"With eyes wide open, we have a dream
In each position, we take a breath
If we're connected, you're already a star"NCT U - MAKE A WISH
•••
Lagi-lagi kamu hanya bisa menangis, menenggelamkan dirimu dibalik bantal yang kini kamu peluk erat. Seolah melepaskan seluruh perasaan yang menyesakkan dada melalui cairan bening yang terus turun ke pipi tanpa diminta.
Kamu tak habis pikir, bagaimana bisa seorang pria seperti Johnny menilaimu seperti itu? Seburuk itukah dirimu dimatanya? Serendah itukah derajatmu dihadapannya? Bagai tak ada harga diri.
Rasanya seperti dihempas ke jurang.
Kamu tak pernah menduga jika pria yang sejak lama kamu kagumi dalam diam itu juga memandangmu seperti para pembully lain di sekolahmu.
"Kenapa nangis? Ada masalah apa lagi?"
Bahkan kini kamu sudah tak menghiraukan kehadiran Taeyong yang selalu saja muncul seenaknya tanpa permisi.
"Kenapa? Ayo cerita. Jangan terbiasa memendam masalah sendirian. Mungkin aku bisa membantu," bujuk Taeyong yang mengulang kalimatnya dengan nada lebih lembut.
"D-dia... " isakmu terbata. Entah kenapa lidahmu menjadi begitu kelu hanya untuk sekedar menyebut namanya.
Taeyong berjalan mendekat, lalu mendudukkan dirinya ditepi ranjang, "tau gitu aku ikut kamu ke sekolah. Aku gak bisa muncul gitu aja kalo kamu gak bawa kalung itu," ia menghela nafas lantas mengusap wajahnya frustrasi.
Sepertinya ia merasa bersalah karena tidak bisa menjagamu untuk yang kedua kalinya.
Kamu mendongakkan kepala, menatap pria dihadapanmu dengan mata sembab, "kalau aku bawa kalung itu... kamu bakal dateng dengan sendirinya?" Suaramu terdengar parau.
Taeyong mengangguk, "tentu. Kalau kamu membawa kalung itu kemana pun kamu pergi, aku bisa muncul dihadapanmu kapan pun semau ku."
Taeyong sangat keren, bukan?
Kamu menegakkan tubuhmu, menatap lurus kedepan, "kamu tau gak gimana rasanya saat orang yang kamu sukai selama bertahun-tahun, nyuruh kamu buat buang perasaanmu padanya jauh-jauh?" Seulas senyum pahit terukir diwajahmu.
Taeyong menatapmu lamat-lamat, seolah mencari tahu apa maksud dari pertanyaanmu, "kamu lagi ngerasain itu?" Terkanya.
Entahlah. Sebenarnya Taeyong sendiri tidak paham tentang apa yang kamu tanyakan. Kamu pun salah memilih untuk bertanya padanya karena ia tidak begitu mengerti jika menyangkut masalah hati.
Kamu beralih menerawang langit-langit kamar, "aku pikir, dengan keadaanku sekarang ini dia bakal nerima-Gak. Gak harus nerima," ralatmu. "Seenggaknya hargain perasaanku walau sedikit aja. Tapi kenyataannya semua itu cuma sebatas ekspektasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine NCT (Hiatus)
FanfictionWaktu Injeuni Bagian perhaluan bersama 23 bujank NCT Pov-nya campur-campur kayak gado-gado © 7/7/21 03/08/21 #3 - #imaginenct 03/10/21 #1 - #imaginenct