Heimat (DamWoo)

388 25 0
                                    

Warning :

BxB
Bang Yedam x Park Jeongwoo

*****

Nuansa monokrom mendominasi, Bang Yedam, pemuda berambut dark brown bermata sipit ini tengah berdiri di depan dinding kaca kamar tersebut. Aksanya menerawang, jauh kedepan, namun nampak sendu dan kosong. Dengan senyum miris dan kalung rantai sleek hitam dalam genggamannya, ia bergumam, "Bego."



"Kenapa lo nolongin gue?"

"Ha? Maksud lo 'kenapa' apa? Ya karna gue lewat dan gue liat lo ikut digebukin sama anak SMA yang lagi tawuran.

"Lagian lo ngapain, sih? Bego banget, ada tawuran bukannya pergi malah ikutan. Songong bener mentang-mentang dah sabuk item." omel remaja manis berambut hitam jelaga dengan badge 'Park Jeongwoo' di dadanya.

"Berisik!" Tak tahukah Jeongwoo kalau Yedam tengah lelah setelah berlarian menghindari anak SMA yang mengejar mereka, menyangka kalau mereka musuh, malah pemuda Park ini menceramahinya sekarang.

"Lagian ya, lo tuh kan dah sabuk item, kalo kejebak tawuran tuh ya ikut ngegebuk kek, bukannya malah ngehindar mulu. Itu muka lo jadi babak belur semua, kan?" sembur si manis seraya mendongakkan dagu Yedam dan menekan beberapa lebam di wajahnya yang berhasil membuat Yedam meringis kecil. Perih.

"Bego! Dah tau lebam malah ditoel-toel. Sakit anjir." Yedam menepis tangan Jeongwoo dari pelipisnya, "Lagian itu tangan lo kuman semua, pake megang-megang muka gue, jerawatan gue yang ada ntar."

"Dih sengak banget lo. Sini gue pegang lagi muka lo." cerocos Jeongwoo dengan mengacungkan jari telunjuknya yang penuh upil ujungnya, mengejar Yedam yang telah menghindarinya.

Tertawa layaknya sahabat, mengabaikan bahwa itu pertama kalinya seorang Bang Yedam, ketua osis SMP Cakrawala, tertawa bersama si trouble maker manis sekolahnya Park Jeongwoo.



Yedam tersenyum kecil mengingat pertemuan pertama mereka. Ia yang sangat dingin, hari itu mulai mengizinkan orang lain masuk dalam zona nyamannya. Dan hanya Park Jeongwoo yang bisa memaksanya melakukannya.

Namun kemudian senyuman itu memudar kala sebuah ingatan menyeruak. Awal dari penyesalan hidupnya.



"Lo ngapain Jiyoon, hah?"

"Aku ngga ngapa-ngapain Kak Jiyoon, aku cuman ngundang dia dateng ke acara pertunangan kita. Apa itu salah?" Jeongwoo mengelus tangannya yang memerah karena diseret Yedam dengan kuat. Sakit sekali, batinnya.

"Salah! Lo tau gue suka sama Jiyoon, terus apa maksud lo ngundang dia, hah? Dan lo tau kalo acara ini tertutup, terus ngapain lo ngundang orang luar? Lo mau pamer, hah? Sialan!!!" Jeongwoo tersentak pelan saat Yedam memukul pintu tangga darurat dibelakangnya. Wajahnya terlihat menyeramkan.

"Gue tau lo ngga terima gue nolak perasaan bodoh lo, makanya lo beli gue dari bokap gue, dan sebagai gantinya bokap lo bakal nanem saham di label rekaman bokap gue. Lo pikir gue ngga tau itu semua? Gue ngga sebego itu. Gue ngga nyangka kalo lo tuh licik. Murah banget cinta lo. Gue nyesel pernah jadi sahabat lo." Jeongwoo menahan napasnya saat Yedam berbisik tajam di samping telinganya. Semuanya tetap terasa menyakitkan, bahkan setelah berulang kali.

Heliophilia [Collection Fess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang