Chapter 4 : Makasih

3 1 0
                                    

• • •

Tak habis fikir atas semua ini,Hanza... Menangis diatas pohon karena suatu hal...

"Kenapa ya? Ini selalu terjadi kegua?"gumam nya yang masih meneteskan airmata.

Dia memegang sebuah buku dan pulpen... Setiap kali ia sedih,ia selalu menulis untuk Diarynya itu... Baginya,hanya kepada Diary nyalah ia bisa mencurahkan semua isi hatinya...

Walaupun ia mempunyai Nanda sebagai sahabat baiknya... Tetapi,ia tetap tidak bisa curhat kepada Nanda... Dia masih belum percaya dengan Nanda 100% mempercayai nya... Ntah mengapa itu selalu melintas difikiran Hanza ketik ia ingin curhat kepada Nanda...

Hanza adalah tipe orang yang tertutup bahkan dengan siapapun,ia bida menutupi kesedihannya hanya dengan senyuman,dan... Orang yang pernah Hanza suka saja Nanda tidak tau... Ia tidak ingin memberitaunya dan tidak akan!

Berbeda dengan Nanda,ia sangat terbuka jika bersama Hanza... Intinya,sifat mereka bertolak belakang.

Hanza masih meneteskan air matanya,setiap ditanya dengan kakaknya dia lebih memilih sakit hati atau sakit gigi,ia pasti akan menjawab jika ia memilih sakit hati... Karena,sakit gigi sangat tidak enak...

"Dear Diary... Aku ingin mencurahkan semua isi hatiku... Mengapa aku sangat dibenci? Aku seperti dianak tirikan... Tidak diperdulikan,dan selalu dibentak... Aku selalu dibilang yang buruk,dan selalu difitnah... Apa ini yang harus aku terima akibat membuat ayah harus meninggal? Aku sangat menyesali perbuatan ku itu..." tulisan Hanza sangat bagus terukir dibuku itu... Hanya dengan inilah ia bisa mencurahkan isi hatinya. Ia terus meneteskan air matanya tanpa henti dan sesekali memegang dada nya yang begitu sakit... Dan hanya rumah pohon yang pernah ia buat dengan Vino,menjadi tempat menyendiri nya...

"Apa ini adil untuk aku?... Aku gak minta dilahirin didunia ini!!! Tapi kenapa aku harus sakit kaya gini" lirih Hanza menangis sejadi-jadinya...

Ia berusaha menghentikan air mata yang terus keluar dari matanya itu... Ia tidak ingin dianggap lemah oleh siapapun.

"Ada orang kah?"pekik seseorang dari bawah.. Hanza pun sedikit mengintip kebawah...

"Gawat!! Ada Vino,ngapain dia kesini!?"gumam Hanza menghapus air matanya.

Hanza terus diam dan memikirkan sesuatu,ia bingung bagaimana menjelaskan matanya yang memerah... Pasti Vino akan curiga.

"Hellooo"sahut Vino lagi,yang membuat Hanza semakin panik

"Ah iya,ini aja deh alasannya"gumam Hanza mengingat sesuatu...

"Iya ada apa Vin?"sahut Hanza dari atas.

"Gua boleh naik gak?"ujar nya...

"Naik aja"balas Hanza kembali mengusap matanya agar tidak dilihat seperti orang yang sedang menangis.

Ketika Vino telah naik keatas pohon... Vino menatap lekat manik Hanza...

"Lo habis nangis?"ujarnya...

"Nggak... Siapa coba yang habis nangis."balas Hanza kikuk... Ia berusaha meyakinkan Vino

"Beneran?" balas Vino ragu

"I-iyaaa... Gua cuma latihan aja buat pentas seni minggu depan" jawab Hanza yang membuat Vino termenung.

MY BEST FRIEND TILL JANNAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang