MENCOBA SABAR 🍃

71 25 46
                                    

Sampai di rumah Fikri, Hana langsung memberanikan diri untuk bertanya kepada Fikri!!!

"Kamu kenapa mau menikah dengan aku?"
"Padahal di luar sana kamu masih berkomunikasi intens dengan perempuan lain?!"
"Sebetulnya kamu tidak suka dengan perjodohan ini kan?"
"Yang kamu inginkan hanya status saja dalam pernikahan ini!?!"
"Kamu hanya ingin menjadi anak yang patuh saja untuk orang tuamu, sedangkan kamu sendiri sebetulnya sudah memiliki calon pasangan hidup sendiri, Iya kan Fik???"
"Maafkan orang tuaku yang menginginkan pernikahan ini, aku pun ingin meminta maaf kepada calonmu...!"

(ucap Hana dengan perasaan bersalah)

Percakapan dari hati ke hati yang diharapkan Fikri itu dimulai oleh Hana!
Kini Fikri pun menjawab pertanyaan Hana satu persatu...

"Pertanyaan kamu banyak sekali, aku jawab jujur yaa Han!"
"Aku memang ingin menjadi anak yang berbakti untuk orang tuaku.!"
"Kita pun disini belum sempat mengenal satu sama lain, aku belum menyukaimu, belum menyayangimu, dan belum mencintaimu.!"
"Tapi kenapa aku menyetujui permintaan orang tuaku untuk menikah denganmu?"
"Karena aku ingin membalas kasih sayang mereka selama ini kepadaku!"
"Kapan lagi aku bisa membalas jasa mereka?"
"Semoga dengan pernikahan ini, aku bisa membuat mereka bahagia."
"Aku sedang tidak dekat dengan wanita lain sebelum menikah denganmu Han, kenapa kamu berpikir kritis seperti itu?"
"Apa kamu pernah disakiti oleh pria diluar sana sebelum menikah denganku?"

(jawab Fikri yang balik bertanya kepada Hana)

"Tidak, aku hanya khawatir saja jika pernikahan kita ini menyakiti hati seseorang diluar sana!"

(kata Hana yang tidak mau Fikri tahu jika sebetulnya dia pernah merasakan kecewa)

"Alhamdulillah tidak Han, tidak ada wanita lain yang aku dekati sebelum aku bertemu denganmu!"
"Oh iyaa, boleh kita bertukar nomor WhatsApp?"
"Karena selama ini kita belum bertukar nomor WhatsApp bukan?"
"Kita saling mengenal satu sama lain dulu saja yaa, dan aku pastikan tidak ada orang lain diantara kita berdua!"

(ucap Fikri meyakinkan)

"Iya boleh, dan ada satu lagi yang mau aku katakan sama kamu Fik!"
"Aku tidak bisa satu kamar dengan kamu, karena kita belum saling mencintai, kita tidak bisa melakukan apa yang dilakukan oleh pasangan suami istri seperti biasanya!"
"Aku harap kamu paham dan jangan berani macam-macam denganku, kita harus jaga jarak!"
"Kita bisa satu rumah, kita bisa melakukan aktivitas seperti biasanya tanpa menghiraukan keberadaan masing-masing!"

(ucap Hana tegas)

Fikri tersenyum mendengar permintaan Hana, dia hanya mengangguk, tanda menyetujui semua permintaan Hana tanpa rasa marah sedikitpun.

"Yaudah kalau gitu aku mau istirahat, tolong tunjukkan kamar aku dimana?!"

(tanya Hana yang mulai risih)

Sebenarnya Hana belum siap satu rumah dengan laki-laki yang belum dia kenal seperti Fikri!

"Sebentar Han, aku boleh minta satu permintaan?"

(tanya Fikri dengan lembut)

"Apa itu?"

(jawab Hana sangat tegas karena merasa takut oleh permintaan Fikri)

"Aku ingin membacakan Al-Qur'an setiap malam untuk kamu, sebelum kamu tidur."
"Karena aku sudah berjanji kepada diriku sendiri, jika aku menikah nanti, aku akan membacakan Al-Qur'an untuk istriku setiap malamnya."

SAKINAH [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang