Sudah tidak terhitung berapa kali Draken berkata kasar, kini dirinya sedang menyetir dengan kecepatan yang cukup tinggi, tangan kanannya terus menekan tombol pada layar LCD radionya untuk menelpon Yuri namun tidak ada balasan.
"Baji calling"
Segera Draken menekan tombol hijau pada layar LCD radionya.
"Raya ngga ada ditaman, sama sekali ngga ada. Gua tanya satpam dia ngga liat, gua minta CCTV taman, CCTVnya lagi mati. Ngga ada jejak dari taman."
"Sekitaran taman?"
"Ngga ada sama sekali, bahkan salah satu orangtua yang tadi main ditaman ini bilang kalau Raya pulang sama seorang perempuan."
Draken memutuskan panggilan.
Draken membantingkan setir ke sisi jalan.
"ARGHHH!" Lagi-lagi Draken memukul setir mobil dihadapannya, kepalanya pusing memikirkan anak Kesayangannya yang entah dimana.
Pria pirang itu memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, ia kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumahnya. Sesampainya dirumah, langkah kaki Draken terasa berbeda hawa mencekam menyelimuti rumah itu, beberapa ART menunduk takut didekat pintu menyambut kedatangan Draken.
Langkah Draken terhenti dihadapan Suster yang biasa menjaga Raya.
"Suster kenapa tidak ikut bersama Yuri?"
"Maaf tuan, nyonya Yuri tidak mengizinkan saya untuk ikut bersamanya. Maafkan saya." Suster membungkuk di hadapan Draken.
"Hm." Draken berlalu menuju kamarnya.
----------------------
KOSTAN MIKEY
"Mikey, janji sama gue besok lo cari orangtuanya dia."
Chifuyu dan Mikey menatap ke arah Raya yang sedang asyik minum susu yang dibelikan oleh Chifuyu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Iya, besok keliling cari orangtuanya Aya, gue janji deh."
"Untung aja ibu Kost baik mau pinjemin baju anaknya."
Flashback.
"Kenapa ngga lo anter aja kepolisi si? Kan lebih gampang, kita juga ngga punya tanggung jawab jadinya. Eh bukan kita, tapi lo" Chifuyu menatap frustrasi ke sahabatnya.
"Gue ngga kepikiran buat ke kantor polisi, lagian kasian dia kalau harus diem di kantor polisi semalem, mending disini aja." Mikey mengusap sayang pipi gembul Raya yang sedang duduk dipangkuan Mikey.
"Nah terus baju? Masa iya malem ini Aya mau pake baju lo atau baju gue, ngga mungkin kan." Chifuyu menatap Raya dan dibalas tatapan bingung sama Raya.
"Pinjem punya ibu kost?" Ucap Mikey ragu.
"Be- huft... Chifuyu harus tenang, Chifuyu harus tahan ada anak kecil disini ngga boleh memaki." Chifuyu memejamkan matanya dan mengatur nafasnya.
"Yaudah, ayo ke ibu kost."
Chifuyu, Mikey, dan Raya sedang duduk diruang tamu rumah Ibu kost. Ibu kost menatap tidak percaya kepada kedua orang didepannya dengan apa yang sudah Mikey ceritakan, tapi ada bukti anak kecil yang sekarang duduk dipangkuan Chifuyu.
"Ah yasudah, ibu ngga mau ambil pusing. Ibu juga ngga mau jadi saksi kalau anak ini kenapa-napa, ibu pinjemin baju anak ibu tapi ibu ngga mau ikut campur urusan kalian. Kalau bisa besok kamu cari orangtuanya anak itu."
"Iya bu, terima kasih ya bu." Ucap keduanya berbarengan.
Flashback end.
"Ayaa, namamu Aya kan dek?" Tanya Mikey untuk memastikan, dijawab dengan anggukan kepala mungil itu.
"Aya." Raya duduk dihadapan Mikey dan mengangkat kepalanya untuk menatap Mikey. Chifuyu sudah kembali ke kamarnya, ia menolak untuk tidur bersama.
"Aya, ini kakak Mikey." Mikey menunjuk dirinya sendiri.
Raya menggeleng pelan.
"Nda. Nii Aya." Raya menunjuk dirinya sendiri.
"Nii Papa." Raya menepuk-penuk pipi Mikey.
"Bukan, Kakak Mikey."
"Papa Key."
"Kakak Mikey."
"Pa-"
"Kakak." Ucap Mikey dengan suara yang sedikit meninggi, sangat sedikit. Membuat mata Raya berkaca-kaca, bibirnya menekuk kebawa dan siap untuk menangis.
"Iya iya sayang, ini Papa Mikey. Jangan menangis okay? Aya anak pinter, aya anak Papa jangan menangis ya sayang." Mikey segera memeluk Raya dan mengecup beberapa kali pucuk kepala si mungil agar tidak menangis.
Mikey melirik jam dinding dikamarnya yang sudah menunjukkan pukul 9 malam, lalu melihat Raya yang sedang mengucak matanya dan beberapa kali menguap.
"Kita tidur ya dek, besok kita cari orangtuamu."
Mikey berbaring diseblah Raya dan memakaikan Raya selimut miliknya.
"Selamat tidur Raya." Mikey mengecup dahi mungil Raya.
"Aat bobo papaa."
Setelah Raya terlelap Mikey juga ikut terlelap, besok akan menjadi hari yang panjang buat Mikey. Ia harus bertanggung jawab dengan anak kecil yang berada dipelukannya ini.