4

2.1K 318 15
                                    

Karina terus menghindar dari Jeno selama beberapa hari terakhir ini dikarenakan Karina tidak ingin menjadi bahan pembicaraan di tempat kerjanya dan untungnya Jeno juga sedang sibuk-sibuknya mengurus proyek barunya bersama Raka dari Markzarn Corporation.

Tapi mungkin tidak untuk hari ini Jeno sudah menangkap keberadaan Karina dan Karina tidak sempat untuk menghindar.

"Saya baru liat kamu lagi, Rin."

"Ah iya Pak, saya lagi urus laporan keuangan bulan ini."

"Winter bilang beberapa hari terakhir kamu berangkat pagi banget, padahal kantor ini bukanya aja jam 8."

"Saya menghindari macet aja Pak."

"Saya berangkat jam 7 lancar-lancar aja kok arus lalu lintasnya."

"Ah iya, saya mengindari keramaian di Bus, Pak."

"Kan bisa berangkat sama saya."

"Saya menghindar—"

"Menghindari saya?"

"Eh?"

"Kamu menghindari saya kan?"

"Engga Pak."

"Ada yang ganggu kamu?"

"Eh? Gak ada kok Pak."

"Terus kenapa kamu tiba-tiba menghindar?"

"Saya gak menghindar dari Bapak."

Jeno menghela napas.

"Saya ngerasa loh kamu menghindari saya."

Karina menunduk.

"Kenapa?"

"Saya cuma tidak ingin jadi bahan pembicaraan orang-orang kantor saja,Pak."

Jeno mengerutkan dahinya, "Emangnya kenapa? Kamu kan gak ngelakuin kesalahan apa-apa."

"Iya, Pak. Tapi saya kan karyawan baru dan gak sepantasnya saya terus berada di dekat Bapak, apalagi saya bukan bawahan Bapak langsung."

Jeno menghela napas.

"Kalo ada yang ngomongin kamu, bilang aja sama saya."

Karina diam tidak menanggapi.

"Kok diem? Yaudah kalo gitu hari ini kamu pulang sama saya." ucap Jeno.

"Eh—"

"Gak ada penolakan, Karina." ucap Jeno lalu pergi dari hadapan Karina.

Karina menghela napas.

📍📍

Sore harinya, Karina pulang bersama Jeno.

Dan sekarang mereka sedang berjalan di koridor apartemen lantai unit mereka berada.

"Jeno."

Karina dan Jeno menoleh.

"Temen saya. Narendra." ucap Jeno seakan menjawab pertanyaan Karina.

"Baru pulang?" tanyanya pada Jeno.

"Kaya yang lo liat aja." balas Jeno.

Laki-laki bernama Naren itu tertawa, "Penghuni unit apartemen juga kan?" ucap Naren pada Karina.

"Eh iya," balas Karina.

"Sering liat soalnya, gue Jaevin."

"Loh katanya namanya Narendra?" ucap Karina sambil mengalihkan pandangannya pada Jeno dan Jaevin bergantian.

Querencia | Jeno KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang