Dengan brutal Athena mengetuk dan membunyikan bel rumah Tiara berkali-kali. Tangannya sudah terasa sangat pegal menggendong bunga sekalian dengan potnya.
Kenapa tidak diletakan saja? Entahlah, Athena selalu seperti itu. Karena prinsip hidup Athena adalah: kalau ada yang susah, mengapa cari yang mudah.
Perjuangannya pun tak sia-sia. Setelah 5 menit berdiri di depan pintu, akhirnya ada suara orang seperti sedang membuka kunci pintu.
'Klek!'
Tanpa basa-basi Athena langsung menyerahkan pot berisi bunga mawar putih itu sambil menutup matanya. Ia belum siap melihat muka Sadana yang sangat menyeramkan ketika sedang marah.
Tapi dirasa tak ada tangan yang menerima pot nya, atau sekedar kata-kata pedas yang sering Sadana lontarkan, Athena membuka matanya sedikit untuk melihat keadaan di hadapannya.
Benar saja, orang yang sekarang ada di hadapannya bukanlah orang yang ingin Athena temui. Ia bukanlah Sadana, namun Mahardika atau kerap disapa Dika, kakak dari Sadana dan Tiara.
Dan melihat aksi aneh dari teman adiknya, Dika hanya menatap Athena seperti ingin berkata, "Kamu ngapain?" Namun tak terucap sebab masih sangat mengantuk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kak Sad- Tia nya ada gak, Kak?" tanya Athena basa-basi.
"Tia! Dicariin temen lo, nih!"
Tak lama kemudian, muncul Tiara dengan muka bantalnya.
Salahkan Athena yang bertamu di jam delapan pagi di minggu hari.
"Kenapa, Then? Tumben."
"Abang lo ada?" Tiara membalas pertanyaan Athena dengan melirik Dika yang berada di sampingnya.