6

1 0 0
                                    

Zea membereskan alat tulisnya lalu bersiap pergi ke kantin.

Sedangkan di depan pintu, El menunggu Zea keluar sembari bersidekap dada. Mereka memang sekelas, tapi El malas menunggu di dalam, gak bisa cuci mata.

"Sumpah, El! Gue udah laper bangeeetttt. Lo gak kasian apa?" tanya Khalif dengan muka melasnya, sebelah tangannya ia gunakan untuk memegangi perut.

"Lagian, lo nunggu siapa sih?" tanya Egi, jengah dengan tingkah El.

El berdecak. "Kalian kalo mau duluan sok aja! Gue lagi nunggu gebetan baru!"

Bola mata Khalif terbelalak kaget. Egi juga sama kagetnya, tapi tidak sampai alay seperti Khalif yang kini tengah menggoyangkan bahu El. "Siapa, siapa? Biasanya lo kalo suka langsung tembak, kok ini pake PDKT?" tanya Khalif gemas.

El menepis tangan Khalif kasar. "Kepo banget sih!"

"Ah, abang El udah gak asik!" ucap Khalif sok imut.

"Jijik, Lif!" sengor Egi lalu berjalan lebih dulu ke kantin, perutnya sudah merobta-ronta minta di isi.

"Eh, Gi! Lo kok duluan?" teriak Khalif yang tidak dijawab oleh Egi.

"Lo laper kan? Sana ikut Egi!" titah El.

Khalif berfikir sebentar, lalu menggeleng. "Engga deh, gue kepo siapa cewek yang bikin Abang El gue capek-capek PDKT."

El menghela nafas jengah. Senyumnya kembali terbit saat melihat yang ditunggu sudah keluar dari kelas. "Hai, Ze. Ke kantin bareng kuy?" ajak El tersenyum ramah.

Ni anak kalo soal pilih cewek gak pernah salah! Batin Khalif berdecak kagum melihat wajah manis plus jutek milik Zea.

"Males," jawab Zea lalu kembali meneruskan langkahnya tanpa memperdulikan El.

"Lo bareng El aja, Ze. Gue kan mau bareng pacar gue, nanti lo marah-marah kalo liat gue uwu-uwuan!" sahut Gea dan langsung diangguki oleh El dengan semangat.

"Iya, Ze. Dari pada lo jadi kamcong kan?" tambah El.

"Ayo, Ze. Mending sama gue aja, si El mah banyak fans-nya, nanti lo di jahatin fans-nya!" ucap Khalif mengompori.

El menepuk pundak Khalif kesal. "Eh, lo jangan nikung ya!"

Khalif mengusap pundaknya yang sedikit sakit lalu menyengir lebar. "Becanda, Bang. Aelah!"

"Kalian berisik ya! Gue bisa sendiri kok!" sahut Zea malas lalu duduk di salah satu kursi kantin yang masoh kosong.

"Yaudah, gue temenin," sahut El lalu duduk disamping Zea. Diikuti oleh Khalif yang duduk di depan Zea. Tak lama, Egi datang dan duduk disamping Khalif.

"Ngape lo? Kusut amat tuh muka," tanya Khalif lalu terkekeh.

Sedangkan Gea sudah duduk di kursi lain bersama kekasih barunya.

Egi menghela nafas lalu menoleh ke arah cewek berwajah lugu. "Najis banget itu cewek! Tiba-tiba duduk disamping gue!"

Khalif tertawa keras. Sahabatnya ini sangat anti dengan gadis yang wajahnya lugu, minta ditabok katanya.

"Mau jajan apa, Ze? Gue beliin," ucap El menatap Zea yang sibuk membaca Wattpad.

"Mie ayam, es lemon tea," sahut Zea.

El segera memesankan pesanan Zea, begitupun Khalif yang memesan makanan untuknya. Sedangkan Egi hanya duduk santai sambil bermain game, ia sudah makan duluan tadi, sebelum gadis berwajah lugu itu mengacaukan acara makannya.

Setelah makanan datang, mereka makan dengan tenang. Sesekali Khalif melempar lelucon, dan hanya dirinya sendiri yang tertawa, sedangkan yang lainnya cuek.

"Ze, lo egois ya," celetuk El.

Zea menoleh, tampak tak terima dengan ucapan El. "Maksud lo apa?!"

El tampak kaget dengan respon Zea, lalu kembali tersenyum manis. "Iya egois, dari kita yang ada disini, cantiknya lo ambil semua."

Khalif bersorak, gombalan El itu sudah Khalif masukkan kedalam otaknya untuk ia praktekan nanti.

"Iyalah! Orang ceweknya gue doang sendiri!" sahut Zea malas lalu kembali melanjutkan acara makannya.

Egi tersenyum tipis. "Mampus, salah ngomong lo!" ejek Egi.

Eh berfikir sebentar sebelum menyadari kesalahannya. "Eh iya, maksud gue, dari satu keluarga lo, cantiknya lo ambil semua! Gituu."

Zea menggeleng pelan. "Engga, dibagi dua kok sama nyokap gue," sahut Zea santai.

"Maksud lo, nyokap gue jelek gitu?!" lanjut Zea tak santai.

El mengacak rambutnya frustasi. "Engga gitu, aish! Intinya lo cantik, udah gitu aja!"

Egi terkekeh pelan, baru kali ini ia melihat El frustasi dalam soal menggombali cewek.

Zea memutar bola matanya jengah. Ia malas menghadapi cowok modelan El. Sangat berbahaya untuk kesehatan jantung. Se cuek-cueknya Zea ke cowok, ia juga memiliki perasaan yang terkadang baper oleh gombalan receh para pria.

"Eh, Ze. Gue perhatiin, cowok temen lo kok beda lagi dari yang kemaren?" tanya Khalif sambil memperhatikan wajah pacar Baru Gea, barang kali ia salah orang.

"Emang. Dia baru putus sama yang kemaren," sahut Zea.

"Kok udah ada gantinya?!" heran Khalif.

Zea terlekeh. "Gea itu cantik. Kalo dia putus sama pacarnya, dan para cowok yang ngincer dia tau, mereka bakal langsung nembak Gea sebelum keduluan yang lain. Dan Gea bakal nyeleksi mereka sebelum mutusin mana yang bakal diterima."

Khalif berdecak. Memang sih, Gea cantik. Gea blasteran indo-arab. Tapi Khalif sangat menyayangkan sifat fakgirlnya Gea. "Fakgirl banget tuh cewek!" decak Khalif geleng-geleng kepala.

Di antar Zea dan Gea memiliki kelebihan masing-masing. Jika ditanya yang paling cantik, tentu saja Gea. Kalo kata adik Zea, kecantikan Gea itu 98%, sedangkan Zea 95%. Jadi, mereka beda tipis, mereka punya aura kecantikan masing-masing.

Gea yang putih bersih, dan kulit Zea berwarna kuning langsat. Hidung Gea mancung khas orang arab, Zea juga mancung, tapi masih mancungan Gea. Bulu mata mereka sama-sama lentik dengan alis yang sama-sama tebal tapi tidak terlalu tebal. Dagu Gea belah, sedangkan Zea tidak. Zea memiliki lesung pipit yang tidak terlalu nampak di pipi kanannya. Dan bibir Gea yang sedikit tebal, sedangkan bibir Zea tipis. Warna bibir mereka sama-sama merah muda cerah.

Terakhir, rambut panjang Zea yang bergelombang dan rambut sebahu Gea yang agak ikal.

👋👋👋

See you next part!

ZeanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang