15

2.5K 318 22
                                    

Sesampainya di Bali, Jeno langsung membagikan access card kepada mereka semua untuk kamarnya masing-masing.

"Pasti kamarnya Bapak Arzen sebelahan sama Bu Karin nih." ucap Haidar.

"Ya iya lah." ucap Jeno.

"Biar apelnya gampang ye Pak." ucap Haidar.

"Hem." balas Jeno.

"Sirik mulu dah ini orang." ucap Jaevin.

Karina hanya tertawa melihat mereka.

Setelah mendapatkan kamar, mereka semua bergegas pergi ke kamar masing-masing untuk menaruh barang dan beristirahat.

Hari ini, tidak ada acara jalan-jalan atau semacamnya, karena Jeno dan Mark akan langsung pergi mengecek proyek mereka.

"Rin, lo ikut Pak Arzen gak jadinya?" tanya Giselle.

"Dia gak ngajak sih, gak usah lah udah ada Yeji juga lagian Pak Dirga baru nyampe nanti malem kan."

"Oh yaudah, gue pergi dulu ya." ucap Giselle.

Karina mengangguk lalu meluruskan kakinya di tempat tidur.

Tok tok tok.

Karina berjalan menghampiri pintu kamarnya.

cklek.

"Loh? Kok belum berangkat?" tanya Karina saat melihat Jeno di depan pintu kamarnya.

Jeno tidak menjawab, ia justru merentangkan kedua tangannya.

Karina mengerutkan dahinya lalu tertawa kecil, "Ini apa maksudnya?"

"Charge energi dulu." ucap Jeno.

Karina tertawa lalu masuk ke dalam pelukan Jeno.

"Kamu lama disana?" tanya Karina yang masih berada dalam pelukan Jeno.

"Sampe sore paling, kenapa? Mau jalan-jalan?"

Karina menggeleng, "Besok aja kalo kamu udah senggang." ucapnya.

Jeno tertawa, "Besok kan masih ada meeting, tapi besok kamu ikut sih kan ada Bang Dirga." ucapnya.

Karina mengangguk.

"Udah boleh dilepas belum nih?"

Jeno menggeleng, "Sebentar lagi."

Karina tertawa lalu mengusap-usap punggung Jeno.

"Udah ya? Nanti kamu ditungguin yang lain, gak enak loh." ucap Karina.

Jeno melepaskan pelukannya pada Karina.

Karina tertawa melihat wajah Jeno yang cemberut.

"Kok cemberut sih? Kan udah isi energi?" ucap Karina lalu menangkup wajah Jeno.

"Yaudah aku pergi dulu ya." ucap Jeno.

"Senyum dulu."

Jeno pun tersenyum sampai matanya ikut tersenyum.

Karina tertawa, "Anak bayi." ucapnya.

"Bayi kamu." ucap Jeno.

Karina tertawa, "Yaudah sana berangkat, hati-hati ya. Semangat!!" ucapnya.

Jeno mengangguk, "Kamu istirahat, kalo Haidar Jaevin atau Juna ngajak keluar jangan mau."

Karina tertawa, "Ya gak mungkin lah aku keluar sama mereka."

"Siapa tau? Kan mereka suka gangguin kamu."

Karina tertawa, "Tenang, ada Winter kok."

Sekarang Jeno yang tertawa, "Jadi sekarang bodyguard kamu itu Winter ya?"

Querencia | Jeno KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang