01.

7K 379 42
                                    

Disebuah lapangan bermain, banyak anak -anak kecil bermain. Langit jingga mulai meredup, bertanda laingit malam akan segera mengambil tempat.

"Yosh! Setelah lulus dari akademi aku akan menjadi shinobi terkuat lalu menjadi Hokage. Lalu Sakura akan menjadi istriku, dattebayoooo." ucap seorang anak kecil laki-laki berambut blonde dengan wajah cengegesan. Ia bersama teman-teman cowok sebaya dengannya duduk dipinggiran lapangan.

"Hei Sasuke!!! wanita seperti apa yang akan menjadi istrimu nanti ttebayoo?" ucap anak laki-laki itu lagi, sambil menoleh kearah temannya yang berambut raven disampingnya. Seperti tadi, anak itu yang tak lain bernama Sasuke sama sekali tak berminat mengubris teman sebayanya yang berambut blonde itu.

Kesal karna diabaikan temannya, anak kecil berambut blonde itu menggunjang bahu milik Sasuke. Merasa terganggu, Sasuke dengan asal menunjuk kearah jalanan, sebrang lapangan yang kebetulan terlintas seorang pria parubaya yang diekori gadis kecil bermata putih keunguan.

"Sasuke ternyata diam-diam menyukai Hinata-chan, ttebayo...." ucap teman blondenya disertai siulan-siulan menggoda. Sasuke mengabaikan si blonde itu dan menatap lurus kedepan. Menuggu langit jingga yang kian meredup. 

......

Beberapa belas tahun kemudian....


Seorang gadis cantik bermata bulan itu menatap sayu makam bernisan "Hyuga Neiji". Ia membersihkan kubur itu lalu mengganti bunga yang sudah kering dengan bunga yang baru. Gadis itu tak lain adalah Hyuuga Hinata. Perang dunia ninja ke4 yang merenggut nyawa kakak sepupunya itu telah usai 2 tahun yang lalu. 

Desa Konoha makin maju dibawah pimpinan Hokage ke6, Hatake Kakakshi. Sebelum berangat atau sesudah menyelesaikan misi, Hinata selalu mengunjungi pusaran terakhir sang kakak. Hinata merasa kehidupannya kian tak berarti. Perasaannya yang sedari kecil berlabuh pada seorang pria penyuka ramen yang tak lain Uzumaki Naruto, kian mustahil untuk terbalaskan.

Bahkan momen dirinya melindungi Naruto saat Akatsuki melawan desa dan pengakuannya, juga pada peperangan ninja ke4 juga tak berarti apa-apa bagi Naruto. "Neji-nee, aku akan tetap mencintai Naruto-kun. Namun, aku akan berhenti berharap ia akan membalas perasaanku. Mungkin perasaan yang ia miliki terhadap Sakura-chan sebesar perasaanku padanya, aku akan merelakan ia bhagia dengan pilihannya."

"Oh iya Neji-nee, kurang lebih 4 bulan lagi Hanabi akan diangkat sebagai pewaris senjutnya. Entahlah apa yang akan terjadi padaku selanjutnya." Hinata tersenyum getir. "Aku memang sangat lemah, walaupun jika aku kuat, aku tak akan membuat Hanabi yang akan disegel." Setelah mencurahkan semua keluh kesahnya hingga langit gelap mulai mengambil alih.

...

Hinata berjalan menyelusuri komplek Uchia. Entah apa yang ada didalam pikiran gadis ini yang begitu tertarik dengan komplek seram penuh dengan desas-desus angker itu. Dibalik sikap Hinata yang pemalu dan lembut, Hinata menyukai tempat sunyi dengan sejuta misteri ini.

Pemukiman Uchia ini nampak sangat tak terurus. Matanya menangkap pemandangan indah yang tak bisa ia abaikan begitu saja. Dan disinilah ia berdiri, di sebuah jembatan dengan sebuah danau seluas mata memandang. Banyak kunang-kunang yang berterbangan disekitar pepohonan yang mengelilingi danau itu. Hinata meraup banyak oksigen, dan penghembuskan nafasnya perlahan, sungguh sangat tentram.


BUGH

Hinata terlonjak kaget mendengan suara sesuatu yang jatuh tak jauh darinya. Hinata tak tau apa yang ada di hadapanya belum lagi penerangan disini tidak ada, hanya cahaya remang-remang dari kunang-kunang. Hinata memantapkan hatinya untuk menghampiri "sesuatu" itu. 

"U..uchi..uchia-san" Hinata terkejut saat menyadari ternyata adalahSi bungsu Uchia, Uchia Sasuke. Hinata terus menepuk pipi Sasuke sambil mengobati alakadarnya dengan cakra hijaunya.

.....


Hinata bingung bagaimana caranya membawa Sasuke kerumah sakit atau bingung minta tolong kesiapa. Pasalnya adik dari Itachi pacarnya Author ini tidak sadarkan diri, sehingga akan sulit untuk membopongnya.

Karna sepulang dari misi Hinata belum  pulang sehingga peralatan misinya masih ada, akhirnya gadis indigo itu menggelar tempat tidur kecil disebuah bangunan dekat danau itu. Dengan susah payah ia membaringkan Sasuke disitu.

.....


"Sasuke-kun... akhirnya kau bangun hiksss..." Sakura terisak. "An..Ano Sakura-chan, karna kau sudah disini ak..aku akan pulang dulu" Hinata yang sedari tadi duduk tak jauh dari mereka akhirnya membuka suara. Tak terbayangkan bagaimana marahnya, Hyuuga Hiashi mengenai anak perempuan sulungnya yang belum kunjung pulang setelah selesai menyelesaikan misi. Sasuke menatap Hinata, entah apa yang dipikirkan gadis lemah itu mengunjungi kediaman Uchia.

"Terimakasih Hinata, kau sudah memberikan pertolongan pertama pada Sasuke." Hinata sekedar mengangguk lalu beralih ke Sasuke, entah kenapa mengingat bagaimana bentuk kediaman Uchia tadi pasti begitu banyak kenangan pahit yang begitu menggores mentalnya yang kala itu masih bocah.

"U..uchia-san, se..semoga kau cepat sembuh" ucap Hinata sambil menundukkan wajahnya. Melihat sasuke yang menatapnya begitu tajam, mungkin ia marah pada Hinata karna memasuki area kawasan Clannya. Saat hampir meraih knop pintu, pintu itu terbuka sendiri lalu mucul pria berambut blonde dengan senyum mataharinya.

Hati hinata berdesir hebat,  ia mengepalkan tangannya menahan malu. Wajahnya bak kepiting rebus. Ia linglung hampir terjatuh nampun Naruto  menahan pingangnya. Merasakan keadaan absurd ini hinata langsung berlari kabur.

...


Sasuke sedang berbaring sambil menatap langit-langit ruang inapnya itu. Pikirannya mengarah keara wanita berambut indigo yang tak lain adalah Hyuuga Hinata. Ia sudah berusaha masa bodoh dengan gadis yang menurutnya sangat lemah itu, namun ia penasaran apa yang ada diotak gadis itu sehingga beraninya datang malam-malam terlebih ia sendirian keperumahan Uchia. Terlebih lagi tatapana aneh yang ia lemparkan kepada dirinya. Bukan tatapan takut, tatapan menghina, apalagi tatapan cemooh. Namun, tatapan yang begitu  dalam namun hangat.

Toktoktok...

Sasuke menatap kearah pintu, siapa yang mengunjunginys? awalnya ia tidak begitu perduli namun ia merasakan cakra tak asing tapi bukan Naruto, Sakura, ataupun Kakashi. Pintu berdecit pelan lalu muncul wajah dengan surai indigo itu. Gadis itu yang tak lain adalah Hinata langsung kikuk saat menyadari ternyata Sasuke sendirian. 

"A..ano Uchi..a-san, aku ber..rencana mengunju..jungi Kiba-kun yang kebetulan juga sedang dirawat. A..ku memasa.k.. untuknya jadi a..aku juga se..sekalian memasaan untukmu." ucap Hinata, sepertinya gadis itu memiliki penyakit gagap akut.

Tanpa melihat Sasuke, gadis itu sadar si Uchia satu-satunya yang berada dimuka bumi ini sedang menatap tajam dirinya. Dengan langkah pelan hinata meletakan bekal itu dinakas samping Sauke. "Apa yang kau lakukan malam-malam di pemukiman clan uchia?"

Suara berat itu begitu menusuk hingga jantung hinata. "Aku... merasa disana tempat indah dan tenang" jawab Hinata sambil tersenyum kearah Sasuke.


deg!!!

Senyumanya begitu mirip dengan ibu.





tbc.

hei... gimana para readers??? jelek kah huhuhuhu

jgn lupa vote yah

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang