"Nyatanya gue bahkan membenci lo dan seharusnya, lo juga mati seperti dia. Tapi tunggu aja." —Someone
5 - Kampus
"Saya mau ketemu anak saya," Selena berusaha memberontak dari pegangan beberapa suster.
"Iya nanti kita ketemu," ucap salah satu suster.
"Sekarang saya maunya sekarang," ucap Selena berderai air mata.
"Sesi, ibu di sini!" Selena menoleh ke belakang sembari berteriak. Wanita itu berusaha menahan tubuhnya agar tak di tarik oleh suster.
"Ibu!" Revan datang dan langsung memeluk Selena erat.
"Dok tadi ibu Selena sudah ke kamar rawat VVIP sebanyak tiga kali."
"Lepas," pinta Revan pada beberapa suster yang masih memegang tangan Selena.
"Nanti ibu Selena pergi lagi," ucap Suster.
"Saya bilang lepas," ujar Revan tajam membuat mereka perlahan melepaskan tangan Selena.
"Revan, ibu lihat Sesi tadi," ucap Selena.
"Itu bukan Sesi bu," Revan mengelus lembut punggung Selena.
Selena menggeleng ia tunjuk koridor di depannya, "ibu ke sana tadi dan ibu lihat Sesi," ujar Selena sedih.
Revan melepaskan pelukannya, ia rengkuh bahu Selena hangat, "ibu salah lihat kali," ucap Revan tersenyum hangat, "ayok kita istirahat biar cepat ketemu sama Sesi dan Adel," ujar Revan membawa Selena menuju kamarnya.
Selena menoleh ke belakang. Dia sangat yakin bahwa yang ia lihat di kamar rawat tadi adalah Sesi. Kenapa tidak ada yang mau mempercayainya?
Tidak, kenapa tadi Sesi hanya melihatnya lalu berlari ke kamar mandi? Kenapa anak itu tidak memeluknya?
"Ibu sedih," gumam Selena.
Revan tersenyum lalu membantu Selena kembali berbaring di ranjangnya. Kemudian Revan menaikkan selimutnya.
"Ibu jangan sedih, nanti Sesi ikut sedih," ujar Revan menggenggam erat tangan Selena.
"Kalau emang ibu ketemu sama Sesi tadi, Sesi pasti bakal peluk ibu 'kan?"
Selena mengangguk membenarkan. "Nah walaupun tadi adalah Adel pasti Adel juga bakal peluk ibu," lanjut Revan.
"Sekarang ibu tidur biar cepat sehat," ucap Revan mencium kening ibunya lama.
Bagaimanapun ibunya dahulu. Selena tetap ibunya yang telah melahirkannya di dunia. Revan tidak mampu membenci wanita itu, dia sangat menyayanginya dan hanya merasa sedikit kecewa dengan perlakuannya kepada Adiknya.
Revan juga sangat yakin, jika Selena benar-benar melihat Adel.
Revan melirik jam tangannya, sekarang menunjukkan pukul 3 pagi dini hari. Selepas dari kantor polisi Revan kembali ke sini karena mengkhawatirkan Adel, tetapi ia malah melihat Selena seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH 2 || After You Go
Teen Fiction[only up pas libur] Perlihatkanlah padaku, seperti apa bentuk bahagia. Hingga semua manusia sibuk mencari di mana letak kebahagiaan. [Misi pengungkapan kejadian masa lalu] From RAPUH ⚠️ Dilarang mengcopy dan semacamnya. ⚠️ Fiksi, murni karangan send...