Hallo,....
Happy Reading
.
.
.
.****
"Memiliki mulut bukan berarti kamu bebas membicarakan kejelekan orang"
****Hari ini Manda, Anet dan Mita bangun kesiangan. Alhasil saat sampai ke sekolah gerbang sudah di tutup.
"Mang Asep??"
"Yuhuuu!!"
"Mang Asep bukain dong gerbangnya!" Ucap Manda dengan puppy eyes nya.
"Ayolah bang, Ade sudah kepanasan!" Ucap Mita.
"Saya kasih deh kalo buat beli rokok mah!" Ucap Anet.
"Heh kamu mau nyogok Saya?" Tanya mang Asep satpam SMA CAKRA.
"Saya gak bilang nyogok loh, tapi nagsih," ucap Manda sambil mengeluarkan kertas bergambar proklamator.
Mang Asep memejamkan matanya, lalu membukakan gerbang untuk mereka bertiga.
Setelah mereka masuk, Anet memberi mang Asep uang sepuluh ribu.
"Lah ko sepuluh ribu neng?" Tanya mang Asep.
"Lah kan saya cuma bilang buat beli rokok, sepuluh ribu juga cukup tuh," ucap Anet sambil berlalu pergi.
"Aishhh, ternyata saya di tipu bocah SMA," ucap mang Asep sambil menempelkan uang sepuluh ribu nya di jidat.
Di ujung sana Manda dan Anet tertawa melihat tingkah Anet.
Manda celingak celinguk, ia awalnya ingin pergi ke taman belakang tapi kedua sahabatnya melarang Manda dengan alasan bel akan segera berbunyi. Akhirnya Manda langsung masuk ke dalam kelas.
Di belakang Manda, Anet dan Mita bertos ria karena rencananya berhasil. Mulai dari bangun kesiangan hingga telat ke sekolah itu adalah rencana mereka berdua untuk menjauhkan Manda dari Gemal.
Namun sepertinya takdir begitu memihak GAnet dan Mita, di tengah pembelajaran Manda keluar kelas, tujuannya adalah toilet. Saat keluar dari toilet ia melihat seseorang yang sangat ia kenali.
"Kak Gemal!!" Teriak Manda.
Gemal menoleh, dilihatnya gadis yang begitu manis tengah tersenyum serta melambaikan tangan ke arahnya.
Gemal tersenyum tipis, bahkan Manda tidak dapat melihat senyuman itu. Manda hanya melihat sorot mata Gemal yang tak sedingin pas pertemuan awal mereka.
"Kakak nungguin Manda yah?" Tanya Manda.
Gemal berdehem, ia juga tidak tahu kenapa selalu ingin makan makanan yang di bawa Manda ke sekolah. Padahal setiap pagi ia selalu sarapan dari rumah.
"Maafin Manda yah, Manda bangun kesiangan," ucap Manda.
Gemal hanya tersenyum tipis lalu mengusap kepala Manda dengan sayang.
Baru saja ia melangkah untuk pergi, Manda sudah lebih dulu mencekal tangannya. Manda memandangi Gemal dengan tatapan intens.
"Apa?" Tanya Gemal datar.
Manda mengarahkan tangannya ke arah Gemal. Gemal langsung meringis saku celananya lalu memberikan uang lima puluh ribu.
Manda melongo, bukan ini maksudnya.
"Ko kakak ngasih Manda uang?" Tanya nya heran.
Gemal menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia hanya selalu ingat adiknya Karin, jika mengadahkan tangan berarti ia meminta uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMAKA
Teen FictionUp setiap hari Sabtu dan Minggu! Luar dari itu berarti bonus. BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA!! Bukan menceritakan seorang badboy yang di gilai banyak wanita, bukan juga menceritakan tentang gadis polos yang bisa ditindas begitu saja. Kisah ini Mencer...