus. dia masih ada kelas pagi dan setelah kelas pagi rencananya mau ke perpustakaan buat lanjutin skripsinya.

sampai sejauh ini, semuanya berjalan lancar dan gak ada yang aneh-aneh, sih. wooyoung udah teriak pagi-pagi--sampai kena lemparan sepatu dari changbin--kalau dia bakal bimbingan bab satu minggu depan sama pak changmin yang super ganteng itu di rumahnya.

"menurut lo gue harus pakai baju apaaaa?" teriak wooyoung sambil menggelayuti satu tangan yeonjun.

"gak usah pakai baju. kali aja pak changmin demen sama lo, kan lo montok." yeonjun asal jeplak doang, sungguh. tapi yang dia dapatkan langsung jambakan di rambut. "sakit, berengsek!"

"gue mau bimbingan bukan mau jual diri, ya, sat!"

"ya lagian pertanyaan lo kayak orang tolol!"

yah, intinya hari ini berjalan kayak biasa aja bagi yeonjun. aman, damai, dan terkendali.

jadi ketika dia berjalan ke perpustakaan kampus, suasana hatinya jadi lebih baik. dia akan mulai menghadapi fakta kalau dia punya tugas akhir yang harus diselesaikan dengan lapang dada. dia akan mulai menerima kenyataan kalau dia harus all out di skripsinya demi lulus sarjana--bodo amat cumlaude atau gak yang penting lulus.

khas semangat calon sarjana muda lulus tepat waktu.

dia langsung ambil spot yang nyaman buat ngetik di perpustakaan. ada satu tempat di lantai dua, tempatnya enak karena kursinya sofa dan dekat sama jendela. pencahayaan bagus, hembusan udara ac juga berasa, port charger dekat dari jangkauan, pokoknya enak banget nugas di situ. apalagi sekarang termasuk jam kuliah, gak banyak mahasiswa yang ada di perpus jadi yeonjun bisa merasa lebih bebas saat skripsian.

sebetulnya, gak begitu banyak yang bisa yeonjun pikirkan. dia ambil judul skripsinya dari tesis orang luar negeri--cuma dia ubah sedikit variabelnya dan tentu aja objek sampelnya. yang susah adalah bangun landasan teori dan gimana cara dia bisa parafrase kutipan dari buku tanpa mengubah maksud dari kutipan tersebut. biar gak kedeteksi plagiat di turnitin.

yeonjun tipikal orang yang gak bisa diem saat nugas. dia pasang earphone di telinga lalu setel lagu. joget kecil sendiri sambil nugas. sinar matahari pagi ini juga mendukung banget buat dia merasa (sedikit) berbahagia meski di hadapannya terbentang skripsi.

yah, intinya dia berusaha buat nikmatin tiap proses pengerjaan skripsinya meski lamaan pilih lagu di spotify-nya ketimbang ngerjain skripsinya.

beberapa menit--mungkin setengah jam--setelah yeonjun sibuk garap skripsinya, dia lepasin pandangannya dari layar laptop. niatnya sekadar buat istirahatin matanya dari layar, tetapi netranya langsung menangkap sesosok pemuda yang dikenalnya lagi jalan sambil bawa beberapa buku.

"taehyun!"

yeonjun panggil nama itu sebelum dia sadar kalau dia lagi ada di perpustakaan. beberapa pasang mata langsung menoleh ke dia dengan tatapan galak dan yeonjun nyengir minta maaf. 

"kak yeonjun!" yang dipanggilnya juga menoleh sebelum senyum cerah dan berlari kecil ke arahnya.

lucu banget padahal cuma lari kecil gitu doang. yeonjun gigit bibir bagian bawahnya dengan singkat, menahan rasa gemas yang membuncah sampai rasanya kayak mau teriak dan guling-guling. oke, lebay banget sial.

"ngapain di perpus, hyun?" tanya yeonjun. gak biasanya dia lihat anak fkh di perpustakaan. ah, ralat, emang yeonjun aja yang gak biasa ke perpustakaan jadi dia gak tahu.

"ehehe, nggak ngapa-ngapain, kak. mau belajar buat pretest lab anatomi besok." taehyun senyum manis sebelum dia melirik sofa panjang yang diduduki yeonjun. "sebelah kakak kosong, nggak?"

yeonjun mengerjap sebelum mengangguk, sedikit terkaget karena taehyun tiba-tiba tanya begitu. "e-eh, iya, hyun. kosong. mau duduk di sini?" yeonjun buru-buru menggeser barangnya yang cuma berupa tas ranselnya sama beberapa kertas diktat.

"mau, kak. makasih." taehyun langsung duduk di sisi lain sofa. "taehyun numpang duduk di sini buat belajar ya, kak."

masih agak kaget, yeonjun mengangguk lagi. jarak antara dirinya dengan taehyun gak lebih dari satu meter sekarang. "silakan. lagian sofanya bukan punya gue, kok."

taehyun tertawa kecil. manis.

alih-alih lanjut ngerjain skripsinya, yeonjun malah bingung sendiri. kepalanya berasa kayak permen kapas--kosong dan isinya gula doang karena sibuk lirik adek tingkat lucu yang lagi belajar.

taehyun belajar pakai ipad dan sesekali buka buku yang dia bawa tadi. yeonjun lihat gimana postur duduknya tegak tapi tetap kelihatan rileks. jari-jarinya yang kelihatan gak lebih panjang dari punya yeonjun sesekali menyentuh layar ipad-nya sebelum nulis sesuatu di atas sana pakai apple pencil-nya.

ditambah taehyun yang sekarang lagi pakai kacamata lingkaran--sesuatu yang belum pernah yeonjun lihat dari cowok itu--makin buat dia kelihatan kayak good student. plus makin ber-damage buat hati yeonjun.

"kak?"

terkesiap, yeonjun langsung ngerjapin matanya. "eh, iya kenapa hyun?"

dia bisa lihat kedua belah bibir ranum itu bentuk seringai kecil--mirip kucing. "kakak gak lanjut ngerjain tugas kakak? kenapa liatin aku?"

pertanyaan itu bikin yeonjun merasa ujung telinganya mendadak panas. dia dengan buru-buru fokus lagi ke layar laptopnya yang ada di atas meja, batinnya memaki kebegoan dirinya sendiri yang malah liatin anak orang.

"eh, ini mau dilanjut, kok, hyun." yeonjun nyengir sambil berusaha tekan rasa malunya. "maap tadi ngeliatin hehehe, keterusan."

lebih baik jujur, kan?

begitu terdengar ada suara kekehan lembut, yeonjun menoleh kembali ke sosok di sisinya.

taehyun, masih dengan tangan memegang ipad dan apple pencil-nya, tertawa ke arah yeonjun. matanya yang besar menyipit jadi bentuk lengkungan sabit dan deretan giginya yang rapi terlihat jelas.

cantik--

"kak, somehow you sounded like a freak for a second," komentar taehyun. meluncur begitu aja tanpa maaf dan tanpa permisi. wow, seharusnya taehyun sakit hati. "kakak liatin aku karena apa?"

yeonjun mengatupkan bibirnya rapat sebelum jawab. "karena lo enak aja buat diliat?"

saat ini yeonjun mungkin kedengaran makin kayak orang freak, tetapi taehyun ketawa lagi. kali ini dengan satu punggung tangan nutup mulutnya.

setelah taehyun ketawa, dia senyum.

"i take it as a compliment..." yeonjun bisa lihat ada rona tipis di pipi cowok semester dua tersebut ketika dia kembali fokus ke ipad-nya. "... so thank you, I guess?"

--banget.

.

selesai untuk 'isinya manis, kayak permen kapas'

.

a/n : no drama buat chap ini, mari tunjukan kebulolan yeonjun buat pacar adeknya.

makasih buat yang sudah baca <3

milyar milyar • yeontae ; bintaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang