tujuh

929 160 11
                                    

motor jeongwoo yang terparkir di laman rumah junkyu pagi itu membuat haruto terheran. kenapa bisa sahabatnya ada di sini. ia bergegas menekan bel, dan tak lama junkyu ke luar bersama jeongwoo.

"haru, kenapa ke sini? bukannya tadi aku chat kalau aku bareng jeongwoo?" junkyu meraih handphonenya, "ohh maaf aku lupa klik send, hehe."

"kamu kenapa sih, biasanya juga aku yang jemput!?"

"gapapa, lagian kamu juga bakal jemput shiho kan? jadi ya daripada kamu kerepotan jemput dua orang. udah ah, nanti telat."

"sorry, bro. duluan ya," jeongwoo menepuk bahu haruto pelan dan segera berlalu menyusul junkyu yang telah berjalan ke arah motor miliknya.

"sial," haruto mengepalkan tangannya berusaha meredam amarahnya saat itu.

***

"sayang, kok belum beres-beres?" haruto menatap junkyu heran karena masih terdiam di bangku kelas.

"nunggu jeongwoo"

"hah, ngapain?"

"mau nonton. ada film horor baru, tapi kamu kan ga suka horor. daripada kejadian terakhir keulang lagi, hehe"

"tapi kan, aku bisa tahan nontonnya meskipun aku ga suka?"

"ya, dan nanti shiho ikut, terus pegang tangan kamu lagi. ga capek apa nyakitin pacar sendiri?"

"apa-apaan sih, kyu?"

"ruto, ayo pulang!" ujar shiho yang kemudian mendatangi arah tempat duduk mereka berdua.

"kamu pulang sendiri aja ya, aku masih ada urusan."

"k-kokk?"

belum sempat shiho menyelesaikan pertanyaannya, haruto segera memotong "aku bilang kamu pulang sendiri ya berarti pulang sendiri."

shiho kemudian berlalu dengan kesal.

"yuk, kyu" seru jeongwoo dari arah pintu kelas.

junkyu segera membereskan buku yang semula berada di mejanya dan memasukkannya dalam totebag miliknya. ia kemudian pergi, namun tentu saja dengan diekori oleh haruto. 


"junkyu bareng gue!" haruto menahan tangan junkyu saat hendak menaiki motor jeongwoo.

"apasih, haru? kan aku janjiannya sama jeongwoo, masa barengnya sama kamu?"

"yaudah, kalian berdua naik mobil gue."

tidak ingin berakhir dengan keributan, mereka berdua pun mengalah untuk mengikuti perkataan haruto.

"bukannya tiap selasa sore kamu ada therapy, kyu?" tanya haruto berusaha memecah keheningan dalam mobil.

"o-oh, dipindah jadi besok sore."

junkyu menatap jeongwoo melalui spion, mengisyaratkan untuk tidak berkata apa-apa. jeongwoo mengerti bahwa junkyu belum mengaku pada haruto kalau sebenarnya ia telah mengingat segala hal.

"yaudah besok aku anter ya?"

"ngga, gausah. biar kak noa aja."

"gapapa, jadwal aku kosong kok."

"mm, kak noa sekalian ada yang mau dikonsultasiin katanya. jadi biar dia aja."

haruto mengangguk paham.

***

haruto memandang gusar kedua orang yang tengah asyik membahas film yang habis mereka tonton. tentu saja ia tidak bisa masuk ke dalam obrolan itu karena sepanjang film ia hanya menutup mata. terlalu menakutkan untuk ia lihat.

"plot twist banget ga sih, woo?"

"haha iya, awalnya aku mikir si ibu pesugihan harta, eh ternyata pesugihan anak."

"iya aku juga mikir itu, mana jumpscarenya nakutin banget. pas tiba-tiba hantunya masuk dalam mukenah."

"keliatan banget sih kamu kagetnya, sampe pegang tangan aku kenceng banget."

"hmm, sorry. sakit?" junkyu meraih tangan jeongwoo dan mencoba memeriksanya.

tentu saja haruto tidak tinggal diam melihat kekasihnya menggenggam tangan sahabatnya. "eh eh, ga usah pegangan tangan juga sih!"

junkyu segera melepas genggamannya dan berkata dalam hati, "ya, itu dia yang aku rasain ketika lihat kamu pegangan tangan sama shiho."

***

"seneng banget ya kayaknya."

junkyu menoleh ke arah haruto. tampak raut muka yang menahan kegusaran di sana. tinggal mereka berdua di dalam mobil, usai haruto menurunkan jeongwoo di kampus untuk mengambil kembali motor miliknya.

"maksudnya?"

"keasyikan nonton film, sampe yang dipegang bukan tangan pacar."

"lucu banget sih cemburu," junkyu mencubit pipi haruto. ia berusaha menanggapinya dengan candaan agar kekasihnya tidak larut dalam amarah. 

"aku lagi serius," balasan haruto membuat junkyu segera menarik tangannya sendiri.

"terus apa bedanya kamu sama shiho?"

"kenapa sih bawa bawa shiho di sini?"

"ya kamu kenapa bawa bawa jeongwoo?"

"oke, aku salah."

keheningan kembali mengudara. junkyu memutuskan untuk menatap jalanan dari jendela samping mobil berusaha menyembunyikan senyum tipis karena berhasil membuat geram kekasih di sampingnya itu. 

Revenge [Harukyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang