EX

16 6 0
                                    

Setelah kejadian itu, Jaemin mengajak Naya untuk makan di sebuah restoran yang tidak jauh dari tempat toko roti Taeyong.

"Naya-ssi,

Jaemin yang khawatir akan keadaan Naya yang tidak mau memakan makanannya itu mencoba untuk menanyakan keadaannya.

-kamu baik-baik saj"

Belum selesai Jaemin berbicara Naya memotong nya begitu saja.

"Sebenarnya aku siapa?"

Jaemin terdiam mendengar pertanyaan Naya.

"Menurutmu, kamu siapa?"

"Aku? Aku Na-Ya. Aku juga tidak tahu mengapa aku disini! Aku berlari dari kejaran penjahat lalu aku melompat ke dalam sungai dan-

Jaemin terlihat masih setia untuk mendengarkan semua penjelasan Naya.

-aku merindukan rumah, mama, kakak, dan semua teman-temanku."

Naya merasakan sesak di dadanya begitu hebat dan air matanya yang sedari tadi mengalir juga tida dapat ia bendung.

"Apakah ini hukuman bagiku?"

Naya melihat Jaemin masih memandanginya dan tidak mengatakan sepatah kata apapun.

"Jika aku menceritakannya, apa kamu mau berubah pikiran?"

Naya kebingungan apa yang dimaksud oleh Jaemin.

"Kamu masih merasa dirimu seorang Naya? Padahal Taeyong tidak pernah tahu siapa itu Naya. Taeyong melihatmu sebagai Nayoung, orang yang sangat ia cintai dulu sebelum Nayoung ikut denganku ke Busan. Itulah kenapa kamu terbangun di rumah sakit Busan."

"Maksudmu aku kehilangan ingatan ku?"

Naya melihat Jaemin menunduk setelah mendengar pertanyaan darinya itu.

Hati Naya semakin sakit mendengar semua penjelasan dari Jaemin, ia tidak pernah membayangkan semua ini terjadi.

Saat itu Naya langsung meninggalkan Jaemin sendirian dan juga Jaemin sudah tidak bisa menahan Naya lagi, ia tahu benar apa yang dirasakan Naya saat ini.

-

Kringg..kringg..

"Selamat dat-

Naya yang sekarang berdiri tepat di dekat meja kasir itu menatap lekat mata Taeyong.

Berbeda dengan Taeyong yang begitu kaget melihat kehadiran Naya.

"A-aku cukup senang bertemu denganmu di masa ini-

Taeyong yang mendengar suara Naya bergetar itu langsung menghampirinya.

-Taeyong-ssi"

Taeyong terhenti ketika ia mencoba mendekat ke Naya.

"Saat aku berada di dalam air yang begitu dingin itu, apakah kamu tau? Aku berharap pada Tuhan untuk memberikanku kesempatan 1 kali agar bisa bertemu seseorang yang sudah membuat hari-hariku berwarna."

Taeyong mencoba untuk mendekati Naya lagi tapi Naya sedikit mundur, membuat Taeyong menghentikan langkahnya lagi.

"Terimakasih untuk kuat sampai di titik ini, terimakasih sudah menyalurkan kebahagiaan untukku juga."

Naya beralih menatap Taeyong yang juga sudah menitikkan air matanya.

Wajah yang tidak akan pernah ia hapuskan dari ingatan indah yang Naya milikki.

"Meskipun disini aku hidup sebagai seseorang yang dulu pernah mengisi hari-harimu, aku tetap senang dan tidak akan pernah menghapus ingatan ini."

Setelah banyak menjelaskan semuanya, Naya beranjak pergi dari sana.

Gagang pintu yang sudah Naya pegang itu terhentikan oleh seseorang yang tiba-tiba mendekapnya dari belakang, pelukan yang begitu hangat dapat dirasakan oleh Naya.

"Maafkan aku."

Naya bergeleng cepat ketika Taeyong melontarkan kata-kata itu.

Naya memegang tangan Taeyong yang melingkar di lehernya dan mencoba untuk melepaskan nya dan berbalik menghadap Taeyong.

"Kita bisa menjadi teman baik."

Naya tersenyum setelah melepaskan genggaman Taeyong dan pergi dari toko roti tersebut.

Taeyong yang melihat Naya yang perlahan menghilang dari pandangannya, mulai mengeluarkan air matanya untuk kesekian kalinya.

.

Jika ada kesempatan kedua, aku ingin mengenalmu sebagi Naya.

*TBC

Remember Of TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang