Bisa kembali menghirup udara pagi di kota Bali adalah kesempatan langka bagi Risa. Kesibukan kuliah dan kursus membuatnya tak ada kesempatan untuk kembali ke Indonesia. Terlebih di Rusia dia didampingi sang mama. Hubungannya dengan sang kakak kurang baik karena pro kontra saat mama mereka menikah dengan orang Rusia setelah kepergian ayah mereka. Risa ikut sang mama karena mendapat bujukan manis dan dijanjikan akan kuliah di Rusia. Janji sang mama tertepati. Tapi ada hal lain sebagai imbalannya.
Risa meletakkan piring berisi makanan di atas meja. Terlihat beberapa tumpuk pancake menghiasi piring tersebut. Pancake tersebut hasil buatannya. Dia sengaja bangun pagi untuk masak dan menghidangkan sebagai sarapan. Lebih tepatnya untuk Adit. Laki-laki itu belum memberikan jawaban. Semalam, Risa menantinya, tapi Adit lebih dulu pergi saat dia sedang di kamar. Entah apa yang Adit lakukan saat malam di luar sana.
Senyum menghiasi raut Risa ketika mendengar pintu kamar Adit terbuka. Sosok Adit selalu memukau meski hanya mengenakan kaus dan celana pendek. Sepatu kets yang dia kenakan menambah auranya keluar. Wanita mana yang tidak kepincut dengan pesonanya? Risa menghampiri meja makan sambil membawa saus buah untuk pelengkap pancake buatannya.
"Pagi," sapanya pada Adit ketika melihat laki-laki itu menatapnya.
Adit terlihat cuek. Langkahnya kembali terayun menuju ruang tamu. Seperti biasa, rutinitas paginya adalah olahraga.
"Kamu lupa belum kasih jawaban ke aku?" tanya Risa.
Langkah Adit terhenti ketika mendengar pertanyaan Risa. Hampir saja dia lupa jika belum memberikan keputusan mengenai Risa tinggal di rumah itu.
"Kamu bisa sarapan dulu sebelum lari pagi. Aku sudah buatkan pancake buat kamu." Risa menawari.
Tubuh Adit berbalik. Dia masih berdiri pada posisinya. "Kasih aku jawaban pasti dan padat sebagai pertimbangan izin tinggal di rumah ini bersamaku," balasnya.
"Karena aku nggak mau kembali ke Rusia. Aku ingin tinggal di sini, di rumah peninggalan Papa." Risa menimpali.
"Kenapa harus sembunyi-sembunyi dari Rino?" tanya Adit berikutnya.
"Karena hubungan aku dan dia kurang baik."
"Bukan karena masalah perjodohan?"
"Apa dia cerita banyak masalah itu ke kamu?" Risa memastikan.
"Mungkin," balas Adit singkat.
"Kamu tak berhak tau masalah pribadi aku."
"Aku hanya memastikan. Jangan sampai kamu tinggal di sini bersamaku untuk menghindari perjodohan itu, dan akan menjadi bumerang untukku suatu hari nanti. Aku hanya berhati-hati." Adit mengingatkan.
"Masalah pribadiku tidak ada urusannya denganmu. Kamu tak perlu khawatir. Lagipula aku tak mengenalmu, jadi jangan percaya diri jika aku akan menyukaimu."
Adit tertawa mengejek. "Jadi Rino berhak tahu kalau kamu tinggal di sini karena aku bukan siapa-siapa dan nggak kamu kenal," balasnya setelah selesai tertawa, lalu beranjak meninggalkan Risa.
"Iya! Aku menghindari perjodohan itu karena dia selingkuh!" seru Risa mengakui.
Langkah Adit kembali terhenti. Dugaan Adit benar. Risa kabur dari Rusia karena menghindari perjodohan itu. Dia pun baru tahu jika hubungan Rino dengannya tak terjalin baik. Rino tak banyak cerita mengenai Risa padanya. Jika ditanya mengenai Risa, maka Rino akan diam dan terlihat kesal.
"Hubungan aku dan Alex tak pernah baik saat aku memilih untuk kuliah di Rusia, dan mendukung Mama untuk menikah lagi dengan orang sana. Sejak itu pula kami jarang komunikasi. Tujuh tahun dia tak pernah membalas pesanku. Jangankan membalas pesan, telepon dari aku juga tak pernah dia angkat. Dia berubah sejak aku menentukan pilihan itu." ungkap Risa pada Adit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Cop is My Husband (Tamat)
Random#1 in Bali (7 Desember 2021) #1 Pertemuan (11 Juni 2022) Aditya Putra. Dia rela melepas jabatannya sebagai pasukan khusus dalam dunia kepolisian karena menolak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya, Fanya Laksmita. Adit tahu jika perjodohann...