05.

2.6K 231 18
                                    

Mansion Hyuga sedang terdengar keributan. Apalagi kalau bukan Hiashi yang sedang memarahi anak gadis sulungnya yang sedang menggendong bayi didalam kediamannya.

"Ayah... Sebelum Hinata disegel, Hinata ingin merasakan mengurus bayi." ujar Hinata mencoba membujuk pemimpin klan Hyuga itu.

"Kenapa kau jadi pembangkang seperti ini Hinata? kau sekarang sering bergaul dengan ninja pelarian itu kan?" suara Hiashi meninggi saat mengingat anaknya itu sering bertemu dengan Sasuke dirumah Uchia bungsu itu.

"Itu yang membuat kau mengikuti perilakunya dan sekarang mulai membangkan!" "Ayah cukup! berhenti menghina Sasuke-kun. Ia sudah bertobat dan melindungi Konoha, kenapa kalian selalu membencinya?" bantah Hinata.

Waja Hiashi mengeras, anak perempuan ini seperti bukan anaknya Hinata. Hinata mulai menangis, ini adalah satu-satunya cara membujuk ayahnua.

"Ayah... tolong berikan ijin untuk merawat anak ini sementara sebelum Hinata disegel." bujuk Hinata. "Kenapa kau terus berkata seakan-akan kau akan disegel?" Hinata mendekat, ia tersenyum kepada ayahnya sambil memeluknya.

Hiashi kaget melihat tingkah anaknya itu. Selama ini mereka tak pernah berpelukan seperti itu. "Aku mohon padamu sebagai ayahku bukan sebagai ketua klan. Berhenti menjodohkanku dengan pria-pria manapun. Aku tidak akan menikah dengan orang yang tidak aku cintai, aku lebih bahagia kalau aku disegel." kata Hinata.

Hinata tak mendengar jawaban apapun, akhirnya ia melepaskan pelukkanya. "A..Ayah.." Hiashi berlinang air mata melihat Hinata. Melihat anak itu mengingatkannya pada istrinya yang telah lama meninggal. Wajah ayunya, hati yang lembut. 

Ia tahu betul anaknya itu. Hinata bukanya gadis yang lemah, namun Hinata memiliki hati yang lembut dan penuh kasih sayang, gadis sulungnya itu membenci kekerasa.

"Ayah sudah kehilangan ibumu... Apakah kau tega melihat ayahmu ini kehilanganmu?" Hiashi memeluk Hinata, sedangkan yang dipeluk sedari tadi teriak pelan.

"Tolong jangan siksa ayahmu lagi."


....


Sedangkan dikantor hokage, Kakashi duduk termenung memikirkan sesuatu. "Kakashi-sensei, apa yang kau pikirkan?" tanya shikamaru sambil memantik rokoknya. Nyebat dulu geysss..

"Aku memikirkan nasib Hinata, dua bulan lagi Hanabi akan diangkat menjadi penerus selanjutnya. Jika ia tak menikah, ia akan segera disegel."ucapnya.

"Bagaimana kalau saya rekomendasikan Gaara?" "Kazekage-sama?"


...


"Bisakah kau menemaniku memakan ramen?" tanya Gaara pada Hinata yang sedang berjalan bersama. Hinata mendapatkan panggilan dari kantor Hokage tenyata ia mendapatkan misi menemani Gaaara. Akhirnya ia meninggalkan Ketashi bersama maid.

"Ha'i" jawab Hinata. Merekapun berjalan berdampingan bersama dan sesekali saling menegur sapa dengan penduduk yang berpapasan dengan mereka. Sesekali juga mereka dikatai cocok oleh para ibu-ibu.

Gaara melirik kearah Hinata. Gadis bermata bulan itu memang mencuri perhatiannya semenjak ujian Chunin. Hinata begitu menarik perhatian Gaara karna ia adalah gadis yang tulus mencintai Jhinjuriki, yakni sahabatnya Naruto.

Pria berambut maroon itu mendapat surat dari Hokage bahwa klan Hyuga membuka lamaran untuk putri sulung Hiashi, Hyuga Hinata.

Ia berencana melamar Hinata, namun ia akan bertanya pada Naruto terlebih dahulu. Ia tahu bahwa Hinata begitu mencintai Naruto dan Naruto yang begitu mencintai rekan setimnya yaitu Haruno Sakura. Namun ia ingin mendengar sendiri dari Naruto bahwa ia tidak mencintai Hinata.

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang