27. DON'T GO

5.5K 295 53
                                    

HALO GENGSSS

.........

Digar tersenyum miring, dia melangkah menghampiri Jaksa yang sudah lemas dengan darah yang bercucuran.

"Tepat sasaran."

Digar terkekeh, "Saya doakan, semoga kamu tidak selamat!"

Lalu dia beranjak pergi dari ruangan tersebut diikuti oleh anak buahnya, kecuali Vans dia terus memperhatikan Jaksa dan kedua sahabatnya.

Raka yang tadinya ingin mengejar Digar tapi tidak jadi, karena Riyan lebih dulu menahan lengannya.

"Gak usah ladenin dia dulu, yang terpenting sekarang kita bawa Jaksa ke rumah sakit!"

Raka mengangguk, lalu mereka bertiga membawa tubuh Jaksa keluar dari gedung tersebut dan membawanya ke rumah sakit.

Vans melangkahkan kakinya menuju jendela yang berada di ruangan itu, dia memperhatikan Jaksa yang sedang di bawa ke dalam mobil oleh kedua sahabatnya. Lalu Vans mengeluarkan HP nya dia lalu dia menghubungi seseorang.

"Halo tuan, dia ketusuk."

"Kok bisa!"

"Maaf tuan, saya juga terkejut."

"Perhatikan dia terus, saya tidak ingin dia selamat!"

"Baik tuan."

.........

Sesampainya di rumah sakit Jaksa langsung di tangani oleh beberapa dokter, sekarang Jaksa berada di ruang UGD. Sementara Riyan dan Bagas, dia pun sedang mengobati lukanya yang terbilang cukup parah.

Raka mengambil HP nya yang berada di dalam sakunya, lalu dia menelpon Vella untuk mengabarinya agar segera kemari. Tetapi ia mengurungkan niatnya karena tiba tiba dokter yang menangani Jaksa keluar.

"Keluarga pasien?" tanya dokter tersebut.

"Saya sahabatnya."

"Darah pasien keluar sangat banyak, dan sekarang dia kekurangan darah. Saya mohon anda segera menemukan pedonor darah untuk pasien." ucap dokter tersebut lalu dirinya kembali masuk ke dalam ruangan.

Raut wajah Raka semakin khawatir, dia segera menghubungi Vella agar cepat datang kemari.

.........

Vella benar benar sangat terkejut setelah di beri kabar oleh Raka bahwa suaminya masuk rumah sakit, dia pun segera menghubungi kedua orangtua Jaksa dan juga kedua orangtuanya, mereka juga tak kalah terkejut ketika mendengar kabar tersebut. Sekarang mereka sedang menuju rumah sakit dengan rasa khawatir dan perasaan yang berkecamuk.

Mereka telah sampai di rumah sakit, mereka melangkah dengan buru buru menuju ruangan Jaksa yang sudah di beri tahu oleh Raka.

"Raka!" panggil Anjani yang membuat Raka menoleh ke arah sumber suara.

Raka langsung berdiri ketika melihat mereka menghampirinya.

"Gimana keadaan Jaksa?" tanya Rafi dengan raut wajah khawatir.

"Jaksa—

Ucapan Raka terpotong oleh seorang dokter yang menangani Jaksa itu keluar.

"Apa ini keluarga pasien?" tanya dokter itu.

"Saya ibunya." sahut Anjani cepat.

Dokter itu membuang nafasnya dengan raut wajah khawatir. "Sebaiknya kalian harus cepat mencari pedonor darah untuk pasien, karena pasien sekarang benar benar kekurangan darah."

"Sebelum nyawa pasien—

"Maksud dokter apa?!" potong Anjani dengan emosi.

"Jangan bercanda deh dok." sahut Vella dengan raut wajah emosi.

ARJAKSANA || Perjodohan (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang