II - bijeenkomst

98 16 1
                                    

Sang surya tak ingin menampakkan sinar, kabut tipis menggelayuti Corsell Dukedom. Petrichor karena hujan semalam menguar terasa menusuk saraf olfaktori. Meskipun begitu, derap kuda yang menarik kereta barang, keramaian di tiap sudut jalan tetap terlihat, aktivitas berjalan seperti biasa. Begitupun dengan sosok penerus sang Duke. Pemuda itu kini sedang menyesap teh disertai dengan kehadiran kedua sosok bangsawan beserta bawahannya.

"Sangat disayangkan kau harus pergi jauh dari sini, Luke." Earl muda itu meletakkan cangkir teh kembali di atas meja. Menyilangkan kedua kaki dengan anggun, ia kemudian bertopang dagu dan menatap Luke tajam. Helaan napas kecil terdengar. "Military Intelligence Britania akan kehilangan satu ahli strategi berbakat."

Luke tertawa kecil dan menggeleng. "Bagaimana lagi, ini tugas dari sang ratu dan ayah saya. Lagipula, masih ada Earl Moriarty, Ciel." Ekor matanya melirik pada sosok yang lebih tua dari mereka.  Rambut pirangnya terayun saat lelaki itu tersenyum dan meletakkan cangkir teh kembali. "Earl Moriarty bahkan lebih superior dari saya."

"Tidak, anda berlebihan dalam memuji saya, Sir Luke." William James Moriarty menggeleng dan menatap Luke penuh pengertian.

Sosok itu kini menjabat sebagai kepala Military Intelligence II milik Great Britain, mengingat sang kepala sebelumnya, tak lain dan tak bukan, Luke akan berangkat meninggalkan tanah kelahiran mereka dalam waktu yang sangat dekat.

Military Intelligence Britania merupakan bagian dari kemiliteran Britania dan terbagi menjadi enam kelompok. Di antaranya adalah kelompok yang kini dipimpin oleh Luke, bangsawan muda berbakat yang tentunya masih harus belajar akan banyak hal. Mereka berada di bawah perintah langsung Holmes—Mycroft Holmes.

Mereka berfokus pada strategi dalam negeri, seperti memantau ekonomi, laju pangan, perpajakan, kesejahteraan rakyat, juga mengawasi tingkah laku para bangsawan dan mencegah pemberontakan ataupun konfrontasi.

Sebenarnya, begitulah tugas yang harus mereka lakukan, tetapi kini mereka berfokus pada strategi pertahanan negara. Salah satu dukedom terus berusaha menginvasi wilayah, membangkang dari pemerintahan, tak ayal Great Britain turut terdampak hal tersebut. Permintaan dukungan perang terus berdatangan. Jika tidak ada sosok yang membantu, entah bagaimana nasib Luke saat ini.

Ciel Phantomhive dan William James Moriarty memiliki afiliasi pribadi dengan Luke. Mereka merupakan bawahan langsung Luke dan memegang peran paling penting dalam organisasi. Jika Ciel bertugas mengawasi dunia bawah secara tersembunyi dan memanfaatkan segala isinya, maka William memantau dunia atas dengan menjadi profesor di salah satu universitas di Durham.

Berbagai informasi penting dapat ia terima mengingat telinga William yang tersebar di penjuru London. Pemberontakan akan segera terendus dan teratasi tanpa ada darah yang tumpah. Lelaki itu muak akan strata sosial serta bagaimana cara bangsawan memperlakukan rakyat. Jika saja Luke tidak hadir dan merekrutnya ke dalam Military Intelligence, mungkin saat ini nama Moriarty telah tercoreng dan menjadi buronan.

Ciel Phantomhive menatap sosok yang lebih tua darinya, "Kudengar, Holland masih menduduki wilayah yang terdiri atas kepulauan tersebut, Luke. Warga di sana masih menaruh kesal terhadap kita, warga Inggris. Sebaiknya kau berhati-hati."

Menyimak obrolan kedua pemuda yang lebih muda darinya, William hanya menyesap teh dalam diam, menatap arah perbincangan yang kian serius. Sesekali menimpali dan sedikit membahas tentang pekerjaan.

"My Lord." Sebastian—pelayan dari Ciel membuka suara. Ia mengukir senyuman dan menatap sang tuan penuh arti. "Sudah waktunya."

Mendengar perkataan sang butler, Ciel mengangguk. Ia kemudian berdiri dan membungkuk kecil.

In BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang