Orang-orang menatapnya aneh sepanjang langkahnya melewati jalan utama menuju fakultas setelah dari parkiran Gedung M dan N. Seolah dia adalah salah satu model utama pada siang ini dari acara catwalk dadakan. Dia nggak mengerti sebetulnya ada masalah apa sih, dengan mereka sampai-sampai menyelidiki seluruh dari bagiannya bagaikan pelaku pembunuhan berencana.Tapi Jisoo tanpa sadar telah melangkah lebih cepat dari biasanya, mengabaikan iringan tatapan dari orang-orang yang sempat papasan dengannya di jalan atau pada sekelompok tertentu yang duduk di bangku pada taman kampus, empat kepala itu juga kompak menoleh begitu dia lewat. Tatapan mereka menusuk punggungnya seperti ujung belati yang ditekan paksa ke dalam sehingga upayanya mengabaikan perhatian berlebihan orang-orang gagal dan dia kontan lari demi menghindari tatapan aneh itu.
Sesampainya di fakultas pun tatapan itu masih dia dapatkan—ih, jarang-jarang lho, dia jadi obyek perhatian. Jisoo jadi salah tingkah, lebih banyaknya sih, heran. Kenapa orang-orang pada melihatnya begitu? Enggak kayak biasanya.
“Cieeee ....” Seseorang berceletuk dengan nada menggoda saat kebetulan dia lewat di depan mereka. Disusul siulan dari kelompok kecilnya itu yang lalu tergelak ramai seperti gerombolan anak kecil saja, tapi Jisoo mengabaikan saja.
Mereka kelompok Minhyun anak kelas A, cowok-cowok brengsek, dan salah satu dari orang itu pernah dia tolak.
Jisoo mencoba untuk menutup mata dan telinga. Orang-orang di sini kebanyakan teman kelasnya, jadi dia nggak perlu takut buat melintas di depan mereka.
“Bener kan, si Jisoo.” Ravn mengagetkan dirinya dengan muncul dan menghalangi jalan utamanya ke Mbak Hami, si penjaga foto kopian. Niatan mau minta fotokopian berkas dari Bu Yuna.
Ravn dengan cengiran dengkilnya itu menunduk buat mengamati baik-baik wajah si cewek di depannya ini, terus membandingkan dengan gambar di layar hapenya. “Tuh, beneran Jisoo gue kata, bajunya sama.” Jisoo belum mengerti akan maksud guyonannya. “Rambut, baju ... semua sama.”
“Apaan sih, Ravn,” ucapnya dongkol jadi topik ledekan tak masuk akal orang-orang.
“Ini lo,” kata Ravn lalu menunjukkan potret sosok perempuan yang tak lain lagi adalah dirinya sendiri beberapa menit lalu di perpustakaan, diambil oleh cowok paling brengsek yang pernah dia tahu. “Keren! Bisa juga lo kencan sama Taeyong.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Shameless | taesoo [✔]
Fanfic... 𝘦𝘷𝘦𝘳𝘺 𝘵𝘪𝘮𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘳𝘦𝘫𝘦𝘤𝘵 𝘮𝘦, 𝘐 𝘰𝘯𝘭𝘺 𝘸𝘢𝘯𝘵 𝘺𝘰𝘶 𝘮𝘰𝘳𝘦 𝘢𝘯𝘥 𝘮𝘰𝘳𝘦 ... Si Otak Ayam itu mirip ensiklopedia berjalan; si Zombie itu mirip radio berjalan. Jisoo punya cara aneh mengatasi tipe cowok buaya; dengan p...