"Rasanya terlalu berat untuk menjalani semua takdir yang sangat menyesakkan setelah kepergian mu kak." -Adelenha Areiti Hana
3 - Kenapa?
Hari-hari berlalu, satu bulan telah berakhir. Revan, dokter muda itu begitu senang kala mengetahui jika Selena mengalami perkembangan. Wanita itu sudah sering tersenyum kembali, meskipun kadang jika Selena tidur masih sering menggumamkan nama Sesi.
Meskipun begitu Selena belum di perbolehkan untuk pulang. Revan jadi tak sabar mempertemukan Adel dan Selena.
Brak
"Ah sorry," ucap gadis yang baru saja menabrak Revan saat memasuki lift.
Revan hanya bergumam kecil, ia berdiri tepat di belakang gadis itu. Revan mengerutkan keningnya, merasa familiar dengan punggung gadis itu.
"Ciara?" Panggil Revan yang seratus persen benar karena gadis itu menoleh.
Raut terkejut tercetak jelas di wajah Ciara, "R-revan?" Tanya Ciara tak percaya.
Detik berikutnya sebuah pelukan hangat Revan dapatkan. Ciara, gadis itu memeluknya dengan suara isakkan kecil. Revan tersenyum, tangannya terangkat mengelus rambut panjang Ciara lalu menutup matanya, merasakan rindunya yang perlahan membaik.
"Aku rindu banget sama kamu. Kamu kenapa lama banget pulangnya?"
"Baru dua bulan loh. Kita juga teleponan tiap hari," ucap Revan. Ciara sontak mendorong Revan agar menjauh darinya, gadis itu nampak tak suka dengan jawaban Revan.
"Bukan dua bulan tapi dua tahun yah. Dua tahun kemarin kemana aja? Kenapa teleponnya gak di angkat?" Ucap Ciara seraya memalingkan wajahnya.
Revan menangkup wajah Ciara, menghapus air mata gadis itu, "maaf. Bulan kemarin aku udah ada di Indonesia."
"Tuh kan," Ciara menatap Revan kesal, "kenapa gak kabarin huh?" Lanjut Ciara.
Ting
Lift terbuka menampilkan dua suster yang nampak terkejut. Ciara dan Revan sontak berdiri tegap, malu sendiri karena adegan tadi ketahuan.
"Maaf ganggu dok," ucap salah satu suster.
"Ah. Nggak pa-pa," jawab Revan membuat Ciara membulatkan matanya. Tangannya sedikit mencubit lengan Revan karena malu.
"Yah. Pasti itu cewek dokter Revan, potek hati aing," bisik suster lainnya yang masih bisa di dengar oleh dua orang di depannya.
"Cantik sih. Insecure aku," ucap suster yang satunya.
Ciara cekikikan tak jelas karena di puji cantik. Melihat itu Revan bertambah senang. Dia memang berencana menemui Ciara saat urusannya telah selesai, tetapi Ciara lebih dulu menemukannya.
***
"Beneran mau pindah hari ini? Tidak tunggu sampai wisuda?" Tanya wanita berambut pirang alami khas.
Adel menggeleng, "heum Mommy, aku begitu ingin bertemu dengan keluarga aku yang di Indonesia," ujar Adel kemudian memeluk Mommy sayang.
Adel melepaskan pelukannya bersamaan dengan suara rusuh yang menuruni tangga.
"Mommy-mommy, aku mau ikut Adeeeellll," rengek Clara baru saja keluar dari ruang kerja sang Ayah.
"Minta ijin Daddy mu," ujar Mommy seraya mengelus rambut Clara yang kini sudah memeluk pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH 2 || After You Go
Teen Fiction[only up pas libur] Perlihatkanlah padaku, seperti apa bentuk bahagia. Hingga semua manusia sibuk mencari di mana letak kebahagiaan. [Misi pengungkapan kejadian masa lalu] From RAPUH ⚠️ Dilarang mengcopy dan semacamnya. ⚠️ Fiksi, murni karangan send...