Babang Rix kambeeekk...
Semoga kalian suka ya ceritanya.
Happy reading~
💋💋💋
"Daddy sedang apa di sini?" tanya Sinna dengan wajah kesal pada pria itu, kemudian menatap Rylana. "Lana, kau juga sedang apa di sini?"
Rylana tergagap, tapi segera menyembunyikan kegugupannya dengan senyuman lugunya. Dia tak mungkin mengatakan pada Sinna bahwa dia baru saja berciuman dengan pria ini.
"Aku akan ke toilet dan tak sengaja menabraknya," jawab Rylana sambil melirik pria yang dipanggil 'Daddy'.
Rix hanya diam, menatap Sinna dengan dingin dan tanpa ampun. Tentu saja hal itu membuat Sinna takut setengah mati. "Pulang," kata pria itu dengan nada rendah.
Wajah Sinna berubah marah, dia mendongak menatap Ayahnya dengan berani. "Aku bukan anak kecil lagi! Berhenti memperlakukanku seperti anak kecil, Daddy. Tidak bisakah kau menjadi ayah yang pengertian tanpa menggertakku?"
"Aku tidak akan membiarkanmu bermain-main dengan sembarangan pria," desis Rix seraya menarik tangan Sinna.
"Lepaskan!" teriak Sinna, kemudian menatap Rylana untuk meminta bantuan, tapi gadis itu tak bisa diharapkan karena hanya memandang mereka dengan wajah kebingungan.
Rylana tak bisa membantunya, dia bahkan terlalu bingung harus memberikan reaksi seperti apa. Dia hanya menatap pria yang sedang menyeret Sinna, dan Sinna yang memberontak sambil berteriak kesal. Tanpa mengatakan apa pun pria itu pergi dari hadapannya setelah mereka berciuman dengan liar tadi. Sepertinya dia salah jatuh cinta, dia benar-benar jatuh cinta dan berciuman dengan ayah dari temannya.
Akan tetapi, dia memang merasa tidak salah jatuh cinta, pria dingin dan brengsek seperti ini sangat menyebalkan tapi juga seksi.
"Sinna," panggil Rylana setelah tersadar kembali, tapi Sinna dan ayahnya sudah menghilang di belokan, menyisakan pria yang bersama Sinna tadi hanya menggaruk lehernya dengan senyum kecil.
"Dia sudah pergi. Apa kau perlu teman?" tawar pria itu.
Rylana menggeleng dan buru-buru berbalik lalu melarikan diri ke tempat di mana Theana masih menunggunya. Sepanjang perjalanan dia terus berpikir dan tak menyangka bahwa pelanggan di tokonya itu adalah Ayahnya Sinna. Dia lebih tak menyangka dirinya jatuh cinta pada ayah dari temannya sendiri. Pria itu tidak terlihat seperti seseorang yang sudah memiliki anak gadis.
Setidaknya Rylana bersyukur dia tak pernah mengatakan orang seperti apa yang membuatnya jatuh cinta, atau Sinna akan menghajarnya jika mengenali ciri-ciri ayahnya sendiri.
Rylana kembali pada Theana yang sedang memainkan ponselnya. Dia duduk di sampingnya sambil menghela napas, menggigit bibirnya yang masih terasa panas karena ciuman tadi.
"Kau sudah menemukan toiletnya?" tanya Theana ketika Rylana duduk di sampingnya.
"Sudah," jawabnya, berbohong. "Tentang Sinna ..."
"Aku sudah tahu," potong Theana.
Rylana menatap Theana dengan dahi mengerut. "Kau sudah tahu dia pulang?"
"Ya, Ayahnya memang sering mengurungnya jika dia akan pergi berpesta, karena takut Sinna bersama pria sembarangan."
Seketika Rylana merasa takjub, karena selama satu tahun dia berteman dengan mereka, tak pernah tahu seperti apa mereka di luar pertemanan. Theana jelas lebih mengenal Sinna dan Ayahnya karena dia bibinya, sedangkan Rylana bahkan tidak pernah tahu seperti apa Ayahnya Sinna. Dia hanya sering mendengarnya, tapi tak pernah bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled With You [END] / Sudah Tersedia di Google Play & KUBACA
Lãng mạn(Roman dewasa 20+) Rix Walter, tampan, kaya raya, seksi, dan terpenting seorang duda paling diincar di New York, yang membuat Rylana Blaire jatuh cinta. Terjerat bersama Rix Walter dalam hubungan rahasia dan penuh gairah hanya ada dalam imajinasi Ry...