GEMAKA || 1

53 20 35
                                    

Selamat membaca
.
.
"Aku hanya ingin bertemu denganmu, lalu mengucapkan terimakasih. Akan tetapi, jika berkenan aku juga ingin memilikimu."
-Amanda mareksa

.
.
.

Satu tahun sudah Manda sekolah di SMA CAKRA, dan sampai detik ini ia belum bertemu dengan pemuda yang pernah membantunya memanjat tembok.

"Udahlah Man, cape gue tiap hari liatin lu ngegambar terus, udah itu gambarnya gaada yang jelas lagi," gerutu Mita sahabat Manda yang sudah sangat jengkel melihat tingkah Manda satu tahun belakang ini yang terus melukis wajah seorang pemuda yang ia yakini sangat tampan.

"Ih Mit kamu nyebelin, Manda tahu gambar Manda jelek! Tapi Manda tetep mau terus gambar kakak ganteng itu biar Manda ngga lupa," jawab Manda.

"Emang lo yakin dia anak sekolah ini?"

"Ya Manda gatau, pokonya kakak ganteng itu tiba-tiba ada disana sama Manda, terus bantuin Manda manjat tembok," ucap Manda sambil mengembungkan pipinya.

"Ya Manda gatau, pokonya kakak ganteng itu tiba-tiba ada disana sama Manda, terus bantuin Manda manjat tembok," ucap Manda sambil mengembungkan pipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak ganteng itu, rambutnya acak-acakan, alisnya tebel, tatapan matanya tajam, rahangnya tegas, pokonya ganteng deh." Ucap Manda menjelaskan gambarnya pada Mita.

Mita meringis melihat hasil karya Manda, akan tetapi ia memilih diam dari pada melanjutkan perdebatannya dengan Manda.

"Selamat pagi Man Mit," sapa Anet sahabat Manda.

"Pagii nyet-nyet" jawab Manda dan Mita.

"Gue berasa ke monyet yah?" Tanya Anet pada diri nya sendiri.

"Nah lu sadar diri juga ternyata," jawab Mita.

"Ih Mit gaboleh gitu, tapi emang iya sih," ucap Manda dengan polosnya.

"Astaga sumpah gue gemes banget lihat Lo Man," ucap Anet sambil menguyel-nguyel pipi Manda.

"Awhhh, Nyet-Nyet lepas!!! Sakitt," teriak Manda.

"Pantes aja ka Dika dulu putusin pacarnya dan milih Lo," ucap Mita.

"Udah berapa kali Manda jelasin sih, Manda sama ka Dika itu ga ada hubungan, dan ka Dika nggak putus sama pacarnya!"

"Tapi Lo sayang kan sama ka Dika?" Tanya Anet.

Manda mengangguk.

"Itu namanya elu suka sama ka Dika,"

"Tapi Manda suka nya sama kakak ganteng itu," cicit Manda sambil melirik gambar yang entah gambar apa.

"Agggrrrhhhh, kesel ya gue sama lu! Ngapain coba cari orang yang ga jelas! Mending lu sama ka Dika aja yang udah jelas-jelas selalu ada buat lu," emosi Anet tertahan.

"Ngga ko, ka Dika sekarang udah lulus, jadi ga selalu ada buat Manda. Ka Dika juga tahu kalo Manda suka nya sama orang yang bantuin Manda manjat tembok," final Manda, sambil beranjak dari duduknya.

"Manda, mau kemana?"

"Ke kelas lah, bentar lagi bel! Gak denger?" Teriak Manda.

Mita dan Anet mengejar Manda, kemudian mereka pergi ke kelas bersama karena mereka satu kelas. Dan benar saja bel tanda masuk berbunyi berbareng mereka sampai di kelas.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Maya guru sejarah.

"Pagi bu,"

"Sekarang kalian baca materi tentang Perang Dunia II, setelah itu ibu ingin salah satu perwakilan dari kalian menjelaskan ke depan!" Final Bu Maya.

Manda sangat bersemangat jika mapel sejarah.

Sejarah itu unik, sejarah itu murni tanpa rekayasa, sejarah itu patokan untuk masa depan, sejarah itu hidup, sejarah mengajarkan untuk mengenang hal-hal baik yang terjadi dan menjadikan hal buruk sebagai pelajaran agar tidak di ulangi di masa mendatang.

Sebagian orang mungkin tidak menyukai sejarah karena itu berhubungan dengan masalalu, mereka selalu mengklaim bahwa masalalu biarlah berlalu dan lupakan! Tapi bagi Manda sejarah atau masalalu itu harus di kenang, karena tidak semua hal yang terjadi di masa lalu harus di lupakan, sama sepertinya yang tidak melupakan sosok pemuda yang pernah menolongnya di masalalu.

Akan sulit memang mengenang masa lalu, jika hanya terfokus pada konteks yang menyakitkan, tapi coba kita lihat perbandingannya? Bukan kan hal-hal menyenangkan jauh lebih banyak dari pada rasa sakit.

Bukan kah masa kecil jauh lebih indah di bandingkan dengan masa remaja atau dewasa?

Saat kecil menangis hanya karena tidak dapat mainan, tapi saat remaja menangis karena putus cinta?

Saat masih kecil begitu banyak cinta dan kasih sayang yang tercurahkan, tapi di masa remaja hanya beberapa saja!

Dan begitu banyak orang baik di masa lalu yang mungkin sudah tidak ada ketika di masa mendatang, apakah itu pantas untuk dilupakan?

Jangan lupakan masa lalu, jangan pernah menyesali hal-hal yang membuatmu sakit. Tapi belajarlah dari rasa sakit itu.

Jika tidak ada masa lalu, apakah kamu akan berada di titik ini sekarang?

Dan jika tidak ada masa sekarang bagaimana negeri ini akan berjalan? Manusia terkadang lupa, jika di masa depan dirinya juga akan menjadi masa lalu.

Seperti itulah pandangan seorang Manda Mareksa terhadap sejarah yang sangat erat hubungannya dengan masa lalu.

Manda maju ke depan sebagai perwakilan dari kelas 11 IPS 2 kemudia menjelas dengan detail proses terjadinya perang dunia II.

Semua orang bertepuk tangan termasuk Bu Maya yang selalu merasa puas akan penjelasan Manda.

Meski di pelajaran yang lainnya Manda minus, tapi jika pelajaran sejarah maka Manda selalu mendapat nilai plus.

To be continued

Jangan lupa follow!!!
Jangan lupa tekan bintang di samping kiri!!

Jangan lupa komen!!

Next ga??

Mau nemenin sampe tamat ga? Jangan baca pas tamat aja yah😭😭

Yok bisa yok😍😍 Bismillah dulu🥰

GEMAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang