{2/10}

1.9K 259 19
                                    

Hanya karena aku menolak ...

}~~~{

.

.

»»~~~~~««

"Yey!! Akhirnya!! Pelajaran kesukaanku!",-

Gempa dapat melihat raut (Name) yang terlihat berbinar itu. Ia hanya tersenyum kecil dan menggeleng pelan memaklumi tingkahnya.

"Guru yang mengajar sekarang tidak hadir, jadi kalian bisa bebas melakukan apa yang kalian mau, tetapi harus berhubungan dengan olahraga!",-

"Baiklah! Bubar!",-

Barisan bubar dan setiap siswa sibuk dengan kegiatan masing-masing. Gempa yang dari awal memang sedang tidak ingin berolahraga hanya menyandarkan dirinya di pohon yang ada di samping lapangan.

Ia memejamkan matanya pelan dan menikmati semilir angin yang menerbangkan helaian rambut gelapnya.

"GEM!!!',-

Gempa membuka kelopak matanya pelan lalu menatap asal suara yang memanggilnya. Dapat ia lihat dari ekor matanya (Name) yang berlari ke arahnya dengan bola basket dalam dekapannya.

"Ada apa?",-

Alisnya terangkat sebelah melihat (Name) tersenyum lebar sambil mengulurkan bola basket tepat di depan wajahnya.

"Ayo bertanding!",-

Gempa hanya diam menggeleng.

"Ayolah!",-

(Name) berusaha membujuk kekasihnya itu dan menarik-narik lengan Gempa yang menjadi bantalan di belakang kepalanya.

"(Name)!! Aku sedang tidak ingin berolahraga... Kau bisa mencari yang lain untuk menemanimu",-

Gempa dapat melihat (Name) menatap tidak suka ke arahnya.

"Ayolah! Aku sudah pernah bertanding dengan semua anak kelas kita dan aku menang,hanya kau saja yang belum",-

Gempa mengembuskan nafas pelan. Ia menarik pergelangan tangan (Name) dan membawanya duduk berhadapan di rerumputan.

"Kalau begitu cari olahraga lain saja,l alu ajak mereka bertanding, aku sedang tidak ingin berolahraga",-

Gempa tersenyum mengelus surai (H/c) gadis di depannya.

"Huft! Katakan saja kau tidak bisa...",-gumam (Name)

Gempa terkekeh.

"Aku bukannya tidak bisa, memang hanya sedang malas saja",-

"Huft! Aku tidak percaya, kalahkan aku baru aku percaya",-

(Name) bangkit dari duduknya dan berkacak pinggang di depan Gempa.

"Maaf, aku tidak tertarik",-

Gempa kembali melelapkan dirinya.

"Ayolah! Yang kalah akan mendapat hukuman, bagaimana?",-

Gempa terlihat membuka sebelah matanya dan mengangkat sebelah alisnya.

"Hm?",-

"Yang kalah harus menuruti permintaan yang menang. Bonus jika kau bisa mengalahkan ku, aku akan rajin belajar, tapi tentu kau harus membantuku",-

Gempa menggeleng dan menghela napasnya pelan, lalu bangkit dari posisinya.

"Baiklah! Jangan menangis jika kau kalah, oke?",-

(Name) menggembungkan pipinya disaat Gempa mencubit hidungnya.

"Iya-iya! Ayo mulai!",-

"Yang mencetak angka duluan dia yang menang, bagaimana?",-

Gempa hanya mengangguk setuju dan pertandingan pun dimulai.

(Name) memulainya dengan men-dribble bolanya hendak melewati Gempa. Tapi sepertinya pergerakan (Name) sangat mudah dibaca.

Buktinya Gempa bisa langsung merebut bola dari tangan (Name) dan melakukan tembakan Lay-up dan mencetak angka pertama.

(Name) ternganga melihatnya, ia mengira Gempa tidak bisa bermain basket, karena selama ini selalu disibukkan oleh hal akademik di sekolah. Ia dapat melihat Gempa yang tersenyum menoleh ke arahnya.

"Baiklah! Sesuai peraturan aku menang bukan... Tuan putri kecil?",-

»»~~~~~««

.

.

★≈≈≈≈≈★

•Bonus•

"Huft! Aku salah karena meremehkanmu",-

*(Name) menghela napas pelan. Melihatnya membuat Gempa mengelus lembut surai gadis di sampingnya

"Masih terlalu cepat bagimu untuk mengalahkanku",-

*Gempa tersenyum

"Ini... Minumlah",-

*Hening

"Jangan murung seperti itu, aku akan mengajarimu nanti kalau kau mau",-

*(Name) langsung berbinar

"Benarkah?",-

"Ya..., aku akan mengajarimu nanti, tapi ingat kau harus menepati janjimu",-

---★★★---

... tidak berarti aku tidak bisa melakukannya

My Bad Girlfriend || BoBoiBoy Gempa || { ✔️ }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang