04.

2.7K 290 18
                                    

Kini sudah memasuki pertengahan bulan desember, salju saling berlomba menapaki tanah. Hinata berjalan ke kediaman Uchia, gadis itu terus menggosokan kedua tangannya sambil meniupnya. 

Suasana ini mengingatkan saat ia pertama kali bertemu Naruto. Waktu itu saat kecil mereka bertemu dijalan yang penuh dengan salju dan Naruto mengantar Hinata pulang. Kenangan yang manis bukan?

Namun sekarang Hinata akan meninggalkan harapannya untuk bersama Naruto. Ia paham dengan penatian Naruto pada Sakura, sama seperti penantian ia terhadap Naruto. Ia tak ingin Naruto merasakan apa yang dirasakanya sekarang, ia sungguh tak ingin melihat Naruto sedih.

Maka sudah ia putuskan untuk membuang harapannya, memang hati tak bisa ia paksakan tapi hati juga pasti tahu mana yang terbaik.

Lagian Sakura sangat pantas mendapatkan Naruto ketimbang dirinya. Gadis berambut pink yang sedari kecil bersama Naruto dan tentunya ia lebih mengerti Naruto dibandingkan Hinata.


"UCHIA-SAAANNN!" Hinata lalu terkikik geli. Ia merasa lucu pada dirinya sendiri karna dengan percaya dirinya begitu menaik drastis jika bersama Sasuke. Tidak adakan ada lagi gugup, gagap, dan tidak percaya diri. Sasuke adalah tipe orang yang tidak perduli dengan sekitarnya, hal ini membuat Hinata bebas mengekspresikan dirinya.

CEKLEK!!!

Sasuke membuka pintu lalu Hianata dengan semangat45nya ia masuk tanpa permisi . Ia meletakan tas yang berisi masakanya. Ia mengambil Syal Biru mudah pada Ketashi. 

Perasaan asing itu lagi-lagi tanpa permisi menghinggapi hati Sasuke. Hatinya yang telah lama kosong seakan terasa terisi penuh saat perasaan hangat itu mengginggap pada hatinya.

Kehangatan itu berasal dari gadis di depannya itu. Wajah ayunya tersenyum penuh kasih pada Ketashi yang berada dalam gendongannya. Hinata selalu mengingatnya pada ibunya.

"Oh iya... kalau kau pergi mengerjakan misi, dengan siapa Ketashi nanti?" tanya Hinata. "Aku menitipkanya pada Karin, dimarkas Orochimaru." Jawab Sasuke.

"Bagaimana kau bisa menitipkannya pada mereka? Lain kali biar aku yang menjaganya." Ujar Hinata. Ia begitu terkejut dengan jawaban Sasuke. Yang benar saja? Ketashi yang imut ini dititipkan pada markas penelitian Orochimaru? membayangkan Ketashi  disana bersama orang-orang yang menurutnya tidak normal membuat dirinya merinding.

"Memangnya kau tidak ada misi?" "Tidak ada... Lagian sedikit lagi aku akan disegel. Sebelum itu terjadi aku akan menjaga bayi yang menggemaskan iniiiii...." jawab Hinata sambil mencium pipi Ketashi gemas. Sasuke juga merasa gemas, namun penyebabnya ada hinata.

DEG!

"Apa maksudmu disegel?" Sasuke merasa jantungnya diremas. "Entahlah." jawab Hinata sambil tersenyum tulus pada Sasuke.

"Hei Hinata!!!" panggil Sasuke dengan suaranya lebih berat dari biasanya, menandakan Uchia bungsu itu sedang serius.

Mendengar namanya dipanggil tanpa marga, dan hawa Sasuke yang berbeda membuat jantung Hinata berdegub kencang.

Sasuke perlahan berjalan maju mendekat keara Hinata  membuatnya berjalan mundur.

bugh..

Hinata sudah bersandar pada tembok, sudah tidak ada lagi jalan keluar. Sasuke mengurungnya dengan sebelah tangannya, sambil terus menipiskan jarak diantara mereka. Tatapannyapun begitu tajam.

"Ano..U.chia-" "Mengapa kau terus memanggilku dengan margaku terus? Waktu kejadian kedua di danau kau memanggil namaku. Lalu seterusnya kau memanggilku lagi dengan sebutan margaku, seakan aku adalah orang asing." potong Sasuke.

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang