02.

4.2K 310 23
                                    

Happy Reading.......


Hidup dengan takdir Hyuuga memang sudah digariskan sejak lahir pada Hyuuga Hinata. Dipandang lemah oleh Clannya memang bukan hal baru bagi Hinata. Sebagai anak sulung pemimpin Clan, Hinata dituntut harus bisa segala hal. 

Peraturan dan tradisi yang begitu mengikat seakan begitu menjerat Hinata. Banyak korban yang sudah berjatuhan dan tersakiti karna peraturan dan tradisi kolot yang sudah dijaga secara turun temurun.

"Aku tak sekuat dirimu Neji-nee" ucap Hinata sambil terisak. Disinilah, dimana tempat ia mencurahkan keluh kesahnya. Gadis berambut indigo itu berdiri sambil memandang pusaran makam kakak sepupunya itu, lalu berlalu hendak menjalankan misinya selanjutnya.

...

"Hinata-chan" seru Kiba. Hinata mengangguk mengerti. "Byakugan!" Hinata mengaktifkan Byakugannya menelusuri lembah dibawah mereka. Saat ini tim8 mendapatkan misi untuk mencari tahu penyebab menghilangnya wanita-wanita yang melintasi lembah ini.

"Aku melihat ada pemungkiman dekat lereng itu." jawab Hinata sambil menunjuk lereng yang ia maksud. "Benar kata Hinata, seranggaku juga merasakan adanya tanda-tanda kehidupan disana." timpal Kiba.

Mereka lalu turun dan menyusun rencana.


...

Langit jingga perlahan-lahan tergantikan dengan langi gelap. Hinata sudah siap mereka berencana menggunakannya sebagai umpan. Hinata meloncat keatas, ia mengikuti arah dari hutan seakan mau menyebrang lembah itu ke desa sebelah. Saat hendak turun dan berjalan ia malah menabrak seseorang yang keluar dari suatu lubang dimensi.

Bugh

seseorang itu tak lain adalah Sasuke, pria berambut raven  itu reflek menahan Hinata. Jangan tanya lagi keadaan Hinata sekarang. Wajah yang hampir seluruhnya memerah. Ditambah lagi pria mantan ninja pelarian itu menatap lekat Hinata.

...


Setelah kejadian itu rencana mereka tertunda sebentar, Kibapun menjelaskan pada Sasuke mengenai misi mereka."Aku mengikuti  chakra Ootsutsuki." Singkat, padat, namun tak jelas bagi Kiba dan Shino. Wajah mereka tentu saja menunjukan tanda tanya besar.

"Baiklah, sesuai pertimbangan rencana selanjutnya akan kita jalankan besok pagi." ujar Kiba. Tak lama kemudian Kiba dan Shino pergi karna panggilan alam sedangkan Hinata sedang memasak memunggungi Sasuke. Sedangkan Si bungsu Uchia itu terus menatap tajam Hinata. Gadis itu jadi teringat kejadian seminggu yang lalu.

 flashback on


"Hyugga!" panggil n. Hinata yang telah memegang knop pintu hendak keluar, menghentikan pergerakanya lalu berbalik menghadap pemilik suara bariton itu. "A..ada apa U..chia-san?" tanyanya.

Sasuke membuang muka kearah samping. "Aku tak bisa makan sendiri." mendengan penuturan tanpa beban dari Sasuke, Hinata terlonjak kaget. Apa-apan? ia perlu disuap? yang benar saja.

Hinata dengan ragu mendekat kearah nakas lalu menyiapkan makanan Sasuke. Hinata terus menyiapi Sasuke dengan tangannya yang bergetar. Sedangkan pria itu terus memandang kearah lain. "an..ano Uc..hia-san, mengapa ka..u tak me..makai tangan palsu seperti Naruto-kun?" Hinata mencoba memulai percakapan. Walaupun Hinata merupakan gadis pendiam, namun ia juga tidak tahan jika terus-terusan hening ditambah canggung.

Bodohnya Hinata mengharapkan Sasuke menjawabnya, tentu saja pria dingin bagaikan kutub utara itu enggan menjawab pertanyaan Hinata. Mungkin tak perlu mencari lemari es cukup meyuruh Sasuke menelannya kemudia saat hendak mengolah ikan tersebu, Sasuke akan mengeluarkan dengan keadaan membeku.

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang