cinq

2.4K 290 8
                                    

Setelah membaca buku harian, Anasthasia berubah pikiran dengan cepat karena rasa empatinya. Sikapnya yang begitu, seperti bukan dirinya. "Tuan putri?"

"Selamat pagi, Lili~" sapa Anasthasia.

"Anda benar-benar, Tuan Putri?" Lili terkejut saat melihat Anasthasia yang sudah bangun pagi-pagi sekali.

"Memangnya kenapa?" tanya Anasthasia.

"Ah, tidak apa-apa. Kalian, ayo cepat bantu Tuan Putri bersiap," ujar Lili kepada para pelayan lain.

...

"Selamat pagi, Putri Charlotte."

"Bibi," responnya dengan cepat.

"Ada apa?" tanya Charlotte.

"Sebenernya Bibi tidak ingin bilang ini padamu. Tapi, Yang Mulia sudah memecat Luci," jawab Margareth dengan wajah sedih. Raut wajah Charlotte berubah menjadi dingin.

"Kenapa Ayah memecatnya?

"Sepertinya itu karena putri Anasthasia mengadu yang tidak-tidak pada Yang Mulia."

"Anasthasia itu. Kenapa dia seperti itu, sih? Kalau iri padaku harusnya bilang saja," geram Charlotte. Margareth yang melihat ekspresi kesal itupun tersenyum penuh kemenangan.

"Lalu siapa yang akan jadi pengganti Luci?"

Margareth menghela napas. "Bibi belum menemukannya. Jadi hari ini, kau libur saja dulu."

"Aku akan bilang pada Ayah perihal ini," ujarnya.

"Kau benar. Sebagai putri mahkota, sudah sewajarnya kau komplain."

"Tuan Putri, apa saya boleh masuk?" teriak Hana dibalik pintu.

"Silahkan Hana," jawab Charlotte.

Saat Hana masuk, raut wajah Charlotte berubah dengan cepat menjadi ceria. "Selamat pagi, Hana," sapanya dengan senyum menawan.

"Pagi juga, Tuan Putri."

"Hana aku ingin bertemu Ayah hari ini. Bisakah kau mendandaniku dengan cantik?"

"Tentu saja akan saya lakukan," jawab Hana antusias.

"Tuan Putri kita ini sepertinya terlalu baik hati," celetuk Margareth. "Tidakkah kau merasa begitu, Hana?" lanjutnya.

"Putri Charlotte memang baik hati. Ia tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan kasta mereka, terkadang saya merasa Tuan Putri seperti adik saya sendiri," jawab Hana.

"Hana juga, sudah seperti Kakak bagiku," timpal Charlotte dengan senyum lebarnya.

"Ah, Tuan Putri. Anda membuat saya malu."

Charlotte dan Margareth tersenyum penuh arti saat melihat reaksi Hana. "Kalau begitu, mari kita mulai mendandani Tuan Putri," ucap Hana.

"Kalian, masuklah," panggil Hana. Para pelayan mulai masuk kedalam kamar Charlotte.

"Bibi akan menunggumu di meja makan," ucap Margareth yang dibalas anggukan oleh Charlotte.

...

Anasthasia tengah menuju ruang makan bersama Ace. Seperti biasa, Ace akan menggendongnya. "Ace," panggilnya.

"Ada apa, Tuan Putri?"

"Kenapa kau ada disini? Harusnya kan kau bersama ayah. Kau, kan pengawal pribadi Ayah," tanya Anasthasia.

Mari kita mulai investigasi. Wanjay bahasa gue terlalu berat.

"Sejak insiden itu, Yang Mulia memerintahkan saya untuk selalu berada didekat Tuan Putri," jawabnya.

I Became a PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang