1. DIRGANTARA FAMS

35.5K 1.1K 230
                                    


J

ika ada kesamaan nama tokoh atau apapun itu, tolong jangan bilang itu plagiat ini cerita aku murni khas dari pikiran ku!!.

Jangan lupa vote dan komen dulu gays.

Jangan lupa folow akun author juga ya thanks semua>_<.

Folow ig:
@storyjeszp

♥ ♥ ♥ ♥

Rumah besar nan mewah ditambah lagi dengan air mancur, dan pepohonan yang menghiasi taman depan rumahnya, dan ada pula pagar tinggi berwarna hitam dan terdapat satpam yang sedang bertugas menjaga rumah mewah bak istana itu, cat tembok berwarna putih dan bercampur dengan warna gold yang membuat rumah mewah itu semakin terlihat sangat mewah.

Jika kita masuk ke dalamnya, dapat terlihat dua orang laki-laki berbeda generasi sedang menyantap sarapan paginya.

"Juna Abang kamu mana belum bangun?" tanya Rafi yang merupakan seorang Ayah.

Juna pun hanya mengangkat bahunya. "Iya kayanya, Yah" balas Juna sembari menyuapkan satu sendok nasi goreng pada mulutnya.

"Kamu bangunin deh, soalnya Bunda kamu masih bantuin bibi di dapur" perintah Rafi yang langsung diangguki Juna.

Biarpun pembantu di rumah ini cukup banyak tetapi Anjani, Tetap membantu mereka.

Juna tersenyum miring, menurutnya ini adalah kesempatan untuk menjaili Kakak laki-lakinya itu.

"Seru nih kalo di kerjain." ucap Juna sembari menaiki satu persatu anak tangga.

Setelah Juna sampai didepan pintu kamar Abangnya, dia menarik nafasnya dalam-dalam sebelum berteriak untuk membangunkannya.

Tok! Tok! Tok!.

"BANG!! BANGUN BANG, ADA GEMPA!!" teriak Juna sembari menggedor tangannya dipintu kamar Abangnya.

"BANG, CEPET BANGUN RUMAH INI MAU AMBRUK!!" teriaknya lagi yang kini didengar sampai dalam kamar Abangnya.

"Gempa? astaga ada gempa" teriak seseorang laki-laki yang nyawa nya masih belum terkumpul dan langsung berlari ke luar kamar sambil membawa bantal guling.

"Mana gempanya?" tanya seorang laki-laki itu, dia—Arjaksana.

"Gempa? orang gaada gempa disini" ucap Juna yang pura pura tidak tau.

"Ya terus, kenapa kamu teriak-teriak, astagfirullah!!" bentak Jaksa seraya melempar bantal gulingnya ke muka Juna.

"Gue di suruh Ayah" balas Juna.

"Ya, bangunin-nya secara lembut bisa ga sih?" ucap Jaksa sembari mengucak ucak matanya.

"Lagian Bang lo itu udah dewasa, terus lo juga udah punya perusahaan sendiri. Ditambah lagi udah punya rumah sendiri, masih aja tinggal sama orang tua" ucap Juna sembari menggelengkan kepalanya.

"Dari pada kamu masih jadi beban keluarga."

"Mangkannya nikah biar ada yang urus!!" Sembur Juna.

"Heh anak kecil, kamu kira nikah itu gampang" balas Jaksa sembari menundukan kepalanya sedikit supaya bisa melihat wajah sang adik.

"Ya gampang lah, lo tinggal cari cewek terus ajak nikah, udah selesai." ucap Juna yang membuat Jaksa menatap aneh adiknya.

"Sudah ah sana pergi kamu!" usir Jaksa.

ARJAKSANA || Perjodohan (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang