"Hanya mimpi, yah semua hanya mimpi. Kesakitan ini, jeritan ini, terasa bak sebuah mimpi yang hadir di dunia nyata." - Adelenha Areiti Hana
11. Ayah(?)
Seorang lelaki dengan postur tubuh tinggi berdiri tepat di pinggir pantai yang berada di mimpinya beberapa kali. Tidak seperti di dalam mimpinya yang pantai tersebut di penuhi bunga, kali ini pantai itu begitu bersih.
Tak jauh dari tempatnya juga berdiri sepasang insan berbeda gender, keduanya sama-sama terdiam menikmati deru pantai juga angin yang meniup wajah mereka.
Galih menoleh pada kedua orang yang tengah berdiri itu, matanya menyipit. Menatap gadis berambut panjang dengan dress putih polos yang ia kenakan.
Lelaki itu berjalan mendekat pada kedua orang itu. Dengan tangan yang ia masukkan kedalam Hoodie Galih terus mendekat hingga dapat melihat jelas wajah yang selama ini ia rindukan.
"Adel," panggil galih membuat gadis pemilik nama serta lelaki di sampingnya ikut menoleh.
Adel mengerutkan keningnya heran, namun entah mengapa jantungnya berdetak lebih cepat seirama dengan deru nafas keduanya.
Air matanya menitik seakan rasa rindu yang ia rasakan semakin menyeruak keluar. Adel merasakan keberadaan Sesi bersama lelaki itu.
"Galih, sendiri?"
Galih melirik Haikal di samping Adel kemudian mengangguk, "iya," jawabnya singkat.
"Pacar Sesi," ujar Haikal tepat di samping telinga Adel.
Adel menyeka air matanya lalu mengangguk paham.
"Jadi.... Lo yang selalu bawa bunga geranium di makam kak Sesi?"
Galih mengangguk segaris senyum lelaki itu terbit. Tidak bisa di pungkiri ini untuk pertama kalinya ia bertemu Adel, dan mereka benar-benar mirip. Hanya saja mengenal Sesi cukup lama membuat Galih dapat merasakan perbedaan itu.
Logat Sesi yang sedikit kasar dengan suara lembut gadis itu sedangkan logat barat Adel lebih lembut terdengar.
"Masih lupa ingatan? Atau?"
Adel lagi-lagi mengerutkan keningnya, lelaki di hadapannya tahu sebanyak apa tentang dia dan Sesi?
"Udah ingat kok," ujar Adel tersenyum canggung.
"Gue pemilik jantung Sesi," akuh Galih seraya menyerahkan selembar kertas pada gadis di hadapannya.
"Kalian memang sama, tapi lo berbeda dengan dia," Galih kemudian melirik Haikal, "sepertinya lo udah punya penjaga yang lebih bisa ngelindungin lo," lanjut Galih kemudian melangkah dari sana.
Meninggalkan dua orang dengan kebingungan mereka juga beberapa pertanyaan terhadap apa yang Galih lontarkan tadi.
Tanpa menunggu lama Adel membuka surat bersampul merah tersebut.
Dear, Galih
Tolong jaga Adel, anggap dia seperti aku.
Lindungi dia seperti kamu melindungiku.
Jadi temannya seperti kamu jadi temanku.
Jangan biarkan dia sendiri, karena aku menyayanginya.
Dengan kamu menjaganya aku bisa lebih dekat dengan dia karena jantungku bersamamu.
Terimakasih.
I love you forever.26/05/21
Sesilia Rose Hana"TERUS LO MAU KEMANA? BUKANNYA INI TANGGUNG JAWAB LO?" teriak Adel menatap punggung Galih yang semakin menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH 2 || After You Go
أدب المراهقين[only up pas libur] Perlihatkanlah padaku, seperti apa bentuk bahagia. Hingga semua manusia sibuk mencari di mana letak kebahagiaan. [Misi pengungkapan kejadian masa lalu] From RAPUH ⚠️ Dilarang mengcopy dan semacamnya. ⚠️ Fiksi, murni karangan send...