{9/10}

1.2K 190 30
                                    

Ternyata dia ...

.

.

»»~~~~~««

"Haih ... Gara-gara kemarin kehujanan, jaketnya Gempa tidak sempat ku kembalikan",-gumam (Name).

Ia sudah berada di depan gerbang rumah Gempa. Sebelah tangannya menenteng paper bag yang berisikan jaket pemuda bermanik gold itu.

(Name) dengan santainya masuk begitu saja dan berhenti di pintu utama. (Name) menekan bel beberapa kali.

"Sebentar",-

Pintu dibuka menampakkan pemuda bermanik ruby berdiri disana dengan wajah datarnya.

"Hm? (Name)? Ada apa?",-

Baiklah itu sangat datar.

"Aku mencari Gempa, apa dia ada?",-

Halilintar hanya bergumam dan mempersilahkan (Name) masuk.

"Dia ada di ruang baca",-

Halilintar menunjukkan arah ruang baca pada (Name). (Name) mengikuti arah yang ditunjukkan Halilintar hingga ia sampai di depan pintu kayu bercat putih. (Name) membuka knop pintu perlahan. Ia cukup terkejut melihat dekorasi ruang baca element bersaudara itu, terkesan simple memang, tapi suasananya sangat menenangkan.

 Ia cukup terkejut melihat dekorasi ruang baca element bersaudara itu, terkesan simple memang, tapi suasananya sangat menenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Name) mengedarkan pandangannya ke sekitar, ia tidak melihat kekasihnya dimanapun. Bukankah Halilintar bilang tadi dia ada disini?

(Name) mendudukkan dirinya di sofa yang tersedia. Atensinya terlalihkan ke buku dengan sampul putih polos di atas meja. Mungkin Gempa baru saja membacanya?

"Hm? Buku apa ini?",-

(Name) meraihnya dan sedikit membacanya.

'Klek'

Pintu kamar mandi yang ada disana terbuka, menampakkan Gempa yang keluar dengan menghembuskan nafas lega. Tentu saja, siapa yang tidak akan lega setelah selesai menghadapi panggilan alamnya?

Gempa terkejut melihat (Name) membaca buku yang ditinggalkannya di atas meja sebelum ke kamar mandi tadi. Raut wajahnya tidak dapat dibaca.

"Bu-buku ini..?",-

•Anggap aja itu bukunya sampul putih• <( ̄︶ ̄)↗__________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap aja itu bukunya sampul putih
<( ̄︶ ̄)↗
__________________________

Gempa langsung menghampiri gadis itu.

"...",-

"Sepertinya aku sudah melihat sesuatu yang tidak seharusnya aku lihat",-batin (Name).

Gempa seketika gugup melihat raut wajah (Name) yang memerah padam. Sepertinya ia telah membaca isi buku itu.

"Cerobohnya aku!",-umpat Gempa dalam hati.

"Uhuk! Ini bukumu",-

(Name) menyerahkannya kepada si empu. Keduanya merona dan saling diam. Gempa mengambil posisi duduk di sebelah (Name).

"Ekhem! Kau ada perlu apa kesini (Name)?",-tanya Gempa setenang mungkin.

"A-aa itu. Aku ingin mengembalikan ini",-

(Name) menyerahkan paper bag yang dibawanya kepada pemuda bermanik gold itu. Gempa menerimanya dan melihat isinya.

"Jaketku?",-

"Ya, tenang saja, aku sudah menyucinya.",-

»»~~~~~««

.

.

★≈≈≈≈≈★

•Bonus•

"Aku baru tau kau punya kebiasaan seperti ini gem...",-

"Erk! Y-ya begitulah",-

"Isinya bagus. Sepertinya kau sangat teliti dalam menulisnya",-

"Berhentilah memujiku seperti itu",-

"Haha! Tapi gem ... boleh aku bertanya satu hal?",-

"Hm? Apa?",-

"Kenapa isi buku diary mu tentangku semua?",-

*Blush...

"Erk! Itu-",-

---★★★---

... memiliki kebiasaan seperti ini.

My Bad Girlfriend || BoBoiBoy Gempa || { ✔️ }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang