sebelas [end]

1.4K 134 8
                                    

"gue kangen dia, woo."

"gue juga, to."

"lu?"

"sorry, gue masih sayang sama dia."

"bego banget gue ngelepas dia dua kali."

"emang, tapi dia lebih bego sih gamau sama gue."

"brengsek"

jeongwoo tergelak melihat raut wajah haruto yang menjadi masam.

"tapi, kenapa lu mau maafin dia dan masih sayang sama dia? i mean, dia manfaatin lu di sini."

"awalnya gue ngerasa kayak gitu. tapi gue sadar, gue yang udah berkali-kali minta sama dia buat ngeliat gue. dan dia akhirnya mau. kalau perasaan yang gabisa dipaksa ya bukan salah dia. lagian menurut gue meski pada akhirnya dia malah pake gue buat manasin lu, tapi jujur gue seneng pernah ngabisin waktu sama dia. kata asahi, simbiosis mutualisme. tapi to, gue rasa dia juga tulus baik sama gue. karena meski ga ada lu, dia tetep perhatian sama gue."

"anjir bulol."

"lu mau gue beliin kaca?"

"ini udah ganti semester baru. harusnya dia udah masuk kuliah kan?"

"iya sih, tapi dia kan jadi beda kelas sama kita. bakal susah sih buat ketemu."

mata haruto menatap sosok berhoodie putih melesat di koridor. ia yakin tak salah lihat. ia langsung berlari keluar mengejar sosok itu.

grepp. sosok itu sedikit terhuyung ke belakang saat lengannya berhasil direngkuh haruto.

"junkyu"

"maaf, aku harus pergi."

junkyu memegang tangan haruto agar melepas lengannya. tapi sayang ia tidak bisa berkutik saat lelaki di hadapannya malah menariknya dalam pelukan.

"aku ga mau ngebiarin kamu pergi lagi."

"oke, i won't. tapi bisa lepas dulu ga, aku malu diliat anak kampus."

mata dengan iris kecoklatan itu menatapnya. haruto tak bisa menyembunyikan senyumnya. ia menggandeng junkyu ke arah rooftop.

"apa kabar, kyu?"

"i'm good."

"kamu ga mau nanyain aku?"

"aku ga punya hak buat itu, haru."

"punya. sebelum ketemu kamu, aku ga baik-baik aja. aku sakit. aku ga bisa ngehubungin kamu. sosmed kamu ga aktif. aku kangen. tapi sekarang aku sehat lagi," ujar haruto sembari mengusap rambut junkyu.

...

"masih ada kesempatan ga?"

"apa?"

"hubungan kita"

"ga bisa, haru. kita cuma bakal nyakitin satu sama lain lagi. kembali ke relationship lama itu sama kayak kamu baca buku yang sama. tokohnya sama, endingnya juga sama."

"kata siapa? kita belum ending, kyu. kita belum sampai di akhir. jadi, mau ya?"

junkyu membalikkan badannya, memunggungi haruto, sengaja agar tidak terlihat saat air matanya turun. haruto memeluknya dari belakang, "please."

"shiho?"

"he's gone. udah ga ada penghalang antara kamu dan aku. aku sadar aku juga salah di sini. terkadang kita harus bisa memilih, teman yang mana yang harus dipertahankan. dan diantara kalian berdua, aku pingin kamu yang bertahan di hidup aku."

"kenapa?"

"karena aku ga bisa ditinggal kamu lagi, kyu. sakit banget harus bangun tidur ga ada pesan dari kamu, habisin waktu seharian tapi ga ngeliat kamu. aku ga mau itu berulang lagi. mau ya buat jalanin hubungan ini lagi?"

junkyu menatap lamat-lamat wajah di depannya itu, sebelum akhirnya ia mengangguk pelan.

"makasih kyu, makasih. maafin aku," haruto mendekap hangat junkyu. air matanya jatuh begitu saja, tak bisa ia bendung lagi. ia sangat bahagia bisa kembali dengan orang yang ia cintai.

mungkin memang benar kita tidak bisa menyamakan hubungan yang kita jalani dengan alur dari sebuah buku. karena kita tidak tahu kapan buku itu berakhir, bisa saja kita hanya berhenti membaca dan abai akan ending yang sebenarnya.

Revenge [Harukyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang