"Bang, gue ke dermaga bentar, ya? Kalo udah mulai, samper aja," pamit Lydira sebelum pergi meninggalkan villa.
Bukan.
Ini bukan villa milik kakek Lydira, yang sempat menjadi saksi bisu tragedi bulan purnama merah dan membuat mereka menjadi seorang siren.
Lydira terpaksa datang bersama kakaknya, Jordan untuk ikut menghadiri acara ulang tahun sahabat kakaknya itu yang berada di sebuah villa mewah. Untung saja ia memperoleh benefit berupa uang saku tambahan. Jika tak diiming-imingi uang, mungkin sekarang ia memilih maraton drama korea dan menikmati libur akhir pekannya.
Sesampainya di dermaga, ia duduk di tepi jembatan sembari kakinya diayunkan, bermain dengan air pantai yang jernih di sana.
Sempat terbesit di benaknya untuk sesekali mencoba menceburkan dirinya ke dalam air asin itu mengingat selama ini ia hanyalah siren air tawar yang belum pernah sesekali berenang di lautan bebas seperti yang sering digambarkan di dalam film.
Namun pikiran itu ia tepis jauh-jauh karena dirasa resikonya terlalu besar jika ada orang lain yang melihat perubahan fisik yang tak biasa itu.
Lydira menengok kiri dan kanan, memastikan tak ada seorang pun melihat aksi yang sebentar lagi akan dilakukan.
Tangannya sudah sangat gatal ingin mencoba power api miliknya untuk sekali lagi. Alhasil, diam-diam ia menggerakkan tangannya sembari mengarahkannya ke arah air di bawahnya. Konsentrasi ia fokuskan ke air itu, untuk mengendalikan power nya agar tak keluar secara berlebihan.
Perlahan air laut itu mulai berbuih dan mengeluarkan asap. Lydira tersenyum puas, senang karena sudah benar-benar bisa mengontrol power miliknya sehingga kebakaran kecil seperti dulu (mungkin) tak akan terulang lagi.
Untuk memastikan air itu benar-benar panas atau tidak, ia melepas flat shoes miliknya sembari ujung kaki kanannya ia gunakan untuk menyentuh air di bawah jembatan. Tapi sayang, kakinya tak bisa menyentuh sedikit pun air di bawah sana sehingga mengharuskan Lydira untuk sedikit demi sedikit merubah posisi duduknya mendekati air sembari tangannya yang terus memanasi air itu.
Plung!
Baru saja kakinya hampir menyentuh air, tiba-tiba ada seseorang melempar batu tepat di depan Lydira.
"Baru tau ada orang mau renang malah pake dress."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lydira memutar bola mata malas.
Tak mendapat respon bukannya pergi, pria yang diketahui bernama Jevan itu malah mendekati Lydira lalu duduk di sampingnya.