"Hiduplah sebagaimana mestinya, tidak perlu mengejar apapun biarkan semuanya datang dengan sendirinya." — Marisa
18 - Just Life
Hasil dari penantian Ciara terbayarkan. Banyak yang bilang bahwa Revan tidak bisa terselamatkan karena telah terbaring selama berhari-hari bahkan hampir seminggu. Ciara tau waktu yang diperlukan seseorang untuk sadar pasca operasi adalah paling lambat 2 jam, tapi Ciara kekeuh selama jantung Revan masih berdetak tandanya Revan masih bersamanya.
Hal ini merupakan mukjizat kedua setelah Adel, setidaknya itu kata dokter Alex.
Ciara bersyukur ia tidak menyerah, Revan akhirnya sadar meski masih sangat lemah.
"Thanks God," ucap Ciara sembari menggenggam erat tangan Revan.
"Mana Adel?" Dua kata yang terucap oleh Revan sejak ia sadar meski dengan suara berbisik Ciara masih dapat mendengarnya karena di ruangan itu hanya suara deru nafas serta detak jantung keduanya yang terdengar.
"Adel lagi istirahat," Ciara memberikan jawaban paling aman, meski Revan tidak akan puas dengan jawaban itu setidaknya ia tidak perlu khawatir.
Jawaban itu pula yang telah Ciara pikirkan sejak berhari-hari ini. Untungnya Revan tidak menanyakan perihal Selena, karena jujur dia masih bingung hendak menjawab apa jika ditanya.
Tatapan keduanya beradu lebih lama, seolah berbagi kesedihan dalam tatapan itu. Revan sedih mengetahui bahwa sebelum ia terbaring Samuel mendatanginya. Mengatakan kata-kata yang bahkan sebelumnya Revan tidak akan terpikirkan akan diucapkan langsung oleh ayahnya sendiri.
Flashback on
Revan baru saja balik dari menemui Selena. Lelaki itu bersiap untuk istirahat setelah seharian menemui pasiennya. Suara pintu terbuka membuat ia menoleh karena terkejut. Tidak biasanya seseorang membuka ruangannya tanpa diketuk terlebih dahulu. Baik seniornya maupun asisten dokter.
"Revan," Samuel menutup pintu ruangan Revan agar tidak ada yang mendengar percakapan merek
"Ayah minta kamu bawa jauh-jauh adik dan ibumu."
Kening Revan berkerut, "siapa yang mengizinkan Anda masuk keruangan saya?"
"Kalau tidak mau Adel kenapa-kenapa, bawa dia pergi sekarang karena ayah sudah sangat benci dengan kelakuannya."
"She's your daughter."
"Not, she's not. Dia hanya anak jalang."
Revan sontak maju dan tanpa segan menarik kerah baju Samuel.
"Dia adik saya, darah Anda mengalir di darahnya. Jika Anda berkata dia jalang, berarti Anda mengatai ibu saya?"
"Dia bukan ibu kandungmu Revan! Sadar! Mama kamu sudah meninggal dan Selena hanya menggantikan posisinya."
"ITU SEMUA KARENA ANDA MENGHAMILINYA!" Revan melepaskan genggamannya, dia sangat kesal sehingga berkeinginan menghajar ayahnya."
"Setelah mama meninggal Anda sibuk menabur benih sana sini, dan hanya ibu yang mau menerima orang berantakan seperti Anda saat itu!"
"Kamu keterlaluan Revan, ayah sudah memberikan semua yang ayah punya untuk kamu tapi kamu malah membela mereka?"
"Ayah yang keterlaluan," untuk pertama kalinya Revan menangis di depan Samuel.
Revan menunjuk dadanya, "ayah pernah mikirin perasaan Revan? Pernah nggak? Nggak! Ayah cuma kerja, kerja dan kerja. Kalau ayah mikir perasaan Revan, ayah gaakan nikah lagi sama saudari kandung ibu."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH 2 || After You Go
Teen Fiction[only up pas libur] Perlihatkanlah padaku, seperti apa bentuk bahagia. Hingga semua manusia sibuk mencari di mana letak kebahagiaan. [Misi pengungkapan kejadian masa lalu] From RAPUH ⚠️ Dilarang mengcopy dan semacamnya. ⚠️ Fiksi, murni karangan send...