Dalam dua pekan, Jungkook masih setia menjaga Jihyo tanpa bantuan siapapun. Ia berusaha mendapatkan hati Jihyo bagaimana pun caranya. Ia meninggalkan pekerjaannya untuk sementara waktu dan memilih work from home. Senandung lagu selalu terdengar di pagi hari ketika ia mengawali harinya dengan berbagai kegiatan.
Pertama, ia akan membersihkan diri dan menggunakan pakaian kasual. Selanjutnya ia akan menyiapkan sarapan untuk tuan putrinya. Park Jihyo yang kali ini memberinya kesempatan untuk berubah. Tiga kali dalam seminggu, Jungkook rutin mengantarkan Jihyo untuk terapi kaki. Waktu sisanya akan digunakan Jihyo untuk berlatih sendiri dirumah.
Ada kalanya gadis itu menyerah. Kakinya bahkan tak bisa berdiri walau hanya untuk 10 detik saja. Disitulah peran Jungkook bermain. Memberi sepatah dua patah kalimat penyemangat agar gadis itu tak langsung menyerah begitu saja.
"Ini sudah dua minggu kau tidak bekerja Kookie. Ayolah, aku masih bisa sendiri jika hanya menunggumu pulang dari kantor"
Hari ini jadwal bagi Jungkook mengantarkan Jihyo memutari taman komplek. Suami istri itu terus saja berdebat selama perjalan. Jihyo yang merasa mampu melakukan apapun secara mandiri dan Jungkook yang tak ingin Jihyo sendiri. Sebenarnya hal yang paling Jungkook takutkan adalah, saat Taehyung datang dan akan mengubah cara pikir Jihyo mengenai dirinya. Ia tidak akan membiarkan Taehyung mengambil Thomasnya.
"Bagaimana bisa aku bekerja sedangkan sekertarisku selalu bolos dan diam dirumah?"
"Mmm... Kalau begitu kau mengizinkanku bekerja dari rumah? Itu juga tidak buruk"
"Tidak juga. Kau harus benar-benar pulih"
"Aku sehat. Kau bisa melihatku mampu memukulmu lagi. Dirumah sepanjang hari denganmu membuatku bosan"
"Kau belum pulih, lagipula aku pemilik kantor untuk apa aku repot memikirkan hal itu"
"Aku memang belum bisa berjalan.... "
Ucapan Jihyo berhenti sejenak. Gadis itu memijat kedua sisi pahanya dan menunduk. Ia rindu bisa berjalan, berlari seperti dulu. Tak tahu sampai kapan kakinya akan terus lumpuh.
"Hanya kakiku yang belum bisa berjalan. Tapi otak dan tanganku masih berfungsi dengan baik" Lirihnya.
"Maaf. Maafkan aku karena membuatmu seperti ini Thomas"
"Sudahlah, jangan membuatku teringat masa itu lagi. Aku sedang menerima takdirku sekarang"
Jungkook tersenyum sendu. Ia mengenggam tangan istrinya itu lembut. "Aku berjanji setelah ini hanya akan ada kebahagiaan diantara kita" Ucap lelaki itu mengecup kedua tangan Jihyo.
•°•
Kata orang, ada dimana saat berlalu ketika usaha tidak membuahkan hasil. Itulah yang saat ini Jimin alami. Dunia begitu banyak wanita yang pasti bisa menerimanya dengan cinta yang tulus. Jika saat itu ia menjadi pejuang untuk mendapatkan cinta, kini ia memilih mundur untuk mengikhlaskan gadis itu kemanapun ia pergi.
Bosan tak melakukan apapun, kali ini Jimin memilih untuk bersantai di cafe yang tak jauh dari tempat Chanyeol bekerja. Ibu dan ayahnya melarang Jimin mendekati Jihyo sementara waktu agar memberi suami istri itu kesempatan untuk menjalin hubungan yang lebih baik. Cih- Jimin tak yakin itu berbuah manis.
"Bagaimana ini?! Kita harus membawanya ke rumah sakit"
"Hei! Aku tidak mau menjadi saksi kecelakaan, biarkan saja oranglain"
Suara keributan itu mengalihkan pandangan Jimin. Banyaknya masa yang sedang berkumpul di tepi jalan itu menganggu dirinya.
"Keributan apa ini?" Jimin melerai dua gadis yang beradu opini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss My Regret
FanfictionKesalahan membuat mereka terpisah. Pilihan membuat mulut itu tak bisa mengatakan hal yang sejujurnya. Ketika perjuangan seseorang pun juga hadir diantara mereka tanpa permisi membuat kisah itu sedikit menarik. Lalu seberapa jauh mereka akan bertahan?