Crazy Over You

304 41 3
                                    

Dengan bantuan Taehyung, Jihyo berhasil membawa Jungkook ke rumah sakit. Rasanya lebih baik Taehyung yang terluka daripada melihat Jihyo harus menangis. Dokter dan perawat disana dengan sigap menerima Jungkook dan memasukkan pria itu dalam ruang perawatan.

"Jungkook dia terluka karenaku, Taehyung.. Hiks... Dia terluka karenaku" Jihyo menangis dan selalu menyalahkan dirinya.

Taehyung yang tidak tega membawa gadis itu dalam pelukannya. Hatinya merasa teriris ketika Jihyo menangis untuk pria lain. Sedangkan disaat ia sakit, tak seorangpun berada disisinya. Lagipula itu salah siapa? Tentu saja salah Taehyung yang selalu menutupi keadaannya sendiri.

"Dia menyelamatkanmu Jihyo. Itu bukan salahmu, sekarang kita menunggu disini ya, kita tunggu penjelasan dokter"

Jihyo mengangguk setuju. Taehyung selalu bisa membuatnya menurut. Kini mereka berdua menunggu di lorong sepi ini. Sudah setengah jam lamanya Jungkook didalam sana. Tapi tak seorang pun dari dalam ruangan memberi kabar. Jihyo juga belum sempat memberi tahu ayah dan ibu Jungkook.

"Apa Jungkook terluka parah? Bagaimana jika dia tidak bangun lagi?"

"Shut.. Kau tidak boleh berpikir seperti itu. Jungkook pasti akan bangun. Lupakan sejenak, kau belum makan kan? Aku memesankan makanan untukmu, dan untuk baju gantimu... Aku ada hoodie didalam mobil"

"Taehyung aku tidak lapar"

"Kau harus makan. Jungkook pasti sadar. Kalau kau lemah, siapa yang nanti akan bertengkar lagi dengannya hm?" Canda Taehyung.

Ulasan senyum terbit dibibir Jihyo. Gummy smile itu selalu membuat hati Taehyung bergetar entah karena apa. Sampai saat Tuhan benar-benar membuatnya pergi, Taehyung berjanji akan mengembalikan Jihyo pada pemilik sebenarnya.

Seorang dokter keluar dengan melepas sarung lateks. Membuka masker dan menghampiri dua orang yang duduk termenung.

"Dokter bagaimana keadaan Jungkook?" Tanya Jihyo segera.

"Apa kalian keluarga dari tuan Jungkook?"

"Kami..."

"Aku tunangannya, jadi bagaimana dokter?" Ucapan Taehyung terpotong.

Pria itu menatap sekilas Jihyo. Tangannya mengepal. Menahan rasa sesak dalam relung dada. Kehidupan memang tak mau dia bahagia barang semenit. Dunia hanya mau pengorbanannya, bukan kebahagiaan.

"Pemeriksaan lainnya sudah selesai. Tapi tuan Jungkook kekurangan darah. Apa dari keluarga mempunyai darah A rhesius?"

Jihyo menggeleng pelan. Darahnya adalah O. Bagaimana ini? Gadis itu memegangi kepalanya bingung. Seketika ginjalnya merasa sakit. Pikiran memang sangat mempengaruhi kesehatan.

"Bagaimana ini? Aku tidak mempunyai darah yang sama? Hiks, Taehyung aku harus apa?" Lagi dan lagi Jihyo hanya bisa menangis.

'Sebegitu pentingkah Jungkook bagimu sekarang Jihyo?'

Taehyung menarik Jihyo untuk didekapnya. Matanya memejam sesaat. Melepaskan nafas yang ia tahan karena perasaan yang....memilukan.

"Darahku A rhesius. Berikan darahku untuk Jungkook. Aku akan mendonorkan darahku untuknya"

Jihyo mendongak melihat Taehyung berkata demikian. Pria itu... Aneh. Bukankah mereka sering bertengkar? Lalu kenapa Taehyung mau memberikan darahnya secara sukarela?

"Lihat? Kau tidak perlu menangis lagi. Sekarang biarkan aku pergi" Taehyung melepas Jihyo dan mengikuti arah dokter pergi. Pria itu berkata tanpa menatap mata Jihyo.

Miss My RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang