03.

3.1K 301 10
                                    

Hinata duduk memangku seorang balita perempuan, sambil merajut syal. Musim dingin sedikit lagi menggantikan kehangatan ini, mengartikan bahwa mereka mulai memasuki akhir tahun.

Gadis itu tersenyum sendu pada balita itu, pikirannya menerawang tentang apa saja yang sudah dialami balita ini. 

Merasa ada yang memperhatikannya, gadis itu memalingkan wajahnya mencari asal pandangan itu. Pandangannyapun bertabrakan dengan sasuke,si uchia bungsu itu.

Semburat merah muncul begitu saja dipipi Hinata saat dirinya mengingat kejadian absurd di RS itu.

Disisi lain Kiba dan Shino baru saja selesai saling mengobati. "Tim 8 setelah ini kita akan pulang" ujar Kiba, dibalas anggukan dari kedua anggota tim lainnya.

...

Tempat itu hening saat menjelang senja, Sasuke dengan pendiamnya dan Hinata dengan sifat pemalunya. Kiba dan Shino entah kemana.

Seperti yang kita tahu Sasuke adalah pria yang sama sekali tidak tertarik dengan mengamati seorang gadis. Namun, gadis didepannya ini begitu menarik perhatiannya. Sasuke percara diri bahwa dia adalah pria tampan dengan sejuta kharisma.

Namun kenapa gadis didepannya ini terus menyulam tanpa peduli dengannya? Saat di akademipun Sasuke bahkan tidak sadar ada gadis dengan mata bulan itu. Namun ia juga tahu bahwa ada seorang gadis dari klan Hyuga yang begitu menggilai Naruto.

Berbeda dengan Sakura, dan gadis-gadis laiinya, gadis pemalu yang terlahir di keluarga bangsawan ini malah meyukai bocah urakan yang dibenci orang karna ia adalah Jinchuriki.

Penciumannya yang tajam, mencium aroma lavander itu samar-samar karena gadis itu duduk cukup jauh darinya.

"Hyuga!" "iya." jawab gadis itu. Dibalik wajah datar milik Sasuke, pria itu ternyata gemas dengan ekspresi asing yang ia lihat hanya di Hinata.

"Obati punggungku." bukan sebuah kalimat minta tolong namun sebuah perintah mutlak. Entah apa yang terjadi pada Hinata, gadis itu malah tersenyum simpul sambil mendekat kearah Sasuke.

Sasuke seakan kencanduan dengan aroma yang sudah tak asing lagi diindra penciumannya. Aroma dari gadis berambut indigo yang sedari tadi mengobati punggungnya tanpa berbicara.

"Kalau perlu bantuan, katakan minta tolong bukan bukan dengan menggunakan kalimat perintah itu." ucap Hinata, entah apa yang buat penyakit gagapnya hilang.

"Aku tidak perduli" sambil memalingkan wajahnya kesamping saat Hinata duduk bersebelahan dengan dia.

Sasuke tertegun melihat Hinata terkikik kecil, gadis itu lalu tersenyum kearah Sasuke. Senyuman itu menyusik relung hati Sasuke, perasaan asing itu menghampirinya begitu saja.

"Kau persis seperti yang dikatakan Sakura dan lainya." 


.....


Sudah dua bulan berlalu dari misi tim8 yang tak sengaja bertemu dengan Sasuke itu. Hinata baru saja menyeselesaikan misi dan berencana membeli benang untuk menyulam.

Tempat terbaiknya menyulam adalah di kediaman Uchia. Gadis itu duduk meyulam sambil bersenandung.

Tiba-tiba ia merasakan Cakra Sasuke. Pria itu muncul dengan portal dimensi namun tidak sendirian, ia membawa seorang bayi. Hinatapun berlari membantu Sasuke.

Hinata segera mengambil alih bayi itu, sedangkan Sasuke berdiri dengan tatapan kosong juga air mata yang terus berlomba keluar dari kedua matanya yang berbeda warna itu.

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang