10. Hadiah Terakhir

191 29 4
                                    

  
Hai Guys, cuma mau bilang buat kalian yang sudah memasukkan Cerita ini kedalam daftar bacaan kalian. Terima kasih banyak. Sudah minat baca cerita ini :)

🍇

"Jangan pernah mengabaikan Kabar, sebab Jika itu penting kamu akan kehilangan."


Di rumah, Johan membuka pintu melihat adik- adiknya sudah tertidur di ruang tamu. sepertinya menunggu kehadirannya. Namun, terlebih dahulu Johan, membersikan dirinya. Dan membawa, Piring dan sendok. Ke depan, dengan pelan Johan membangunkan satu-persatu adiknya.

Masih dengan setengah sadar mereka memakan, makan malam itu, ingin rasanya tidak makan lebih baik tidur. Tapi Johan akan marah dan berkata ini Rejeki, Dilarang Menolak. Enak sebenarnya, tapi tidak ada ekspresi dalam diri mereka, Karna Terlalu mengantuk. Johan hanya tertawa dengan bentuk muka saudara-saudaranya.

"Sudah sana pergi tidur, gosok gigi dulu, astaga" ujar Johan. Mengusir adik-adiknya, mereka menurut dan kembali masuk ke kamar.

Ruang tamu berantakan, Johan yang membersihkannya.

                                 •×•÷•

Sepertinya Jaelani Percaya bahwa itu bukan penipuan, dengan setelan Jas Milik Johan dia begitu Terlihat mempesona Tampan dan sangat tampan.

Kabar yang Jaelani dapat dia bagi ke saudara-saudaranya, tapi baru sempat dia berikan ke Johan. Namun Johan memberikan ekspresi suka, mendukung Kebaikan untuk adik pertamanya. Untuk meraih Kesuksesan dengan cara tak Terduga.

"Kamu pasti bisa, Jae. Kakak yakin kamu bisa. Raih mimpi dan berkembanglah. Tuhan memberikan rencana untuk hidup kamu" Terang Johan, merapikan Jas Jaelani agar lebih rapi.

"Iya, kak. Terima kasih. Aku akan membuat kehidupan kita lebih baik lagi" Balas Jaelani.

Jaelani datang ke perusahaan, benar ini Nyata bukan penipuan. Dengan sedikit pertimbangan dan kepastian, semua memberi suara, bahwa Jaelani Pantas menjadi Model Perusahaan ini, Tinggi, Visual dan Bentuk Tubuhnya pantas sekali. Hanya saja, Jaelani masih tidak terbiasa dengan pemotretan ala Model. Dengan kata harus menyesuaikan diri dulu, dari yang namanya Kamera, pelatihan akan dia dapatkan 1 bulan. Setelah itu akan memperkenalkannya Ke Publik.

•×•×•×

Entah apa yang Fadjar pikirkan, dia duduk di taman, di sore hari. Yang pastinya akan ramai anak-anak bermain dengan orang tua mereka.

Menatap satu persatu kegiatan yang dilakukan anak-anak, membuatnya senang. Berfikir bahwa itulah dia Dulu, Menyenangkan sekali.

"Astaga, apa aku gila? Seperti sedang uji nyali disini, Astaga!" Desis Fadjar. 
Matanya terasa pedas, mencoba mendongak ke atas, menatap langit yang masih Nampak cerah itu seorang diri.

••••

Zico berjalan di ramainya sore hari, menemani temannya, untuk membeli sesuatu. Di rentetan toko-toko Langkahnya Terhenti, menatap Gitar Yang Memiliki desain Begitu bagus. Zico Begitu sumringah, namun sayang dia tetap tak mampu membeli, begitu mahal harga Gitar itu, tapi dia sadar masih memiliki gitar miliki Johan, yang di Berikan ke Dia. Meski sudah tidak bagus lagi, gitar ini Mampu menjadi tempat menghilangkan lelah, bahkan membuatnya menghasilkan uang.

Brother || Johnny ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang