💜 LavenderWriters Project Season 07
||Kelompok 02||
#Tema; Mantan
•-Ketua: Maharani
•-Wakil: Azza
+++
Efran Syailendra Pramudya, seorang CEO muda berparas tampan yang kisah asmaranya terus diselimuti kesialan karena kutukan mantan kekasihnya semasa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
H A P P Y R E A D I N G
🎬🎬🎬
Genap sudah satu bulan semenjak kepergian Havana, banyak perubahan yang terjadi pada diri Efran. Laki-laki itu menjadi pribadi yang dingin dan cenderung pendiam sekarang. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mencari Havana tanpa memikirkan yang lain.
Bagaimana dengan Saka?
Sejak anak itu tahu kalo bundanya pergi, ia tidak pernah berhenti menangis. Bahkan Saka sampai jatuh sakit dan harus opname karena terus menangisi Havana, Arfan dan Ana pun sampai kewalahan menghadapi kerewelan Saka.
Lalu mengenai Jeno dan Eleena, dua orang itu sekarang tengah menjadi buronan polisi. Benar, sebulan yang lalu Gibran melaporkan keduanya atas kasus peneroran dan pengancaman yang terjadi pada Havana.
Efran menghempaskan tubuhnya di atas kasur, kepalanya terasa sangat berat karena tidak tidur selama tiga hari. Entah mau ke mana lagi Efran harus mencari Havana.
Efran membuka ponselnya dan mengusap foto Havana yang ia jadikan sebagai wallpaper. “Kamu di mana, Hav? Aku dan Saka kangen banget sama kamu. Bahkan Saka sampai sakit, Hav. Apa kamu gak kangen sama dia? Kamu gak kangen sama aku juga?”
Efran menghela napas berat, ia harus mengistirahatkan tubuhnya untuk mencari Havana lagi besok.
Saat ingin menutup matanya, terdengar ada yang mengetuk pintu kamarnya begitu keras.
“Ini siapa, sih?” decak Efran kesal.
“BANG! BURUAN BUKA!” teriak seseorang dari luar sana.
“Arfan?” beonya yang lantas beranjak dari tempat tidur untuk membukakan pintu.
CEKLEK.
“Ngapain sih, lo?” sembur Efran.
“Bang, Saka hilang.”
DEG.
“Lo jangan bercanda,” sahut Efran tak percaya.
“Bercanda gimana sih, Bang? Lo ada lihat raut wajah bercanda di muka gue?” sungut Arfan.
Rahang Efran sontak mengeras. Ditariknya kerah baju kembarannya tanpa aba-aba. “GIMANA BISA SAMPAI HILANG, ANJING? Gue udah suruh lo buat jagain dia tadi!” murkanya.
