Rapuh 2 - 10

52 4 0
                                    

"Tindakan menyalahkan hanya akan membuang waktu. Sebesar apapun kesalahan yang Anda timpakan ke orang lain, dan sebesar apapun Anda menyalahkannya, hal tersebut tidak akan mengubah Anda" Wayne Dyer


10. Syal Dari Ibu

"Dari mana saja kamu? Kata Clara kamu pergi dari pagi?" tanya Revan pada sang adik yang kini berdiri di hadapannya.

"Ya itu. Tadi aku bareng Almita pacarnya Haikal kerja tugas kak," ujar Adel seraya menyenggol lengan lelaki bernama Haikal.

"Bukan pacar Del, tapi sepupu," ralat Haikal untuk kesekian kalinya sejak mereka bertemu tadi.

"Iya itu sama aja," ujar Adel.

"Jadi, gue sama pacar Haikal, Almita tadi bareng tapi pulangnya ke sini di antar Haikal," ujar Adel membuat Haikal menghela nafas lelah.

Kalau di pikir-pikir hal ini juga pernah terjadi pada Galih waktu bersama Sesi bukan? Hanya saja dalam konteks yang berbeda.

Yah tidak di ragukan lagi si kembar yang satu ini. Benar-benar seperti pinang dibelah dua.

"Lain kali jangan pulang kemalaman," tegur Revan di balas anggukan Adel.

"Haikal kalau lo lihat Adel keluyuran malam gak guna, tegur dan jangan segan-segan marahi asal jangan di sentuh," ujar Revan yang juga di balas anggukan Haikal.

"Iya bang, nanti kalau perlu gue laporin saat itu juga," ujar Haikal membuat Adel memutar bola matanya.

"Mau jadi mata-mata nih," Adel menjulurkan lidahnya.

"Ga bakal bisa sih wkwkw," lanjut Adel seraya menarik syal rajut berwarna hitam di atas meja Revan.

"Punya gue," ujar Revan membuat Adel menatap syal tersebut.

"Haikal. Gimana perkembangan pencarian orang tua lo?" tanya Revan membuat Adel terdiam, dia selalu lupa menanyakan hal tersebut karena Haikal juga yang tampak biasa saja.

Haikal menggaruk belakang kepalanya dengan senyum canggung, "gimana ya ngomongnya."

Adel sontak menepuk bahu lelaki itu, "gapapa kalau lo gak mau cerita, intinya tabah aja semoga berikutnya lo nyusul," ujar Adel berniat memberi motivasi namun malah lain yang keluar.

"Adel!" Sentak Revan membuat Adel sadar dengan kesalahannya.

Gadis itu cengengesan, "maap."

"Adel benar bang, gue rencana mau nyusul," ucapan itu sontak mendapat pukulan di bahu dari Adel serta pelototan Revan yang tadi membereskan berkasnya.

Haikal meringis dengan pukulan Adel. Lelaki itu mengelus bahunya.

"Gue tau masalah lo berat Kal, tapi gak gini caranya," Adel memeluk Haikal, namun dengan cepat Revan menariknya.

"Lo masih muda Kal. Masih banyak yang sayang sama lo," ujar Revan membuat Haikal benar-benar merasa: Dasar saudara prikkkk

"Gak gitu bang, Del."

"Terus gimana?!" Haikal sontak mundur dengan teriakkan dua bersaudara tersebut.

Haikal menarik nafasnya dalam, "ternyata ortu gue gak ikut di pesawat itu hehe. Gue mau nyusul mereka ke Australia nanti buat jenguk grandpa yang sakit."

Adel menganga tak percaya, pantas saja lelaki itu setelah malam di bar dirinya tak terlihat sedih lagi.

Revan hanya menghela nafasnya, "pulang Kal, udah malam besok mau ke kampus bukan? Sekalian kalau mau ke kampus kalau bisa jemput Adel," ujar lelaki itu mengambil tasnya di atas meja.

RAPUH 2 || After You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang