Sembilan

50 29 0
                                    

09. Teman?

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca....


"Maaf yah Lea, jadi telat deh pulangnya," ucap Kak Raja dari arah belakang.

Sekarang jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore. Kegiatan forum seharusnya sudah selesai setengah jam yang lalu. Tapi Kak Raja meminta tolong untuk membereskan beberapa buku di perpustakaan bersama beberapa anak forum yang lain.

Tak banyak yang tinggal saat ini hanya ada aku, Neli, Kak Raja, Kak Naya dan Kak Arkan. Sementara anggota lain sudah pulang sejak kegiatan berakhir. Tadinya aku juga berniat pergi tapi karena Neli dimintai tolong lebih dulu akhirnya mau tak mau aku ikut serta karena memang biasanya aku selalu pulang bersama Neli saat pulang forum.

"Padahal biasanya Lea kabur paling pertama pas forum selesai," sindir Kak Arkan, aku melirik sekilas ke arahnya.

"Kaya yang ngomong nggak aja," balasku.

Kak Arkan menjulurkan lidahnya padaku meledek. Sekilas info Kak Arkan adalah kakak kelasku, dia anak kelas XI-3. Aku sendiri sebenarnya belum lama kenal dengannya, aku kenal Kak Arkan karena dia berteman dengan Dion. Lalu tiba-tiba kami jadi saling kenal setelah tau bahwa kami sama-sama anggota forum.

Kak Arkan jarang datang ke forum, ia tipe anggota yang hanya menumpang nama agar terlihat sibuk saja. Karena sejak awal aku bergabung di forum perpus ini terhitung baru empat kali aku melihat Kak Arkan dan pertemuan kali ini adalah yang kelima. Meski aku sering melihatnya di luar forum karena Dion.

Pertama kali mengenalnya aku pikir Kak Arkan itu tipe yang cuek. Tapi ternyata Kak Arkan justru lebih ramah jika dibandingkan dengan Kak Raja. Meski jelas ada perbedaan diantara keduanya, jabatan Kak Raja yang merupakan ketua jelas membuatnya jadi lebih berwibawa daripada Kak Arkan.

Tapi Kak Arkan adalah sosok yang menyenangkan, ia bisa berbicara dengan santai pada siapa pun tanpa menghilangkan rasa hormat. Contohnya saat Kak Arkan berbicara dengan Kak Raja, ia bisa memposisikan dirinya sebagai orang yang lebih muda dan menghormati Kak Raja. Begitu pula sebaliknya, jika berbicara denganku, Kak Arkan akan memposisikan dirinya sebagai orang yang lebih tua dan berusaha menasehatiku.

Kak Arkan adalah sosok kakak yang tak bisa ku temukan pada ketiga kakakku. Memang jelas tak bisa disamakan, tapi terkadang aku merasa Kak Arkan bisa jadi sosok kakak yang sangat diidamkan oleh beberapa adik perempuan. Apalagi kenyataan bahwa Kak Arkan adalah anak tunggal justru membuat itu semakin istimewa bagiku.

"Udah beres nih, kalian pulang aja. Susahnya biar gue sama Arkan yang selesaiin," perintah Kak Raja.

Aku dan Neli mengangguk setuju, lagipula kami memang sudah ingin pulang sejak tadi. Apalagi sekarang sudah hampir pukul 6, maka selain tertinggal bus aku juga bisa saja kena marah oleh mamah. Meskipun mungkin omelannya akan sedikit pendek mengingat aku pulang terlambat karena forum.

For You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang