vingt sept

946 95 3
                                    

Setelah kejadian Cloude memeluknya, gadis itu tidur dengan nyenyak. Senyumnya tak luntur walau kesadarannya hilang. Paginya ia bangun dengan wajah ceria, juga begitu bersemangat. Seperti biasa, Anasthasia akan datang ke ruang kerja sang ayah untuk menyapanya kemudian ia akan belajar bersama gurunya lalu belajar sihir bersama ... Lucas. Mengingat lelaki itu, membuat Anasthasia kembali murung. Ia masih kesal karena Lucas tak mengucapkan selamat saat hari ulang tahunnya.

Si Lucas mati gitu ya? Udah lama dia gak nongol.

Anasthasia tidak tahu kalau Lucas sedang mencari seseorang di luar sana, seseorang yang punya potensi akan menyelakai gadis itu. Anasthasia terus berpikiran buruk tentang Lucas tanpa tahu kebenarannya.

...

"Dimana kau kaparat!" umpatnya.

Sudah beberapa hari sejak ia menemui Margareth, dan mengetahui fakta bahwa ayahnya masih hidup dan masih mencarinya.

"Padahal aku berharap kau mati saja pada saat itu," kesalnya.

Dulu, saat Lucas dalam pengejaran sang ayah, Lucas memancing ayahnya ke sebuah gua tempat naga merah berada. Ia membuat tiruannya dengan sempurna untuk memasuki gua itu agar sang ayah ikut masuk. Begitu ayahnya memasuki gua, suara auman naga terdengar sampai ke telinganya yang saat itu berada 500 meter dari gua. Lucas tersenyum senang karena telah berhasil membawa ayahnya ke sarang naga merah. Ia pergi tanpa memastikan kematian sang ayah. Lucas tak tahu bahwa saat itu ayahnya berhasil mengalahkan naga merah dan semakin menaruh dendam pada Lucas karena telah mempermainkannya.

"Anasthasia," gumamnya lagi.

"Apa kau baik-baik saja? Harusnya saat ini ayahmu sudah pulang, kan?"

Hembusan angin menerpa wajahnya seolah siap mengantarkan pertanyaan itu kepada gadis yang ia rindukan. Lucas tak bisa mengelak lagi, ia merindukan Anasthasia. Ia rindu membuat gadis itu kesal, ia juga rindu melihat senyum dan tawa gadis itu. Tapi Lucas takut, ia takut jika menemui Anasthasia saat ayahnya belum ia temukan, Anasthasia akan terluka. Ayahnya tak segan-segan membunuh siapapun yang berhubungan dengannya, termasuk ibunya. Mengingat kematian sang ibu membuat Lucas semakin marah, ia mengepalkan tangannya kuat-kuat sampai kuku-kuku jarinya memutih.

"Ah sial!" Kepalan tangannya melayang memukul pohon besar di sampingnya.

"Jika dia berniat melukai Anasthasia, aku akan membunuhnya saat itu juga," gumamnya.

Lucas menghilang begitu saja, meninggalkan hutan tempatnya tinggal dulu.

...

Anasthasia duduk di balkoni kamarnya bersama Dale yang berdiri tegap di belakangnya. Kirain si ale-ale bakal dipecat setelah Cloude balik. Eh dia malah jadi pengawal gue untuk selamanya. Gue jadi gak bisa ngomong leluasa seperti biasanya.

Saat Anasthasia tengah meratapi nasibnya, tiba-tiba Lucas muncul di depannya. Hal itu kontan membuat Dale mencabut pedangnya dengan posisi siap menyerang. Anasthasia terkejut saat Dale sedetik kemudian sudah berada di depannya sebagai tameng dan pedang yang mengarah pada leher Lucas.

"Dale!" pekik Anasthasia.

Lucas dengan santainya mengangkat kedua tangan, menunjukkan kalau ia bukan orang yang harus di waspadai. Dale perlahan menurunkan pedangnya. "Maafkan saya Tuan Lucas," ucapnya sembari menunduk. Dale memang mengenal penyihir kecil itu, penyihir yang menyelamatkan hidup Tuan Putri kerajaan Safire.

Sebenarnya mana wujud asli Tuan Lucas? Dale bertanya-tanya dalam benaknya. Bohong kalau ia tak mengenali lelaki yang memukulnya tempo hari. Dale merasa familiar saat itu, dan selanjutnya ia menyadari bahwa yang memukulnya adalah Lucas, fakta itu bertambah kuat karena Anasthasia memanggil nama Lucas saat itu.

I Became a PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang