StayWithMe; 15. Pregnant?

1K 77 33
                                    

"Tidak ada seorangpun yang terekam di cctv." Ucap Doyoung setelah memeriksa rekaman cctv malam tadi pada Lisa yang duduk disampingnya.

Lisa menghela nafas lalu memijit keningnya. Dia merasa sangat pusing sekarang.
"Nanti kita periksa lag—hoek" Ucapannya terhenti ketika rasa mual tiba-tiba datang. Dia berdiri dan berlari menuju wastafel yang ada diruangan itu.

"Nona kau baik-baik saja?" Tanya Eunwoo yang menyusul Lisa.

Lisa hanya mengangguk dan membasuh mulutnya dengan air keran.

"Lisa!" Teriak seseorang dari luar ruang keamanan.
"Mana Lisa?!" Lanjutnya setelah membuka pintu ruangan secara brutal.

"Disana, miss Jisoo." Jawab Yuta menunjuk Lisa yang sedang berdiri didepan wastafel.

Jisoo langsung menoleh pada tempat Lisa berdiri.
"Aku mendengar ruanganmu diberantakan seseorang. Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya setelah mendekati wanita itu dan memeriksa keadaannya.

Lisa tersenyum dan mengangguk pelan.
"Aku baik-baik saja unnie."

"Kau terlihat sangat pucat. Apa kau sakit?" Tanya Jisoo ketika melihat wajah Lisa.

Lisa menggeleng.
"Tidak, aku hanya kurang tidur."

Jisoo menghela nafasnya.
"Kau istirahat diruanganku saja, ayo."

Oh ya, ngomong-ngomong Jisoo sudah bekerja kembali dirumah sakit setelah mendapat izin dengan susah payah dari suaminya, Kim Seokjin. Menggantikan Jennie yang ikut pindah ke New Zealand dengan suaminya, Kai.

Lisa hanya mengangguk. Jujur, kepalanya sudah terasa sangat berat dan rasanya hampir meledak.

"Masalah ini kita bicarakan lagi nanti. Sekarang kalian kembali ke tugas masing-masing." Ucap Jisoo sebelum keluar dari ruang keamanan.

"Baik miss." Ucap ketiga pria itu.

•••

Sesampainya diruangan Jisoo, Lisa langsung merebahkan dirinya di bangsal yang ada diruangan itu.

"Aku dengar kau dan Taehyung bertengkar." Ucap Jisoo yang sedang mengambilkan beberapa vitamin untuk Lisa.

Lisa yang tengah memejamkan matanya menghela nafas panjang.
"Dia berselingkuh dengan teman SMA kami dulu."

"Siapa?" Tanya Jisoo yang berjalan mendekati Lisa sembari membawa segelas air dan beberapa vitamin.
"Bangun, minum ini dulu." Lanjutnya.

"Irene, bae irene." Jawab Lisa yang membuka matanya lalu terduduk dan meminum vitamin pemberian Jisoo.

"Aku belum pernah mendengar namanya." Ucap Jisoo yang duduk dikursi sebelah ranjang.

Lisa mengangguk sembari menyimpan gelas diatas nakas.
"Kalian memang belum pernah bertemu." Ucapnya dan Jisoo hanya mengangguk paham.

"Ohya, hari ini ada perawat baru. Kita kekurangan staf untuk merawat Nyonya Kim." Ucap Jisoo.

"Memangnya perawat sebelumnya kenapa?" Tanya Lisa yang merasa sedikit aneh.
"Bukankah Nyonya Kim sudah memiliki perawat yang ditunjuk langsung oleh Dr. Mingyu sendiri?" Lanjutnya sembari menidurkan dirinya kembali.

Jisoo menghela nafas.
"Dia mengundurkan diri kemarin. Entah apa sebabnya. Tiba-tiba dia datang padaku dan bilang ingin keluar."

Lisa menatap Jisoo.
"Bukankah itu sedikit aneh unnie?"

Jisoo mengangguk.
"Memang. Saat aku menanyakan kenapa atau ada apa, dia hanya menggeleng dan tidak mengatakan apapun."

Lisa mengalihkan pandangannya ke arah langit-langit ruangan itu dan menghela nafas lalu memejamkan matanya.
"Aku lelah unnie. Semua masalah disini dan dirumah membuatku–"

Jisoo yang sedang mendengarkan curhatan Lisa mengernyitkan keningnya ketika wanita itu berhenti bicara.
"Kau kenapa?"

Lisa dengan cepat bangun dari bangsal dan sedikit berlari menuju wastafel.

Hoek

"Astaga Lisa kau kenapa?!" Ucap Jisoo panik dan menyusul wanita itu.

Lisa membasuh mulutnya lalu menggeleng.
"Akhir-akhir ini aku selalu mual." Ucapnya sembari berjalan kembali ke bangsal dibantu Jisoo.

Jisoo menoleh pada Lisa.
"Kapan terakhir kau datang bulan?"

Lisa yang baru saja menyentuh ranjang terdiam. Dia tidak ingat kapan terakhir kali dia menstruasi.
"Tanggal berapa sekarang?"

"8. Kenapa? Kau telat?" Tanya Jisoo sembari tersenyum.

Jadwal menstruasi Lisa adalah diakhir bulan dan seingatnya bulan kemarin masa menstruasinya tidak datang.
"Unnie apa aku—"

Jisoo mengangguk dan tersenyum lebar.
"Bisa saja kau hamil. Selamat sayangku, penantianmu akhirnya terbayar." Ucapnya lalu memeluk Lisa.

Lisa tak membalas pelukan Jisoo dan malah tersenyum miris, matanya mulai berkaca-kaca.

"Kenapa?" Tanya Jisoo yang merasa Lisa tidak membalas pelukannya.
"Kau kenapa?!" Tanyanya lagi ketika melihat Lisa hampir menangis.

"Irene juga hamil, unnie." Jawab Lisa lalu menundukkan kepalanya.

"Hah?! Aku tidak salah dengar bukan?!" Tanya Jisoo.

Lisa menggeleng. Tangannya kini sibuk menghapus air mata yang mulai keluar.
"Hari ini dia akan tes DNA unnie."

"Brengsek!" Maki Jisoo tertahan lalu menghela nafas dan mengusap-usap punggung Lisa.

Lisa terisak dan menoleh pada Jisoo.
"Aku takut unnie. Jika benar dia mengandung anak Taehyung, lalu aku bagaimana?"

"Suruh Taehyung memilih. Dia tidak bisa egois tetap bersamamu dan juga selingkuhannya." Ucap Jisoo yang akan ikut menangis juga.

Lisa menggeleng. Dia tidak ingin egois juga.
"Irene lebih butuh Taehyung. Aku bisa membesarkan anak ini sendiri."

"Lalisa! Kau tidak salah bicara seperti itu?!" Bentak Jisoo yang tak habis pikir dengan ucapan Lisa.

"Aku serius unnie! Usia kandungan Irene lebih tua dariku. Lagipula... Aku bekerja dan Irene tidak. Aku lebih bisa mengurus anak sendiri dibanding dia." Ucap Lisa.

Jisoo menggeleng.
"Laki-laki itu suamimu! Pernikahan kalian sah dimata hukum dan agama. Yang harusnya pergi adalah selingkuhannya, bukan kau Lalisa!" Bentaknya.

Tangisan Lisa semakin keras.
"Tapi—"

"Aku akan memeriksamu. Cepat naik." Ucap Jisoo. Dia harus memastikan jika Lisa benar hamil.

Lisa mengangguk dan menaiki ranjang lalu tidur terlentang.

Jisoo memakai sarung tangan dan menyelimuti Lisa lalu membuka sedikit celana yang dikenakan wanita itu untuk memeriksa lewat vaginanya.
"Kau memang hamil." Ucapnya.

Lisa senang, tentu saja. Penantiannya selama ini terbayar. Tapi kenapa harus disaat seperti ini? Kenapa harus disaat dia dan Taehyung akan berpisah?

"Nanti biar aku saja yang melakukan tes DNA Irene-Irene itu. Kau istirahat saja. Jaga kandunganmu, jangan sampai lelah atau banyak pikiran. Okay?" Ucap Jisoo setelah membenarkan celana Lisa lagi dan membuang sarung tangan serta mencuci tangannya.

Lisa mengangguk lemah. Dia juga masih terlalu lelah untuk beradu mulut lagi dengan wanita itu.
"Tolong bantuannya unnie."

Jisoo yang sedang mengelap tangannya menggunakan tisu mengangguk.
"Tentu, aku akan melakukan apapun untuk membuatmu bahagia."

Lisa tersenyum.
"Terimakasih unnie."

Jisoo mendekati Lisa dan ikut tersenyum.
"Aku pastikan kau akan selalu bahagia Lisa." Ucapnya sambil mengusap lembut kepala wanita itu.

Lisa yang masih tersenyum mengangguk. Serumit apapun masalahnya, dia bersyukur selalu ada orang baik yang setia disisinya.

***
Sorry for typo guys!💛💜

Stay with MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang