Hurt Marriage?

300 43 10
                                    

Gaun berwarna putih tanpa lengan itu membalut tubuh seorang Park Jihyo. Rambut yang diurai panjang dihias manik-manik menambah kesan glamor pada calon istri Jeon Jungkook. Wajahnya yang cantik sudah menyempurnakan penampilan pada malam hari ini.

"Bisa tinggalkan aku sendiri? Aku butuh privasi" Ucap Jihyo pada perias.

"Tapi nona, tinggal 10 menit waktu anda bersiap"

"Tolong..." Pinta Jihyo.

"Tinggalkan Jihyo sendiri, aku akan menemaninya. Dia akan tiba dialtar tepat pada waktunya" Ujar lelaki tinggi berjas abu-abu.

Perias itu mengangguk dan meninggalkan mereka berdua. Chanyeol menatap paras ayu adiknya melalui pantulan kaca. Jihyo memang cantik. Sangat. Tapi ada keraguan dalam ekspresinya. Chanyeol tahu, karena pernikahan ini hanyalah bentuk balas budi.

"Jika saja aku bisa membawa pria yang kau cintai kemari dan menikahimu Ji, pasti akan menyenangkan melihat wajahmu yang bahagia" Chanyeol memeluk adiknya dari belakang. Mereka saling menatap melalui pantulan kaca.

"Inilah jalanku Oppa, aku tidak akan pernah memiliki pria yang kucintai. Gwenchana, aku percaya kalau suatu saat aku bisa bahagia dengan apa yang menjadi pilihanku" Jihyo tersenyum sendu.

"Thomas...apapun yang terjadi, kau tetap menjadi adikku bukan? Kau tidak akan melupakan kedua kakakmu kan?" Tiba-tiba saja Jimin muncul di antara mereka.

"Aku hanya menikah Oppa, bukan untuk meninggalkan kalian" Gadis itu terkekeh.

Mereka bertiga saling berpelukan. Saling menguatkan. Perasaan tidak rela disaat seorang kakak laki-laki melepas adiknya untuk menjadi bagian dari keluarga lain. Terlebih Jimin. Dia melukai perasaan orang lain. Bukan hanya satu. Tapi banyak yang berkorban untuk ini.

"Sudah waktunya, ayo Jihyo" Ucap nyonya Park tersenyum.

Sedari tadi ternyata nyonya Park melihat ketiga anaknya saling merangkul berbalut tangisan. Entah kebahagiaan atau kesedihan.

"Jadilah putriku yang membanggakan Jihyo. Eomma akan terus berdoa agar kau selalu bahagia dalam hidupmu bersama Jungkook hingga maut memisahkan kalian. Eomma akan terus ada untukmu"

"Jihyo sayang eomma" Putri kecil itu menangis memeluk sang ibu.

"Sudahlah, kita harus segera kesana. Don't cry baby. Percayalah hari ini adalah jalan awal kebahagiaanmu, understand?" Jihyo mengangguk paham.

•°•

"Kau yakin akan pergi kesana? Dengan kondisimu yang seperti ini?"

"Aku harus bertemu tuan putriku untuk hari kebahagiaannya. Tapi jangan sampai ia melihatku. Kau bisa mengaturnya bukan?"

Gadis itu mengangguk. Lalu dengan perlahan mendorong kursi roda saudaranya itu pergi menemui pujaan hati.

•°•

Disana sudah banyak tamu berjajaran rapi menunggu pernikahan sakral ini dimulai. Jeon Jungkook telah berdiri dengan jas tuxedo Louis Vuitton berwarna abu. Tangannya berkeringat dingin. Gugup. Tentu saja. Menikahi Jihyo adalah impian yang tak pernah ia pikir jadi kenyataan.

"Jangan gugup, Nak. Seorang Jeon tidak pernah takut apapun" Ujar sang ayah.

"Putra eomma sudah dewasa sekarang. Kau terlihat sangat tampan. Terimakasih telah membawa Jihyo menjadi menantuku, sayang" Nyonya Jeon mencium kening putranya.

Miss My RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang