Chapter 4

1K 160 7
                                    

Sinar matahari masuk melalui jendela kamar membuat pria berambut pirang mau tidak mau bangun dari tidurnya, pria itu meraba kasur disebelahnya yang terasa kosong. Tunggu, kosong?

Seketika Draken membuka matanya dan duduk tegap, matanya melihat kesekitar dan kepinggir ranjang tinggi itu, pikirannya makin kacau ketika tidak menemukan anaknya didalam kamar. Draken segera turun dari ranjang dan mengecek kamar mandi takutnya Raya sedang mandi bersama suster, tapi ternyata tidak ada. Draken langsung jalan keluar kamar, memanggil para perkerjanya untuk menanyakan dimana anaknya.

"Ken? Kamu sudah bangun." Suara lembut yang selalu Draken rindukan terdengar ditelinga Draken, wanita itu Yuri mantan sekretaris sekaligus ibu dari Raya.

"Yuri.." Draken melihat Yuri yang sedang mengendong Raya, hatinya menghangat pemandangan didepannya ini sungguh membuat dirinya senang.

"Iya Ken? Ayo sarapan, Raya dari tadi sudah rewel mau makan." Yuri menangkup pipi Raya digendongannya dan memainkan pipinya.

Kini Draken, Yuri, dan Raya sudah duduk dimeja makan. Menyantap sarapan yang dibuat oleh seorang kepala pelayana.

"Kamu gimana kabarnya Ken?"

"Baik seperti yang kamu lihat, kamu gimana kuliahnya? Lancar."

Yuri tersenyum. "Lancar ko, tapi sering kali aku kurang fokus ketika belajar."

"Kenapa?" Tanya Draken dengan tatapan bingung.

Yuri mengulurkan tangannya dan menggenggam satu tangan Draken.

"Aku merindukanmu, selalu merindukanmu Ken." Ekspresi wajah yang dibuat sedih.

"A-aku ada disini Yuri, disini untukmu." Ucapnya gugup, namun anehnya Draken tidak merasakan bahagia atau senang saat Yuri mengatakan itu.

"Ah iya Ken, kamu kerja hari ini? Kalau boleh dan di izinin sama kamu. Aku mau ajak Raya main." Yuri tersenyum manis pada pria dihadapannya.

"Kamu ngga perlu izin, kamukan ibunya." Jawab Draken sembari tersenyum.

"Terimakasih Ken."

Selesai makan Draken berisap diri untuk pergi ke kantor, walau kantor itu miliknya tapi Draken tidak suka jika harus berkerja dari rumah.
Yuri berdiri dengan Raya digendongannya, keduanya sedang melambaikan tangan pada Draken yang akan berangkat kerja.

"Hati-hati papiii." Yuri terus melambaikan tangannya pada Draken, saat mobil hitam Draken sudah tidak terlihat lagi Yuri dan Raya masuk kedalam.

"Raya, nanti sore kita ketaman ya." Yuri mengusap pucuk kepala sang anak.

Papa-! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang