Kim Yugyeom pindahan dari Bangkok-Thailand, dengan kadar Ganteng yang tak terkira hingga semua cewek gatel ngedeketin dia. Gak usah salahin pria itu kalau sekarang Jungkook nempel banget, pesonanya bukan maen, pun Yugyeom menerima dengan senang hati.
Ya kalau harus dibilang, visual Jeon Jungkook itu gak ada yang ngalahin, tampan iya, manis apalagi, bohay jadi nilai plus untuk mendeskripsikan pria ter-uwu pacar si makhluk dingin dari kutub Daegu. Gak tau kenapa Jungkook malah kesemsem sama cowok modelan tembok, juteknya gak ketara, irit ngomongnya bikin gak sanggup lagi beri teguran.
Tapi hari ini semua tergugu ngeliat Jungkook nemplok ke murid baru yang punya potongan rambut sedikit ikal, tertata rapi dengan wajah yang bikin semua heboh. Siapapun gak bisa nampik gimana tampannya seorang Yugyeom, tak ada yang bisa membantah.
"Sayang Gyeomie," tutur Jungkook manja, nyari-nyari masalah nih satu cabe, udah nempel kayak koala malah manggil sayang-sayang ke orang lain.
Yugyeom kekeh ganteng, ngusak rambut Jungkook dengan kegemesan dan gak pernah liat satu orang yang udah memicingkan mata tak suka. Kalau ibarat anime kepala Taehyung kayaknya udah banyak asap, dan dari telinga keluar api, untung aja ini kenyataan jadi hal tersebut gak kejadian.
Jungkook juga emang cowok yang kurang peka, udah didehemin sama Taehyung tapi gak nyaut, atau sekedar noleh 'kan jadi kesel sendiri. Akhirnya Taehyung diem aja, nelen bulat-bulat rasa cemburu yang bercongkol di hati, mencoba kalem tapi nyatanya ingin marah sekali pada pacar kelincinya.
Jimin sebenarnya udah kasih kode ke Jungkook kalo pacar kulkasnya mulai keliatan marah, tapi mau di kode sekeras apapun Jungkook nyatanya gak paham. Gak tahu Jungkook itu sebego apa? Pacar marah gak peka sampe kebangetan.
Mingyu ngedeket dong, mulai was-was ngeliat seorang Taehyung matanya tajam banget ngelirik sahabat mesumnya dia. Mana buntalan kelinci itu gak mau peduli terhadap api cemburu yang membara, kalo ibarat kata Jungkook itu nelantarin pacar setia.
"Tae? Lo oke?" Tanya Mingyu baik-baik, Taehyung langsung alihkan pandangan ke pemuda dengan kulit kehitaman itu, lantas dengus keras banget.
"Menurut lo?" Ketus banget bro, tapi emang kayak gitu tabiat Taehyung jadi Mingyu santai aja, bahkan gak segan duduk di atas meja ngehalangin pandangan Taehyung dari pacar cabenya.
"Mau tau gak kenapa si mesum satu itu nempel banget sama Yugyeom?" Mingyu mulai bikin teka-teki, penasaran sih tapi muka Taehyung masih sama datarnya, kalau orang yang gak kenal Taehyung pasti nyangkanya cowok itu gak peduli.
Jimin sih udah mengkerut-kerut dahinya, ikut nimbrung dan dengerin penjelasan Mingyu perkara Jungkook dan Yugyeom si murid baru pindahan kemarin. Udah nyemilin coki-coki sambil terus natep Mingyu dengan rasa ingin tahu yang besar.
"Yugyeom itu satu sekolah waktu kita SMP, dan pindah pas mau masuk SMA, Jungkook sedih banget waktu itu tapi apa daya Yugyeom harus pindah ke Bangkok karena urusan orangtuanya," jelas Mingyu yang makin bikin bingung, Taehyung masih gak beri ekspresi lebih selain pandangan lurus dengan muka nyebelin.
"Terus, apa hubungannya dengan Jungkook yang nempel kayak sekarang? Kangen?" Ini yang nyerobot bukan Taehyung, tahu betul lah ini yang bawel nan cerewet pasti Jimin, pria bantet bucinnya Yoongi anak sekolah sebelah.
"Ya pasti kangen lah, orang waktu itu mereka pacaran terus putus pas Jungkook gak mau LDR-an."
Jleb banget dong, masuk telak ke relung hati Taehyung yang baru tahu kenyataan menyakitkan, Jungkook-nya belum move on tapi kenapa harus disaat Taehyung mulai cinta?
Taehyung mulai negatif thinking, mulai ngerasa kalau selama ini dirinya dijadiin pelampiasan doang sama Jungkook, sial kenapa harus Taehyung yang jadi korban? Kenapa kenyataan ini terungkap ketika Taehyung udah mulai nyaman sama semua kelakuan Jungkook? Kenapa pas Taehyung udah bener-bener jatuh ke dalam cinta yang dijanjikan Jungkook padanya?
"Tae, Lo harus bicarain ini," suruh Jimin dengan wajah prihatin, berlebihan memang reaksi Jimin ini, bahkan coki yang tengah diemutnya sampe jatuh ke meja, terus diambil lagi buat dimakan, jorok tapi ya sudahlah.
Taehyung tetaplah Taehyung, kepribadian tak akan bisa diubah seenaknya, pria itu terlanjur memiliki sifat dingin dan tak banyak bicara. Lebih suka menyimpannya sendirian ketimbang dibicarakan pada orang lain, dia tak suka melihat teman yang bermuka dua, dia tak suka itu terjadi lagi.
Tangannya terkepal kuat di kedua sisi tubuh, Taehyung kira Jungkook tulus cinta sama dia, kalau akhirnya malah nyiksa kayak gini seharusnya Taehyung tak perlu melabuhkan hatinya. Tak perlu percaya pada tipu daya yang dipunya pemuda bermarga Jeon itu.
Seenaknya bikin sakit hati, ini perasaan woi bukan mainan yang dipake pas lagi gabut doang, kalo udah gak minat langsung main buang dan dilupakan. Jungkook masih di sana memeluk tubuh Yugyeom erat sekali, seakan takut kalau pria itu pergi lagi dari gapaiannya.
Mengusalkan kepala pada lehernya dan Yugyeom tampak nyaman pada pelukan itu, seperti suatu hal yang dirindukan sejak lama. Jimin garuk tengkuk saat tahu sahabatnya mulai ngerasa gelisah-marah-kecewa disaat bersamaan, karena satu yang tak pernah diketahui banyak orang, Taehyung pernah dilukai hatinya beberapa tahun silam.
Tampaknya Taehyung merasakan hal sama saat ini, merasakan sesak yang pernah dialaminya, tepatnya tiga tahun lalu, dan kini perasaan sakit menerpa Taehyung dengan brengseknya. Bukan sepenuhnya salah Jungkook, mungkin Taehyung juga salah karena terlalu mudah jatuh pada pesona yang dimiliki seorang pemuda bergigi kelinci itu.
Jimin cepat merangkul bahu Taehyung dan menepuk puncak kepalanya, Mingyu kebingungan atas perubahan suasana di sekitar tubuh Taehyung. Pemuda pintar itu kelihatan terpukul, Mingyu tak bodoh untuk tidak memahami sorot kecewa dari mata yang biasa memancarkan rasa bosan.
"Jangan bilang penyebab sifat kulkas itu karena pengkhianatan?" Celetuk Mingyu tak mau berbasa-basi, Jimin langsung berjengkit atas ucapan satu teman yang biasa ngasih contekan matematika ke Jungkook.
Taehyung tak menjawab, malah meraih ranselnya dan pergi dari kelas, dan berbisik tepat ketika siap melesat pergi “sial, sakit!” Dan Mingyu membisu setelah tahu jawaban dari manusia es satu itu.
"Sekarang tahu alasannya 'kan? Maka dari itu si Kim satu itu selalu risi pas Jungkook ngintilin dia mulu," desah Jimin sembari menyandarkan punggungnya ke kursi dan Mingyu menggaruk belakang telinganya.
"Hah, gue gak tahu kalau sebenarnya sobat gue itu sebodoh ini, nyakitin Taehyung, kok jadi gue yang ngerasa bersalah sih?" Mingyu menggerutu, menyumpahi satu cowok uwu yang buat Taehyung marah dan merasakan hal sama yang mungkin pernah dirasakan pria itu dulu.
Nyatanya Jungkook kurang peka dan Taehyung tetap bungkam tak mau bicara, dan ini semakin membuat rumit segalanya.
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/269385096-288-k183174.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Enormous taste
FanfictionKarena cinta Jungkook itu luar biasa, bisa naklukin makhluk macem Taehyung. Don't like, don't read! Taehyung : top; Jungkook : bottom [Warn! Non baku! Kosa kata kasar! Mesum! Frontal!]