vingt cinq

981 106 6
                                    

Pagi ini setelah menghabiskan sarapannya di temani pengawal pribadi, Anasthasia pergi menemui Cloude. Lelaki itu sepertinya tengah bersiap untuk pergi ke kerajaan Merblue. Dale, pengawal pribadi Anasthasia menunggu di pintu masuk. Anasthasia sendiri masuk kedalam ruang kerja sang ayah.

"Kau datang," sapa Cloude begitu melihat putri satu-satunya.

"Berapa lama Ayah pergi?" tanya Anasthasia.

"Entahlah. Waktu perjalanan tidak konsisten, bila cuaca bagus, aku akan kembali dengan cepat ... bila cuaca buruk, sepertinya aku akan pulang sedikit terlambat," jelasnya panjang lebar. Anasthasia cemberut, rautnya terlihat sedih. Tapi di dalam hati ia berbisik. Bisa main keluar istana tiap hari, hahahaha. Sungguh kebahagian di balik kepergian.

"Ku harap Ayah kembali dengan cepat," harapnya riang.

"Akan ku usahakan," balas Cloude seraya tersenyum tipis.

Cloude beranjak pergi setelah semuanya di rasa sudah siap. Anasthasia mengikuti dari samping, dan Ace berjalan di belakang keduanya.

Begitu pintu terbuka, nampak Dale dengan posisi siap menunduk hormat saat Raja dan sang Putri melewatinya. Dale ikut membuntuti ketiganya, ia berjalan beriringan dengan Ace, tepatnya di belakang Anasthasia.

"Tolong jaga Tuan Putri dengan baik," ucap Ace. Tatapannya mengarah lurus ke punggung kecil Anasthasia.

"Baik," jawab Dale tegas.

"Kau yang masih sangat muda ini sebenarnya ... sedikit berbahaya untuk Tuan Putri," tutur Ace. Berbahaya bagi Anasthasia karena Dale terlalu dini untuk menjadi pengawal.

"Ku harap kau mampu melindungi Tuan Putri sampai Yang Mulia kembali," lanjutnya.

"Saya akan selalu melindungi Tuan Putri, anda bisa mempercayakannya kepada saya, Tuan Ace," timpalnya tegas.

"Jangan panggil aku seperti itu, panggil saja aku senior," ujarnya.

"Baik, senior," tegas Dale.

Mereka berdua kembali fokus pada dua orang di depannya. Anasthasia sendiri sesekali melirik Cloude, sepertinya mereka berdua tengah berbincang.

"Saat aku pergi, jangan terima tamu laki-laki, siapa pun itu," ujar Cloude tegas.

"Baik, Ayah."

Dari tadi raut muka Cloude kek gelisah gitu. Dia khawatir sama Anasthasia sampai segitunya? Andai bapak biologis gue kek Cloude gini. Ah an*j*ng.

"Ayah," panggil Anasthasia.

Cloude menoleh ke arahnya, tapi lalu Anasthasia memalingkan wajah. Tatapannya lurus ke depan. "Ayah tidak perlu mengkhawatirkan aku. Aku akan baik-baik saja di sini. Ada Lucas, Lili dan Dale yang akan menjagaku. Lagi pula, siapa yang berani mengorbankan nyawanya untuk berniat jahat di istana ini?" Anasthasia kemudian menoleh ke kanan seraya tersenyum. Melihat putrinya senyum begitu manis, membuat Cloude merasa sedikit lega.

Ada satu orang yang bertekad untuk menemuimu, dan dia bukan orang biasa. Aku takut dia membawamu pergi saat aku tak ada di sisimu untuk melindungimu. Lirih Cloude.

"Ayah harus percaya padaku," lanjut Anasthasia.

Cloude tersenyum tipis. "Aku percaya padamu, kau pasti akan baik-baik saja," ucapnya kemudian mengusap pucuk kepala Anasthasia.

Tak terasa kini mereka sudah berada di luar istana. Kereta yang menjadi kendaraan Cloude beserta kusirnya sudah siap. Beberapa kesatria kuat turut mendampingi Cloude. Cloude berbalik sebelum masuk ke dalam kereta. Di lihatnya wajah Anasthasia lama, membuatnya semakin khawatir. Charlotte pun ada di sana, ia belum berbicara sejak Cloude datang.

I Became a PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang