Hari itu Jungkook tau sebab Taehyung jadi lelaki dingin seperti itu, bahkan sulit untuk disentuh di ujung jarinya. Pemuda bagai es itu menceritakan semua, tentang sakit hatinya terhadap ibu kandung sendiri.
Agak kaget pas tau kalo mama Baek bukan ibu kandung pacarnya, bukan apa-apa muka Baekhyun sama Taehyung tuh mirip jadi Jungkook ngiranya anak-ibu. Tapi ternyata salah, ibu asli Taehyung ternyata kejam orangnya.
Itu hanya dari sisi pandang Kim Taehyung yang dicaci, kalo dari yang bersangkutan Jungkook juga gak tau alasannya, yang pasti si manis jadi super perhatian pada pacar yang sedang gusar hatinya.
Siang ini pun mobil merah itu parkir lagi di pelataran rumah Taehyung, pemuda itu ingin melajukan motornya ke arah rumah si pacar dibanding ketemu ibunya. Tapi si manis langsung cegah dong, bukan maksud gak ngerti posisi Taehyung, tapi kalo ini gak dibicarain baik-baik pasti gak akan kelar.
Alhasil Taehyung beranikan masuk ke dalam, pun jadi sorotan semua orang. Jungkook yang ikut di belakang langsung kena genggaman erat dari si pacar, tanda kalo pemuda itu gak mau ditinggal.
Tanpa aba-aba Taehyung melengos masuk ke dalam kamar sambil gandeng Jungkook yang kebingungan harus gimana? Ngikut aja dibawa kemana, setelah di dalam Taehyung dorong Jungkook sampe terlentang di atas kasur.
Udah gitu Taehyung langsung cium bibir ranum kesukaan, melumat dengan getar pada bibir gak bisa dihindarkan. Jungkook mencelos merasa basah di pipinya, bukan Jungkook yang nangis tapi Taehyung yang terus ngeluarin liquid bening dari ujung mata, tapi bibir terus melumat ranum kemerahan si manis dengan gerakan lembut.
Jungkook diem sambil bales segala yang Taehyung beri pada bibirnya, coba untuk gak ikut nangis, tapi bibir Taehyung yang gemetaran bikin gak nyaman pun Jungkook segera melepas tautan.
"Hey—" baru mau ngomong Taehyung bungkam mulut Jungkook dengan pagutan lagi, dan Jungkook bisa apa selain pasrah?
Tangan melingkar di leher si dominan dan mencoba nikmatin ciuman yang kerasa hambar, pait dan gak ada selera tak seperti biasa. Taehyung tertekan dan Jungkook tau itu.
Setelah Jungkook hampir kehabisan nafas maka Taehyung baru lepasin lumatan terus peluk tubuh Jungkook seerat mungkin, menangis di bahu pacarnya dan si manis cuma bisa usap punggung Taehyung selagi pemuda itu tersengguk.
"Sakit, Jung," cicit Taehyung sembari terus menenggelamkan wajah pada pundak si manis yang cuma ngangguk doang.
"Gak akan selesai kalo kamu di sini," tutur Jungkook, menangkup rahang kesayangan sambil tatap mata, keliat merah bola mata Taehyung dan Jungkook sakit liatnya.
Gak lama setelah Taehyung berhentiin tangisnya maka pintu kamar terbuka, mama Baek ada di sana dengan senyum, ngeliat anak dari suaminya manja pada si pacar sambil sesenggukan.
"TaeTae, temui ibu ya?" Taehyung langsung bangkit hingga tak mengukung Jungkook lagi, ngusap sudut matanya kasar.
"Enggak, dia bukan ibu Tae, ibu Tae cuma mama!" Seru Taehyung terus masuk ke pelukan lelaki mungil yang masih berdiri di ambang pintu.
"Gak boleh gitu, TaeTae anak baik 'kan? Ayo temui ibu," bujuk mama Baek sambil usap tengkuk Taehyung, Jungkook yang tadi liatin pun ikut bangkit dan rengkuh pemuda itu dari belakang.
Jadilah sebuah pelukan besar, dengan Taehyung yang ada di tengah-tengah. Tapi Taehyung masih kukuh, menggeleng penuh kebencian, ia gak suka sama ibu, gak mau!
"Tae kalo sayang sama mama berarti harus nurut, Tae kalo sayang sama aku, coba percaya deh, mungkin ini kesempatan buat cari alasan dari ibu kamu kenapa bisa berlaku demikian."
Mama Baek menyetujui ucapan Jungkook, pun Taehyung gak sedikitpun ngasih tanggapan, masih peluk mama Baek dengan Jungkook yang memeluknya dari belakang.
"Temani Tae," final Taehyung sembari renggangin pelukan pada mama, pun pria mungil itu mengangguk saja, dan Jungkook belum melepas pelukan.
Maka setelah sepakat Taehyung mau bicara dengan ibu ditemani mama dan Jungkook, walau sebenarnya ibu Taehyung ingin bicara empat mata, tanpa Jungkook terutama mama Baek.
"Taehyung, boleh ibu bicara berdua? Bukan berempat," ujar wanita dengan anting berkilauan, menandakan wanita itu dari kalangan atas.
Wajahnya mirip sekali dengan Taehyung, hanya beda dari perangai, ibu Taehyung memberi banyak kelembutan yang menguar sedang Taehyung auranya memang agak seram.
"Dengan mereka atau gak bicara sama sekali!" Ancam Taehyung sambil mendesis dengan mata berkilat, pun mama Baek ingin sekali menegur tapi takut ibu Taehyung tersinggung, kalo papa Chan sudah meninggalkan ruang tamu karena ingin beri ruang mantan istrinya bicara sama anak mereka.
"Baekie-ah, aku mohon." Wanita itu memelas pada Baekhyun, seakan paham maka pria itu pun pergi walau Taehyung mengisyaratkan untuk pemuda itu tetap di sana.
Hanya tinggal Taehyung, Jungkook dan ibu Taehyung yang terduduk anggun di sofa yang saling berseberangan, kilat marah masih terpancar dari Taehyung dan Jungkook bingung harus apa? Mau pergi tapi tangan Taehyung bertengger di pinggang dengan rematan, tanda pria itu benar-benar gak mau ditinggal.
"Taehyung-ah, ibu mau bicara, tolong biarkan temanmu pergi," pinta wanita itu masih gak mau memulai pembicaraan.
"Dengan kekasihku, atau kita gak bicara sama sekali," ancam Taehyung untuk yang kedua kali, dan ibu Taehyung menghela nafas panjang, nyoba paham sama sifat keras kepala anaknya.
"Ibu mau ngelurusin masalah tiga tahun lalu, maaf udah bentak, ibu waktu itu sedang puncak-puncaknya," jelas ibu Taehyung, memperbaiki letak duduknya kemudian menyimpan kedua tangan di atas paha, terlihat berkelas.
"Bukan salah ibu sepenuhnya, kamu juga gak mau tanya ke ayahmu, sebab ibu bisa bentak anaknya sendiri." Kekeh pelan bisa terdengar rungu, tampak mengalun lembut, beda dari cerita Taehyung yang bilang kalau ketawanya ibu itu menyeramkan, mungkin itu hanya bayang-bayang menakutkan dari Taehyung aja.
"Waktu itu setelah melahirkanmu, si Kim Chanyeol itu memang sialan!" Bentak ibu yang dari tadi tenang, pun Taehyung cuma dengerin doang gak mau nyela, lebih tepatnya gak mau peduli.
"Dia diam-diam jalin hubungan dengan seseorang bermarga Byun, hingga ibu nyalahin kamu karena hanya ada kamu di sana yang temani ibu, gak berselang lama hak asuh pindah sepenuhnya ke ayahmu." Jeda, ibu Taehyung senyum kecut mengingat fakta yang sebenarnya, fakta yang cukup pahit, tapi sudah terlanjur, mau menyalahkan takdir pun rasanya kurang enak didengar.
"Secara gak sadar ibu mikir kamu sebagai pembawa sial, karena setelah kelahiranmu hidup ibu sedikit demi sedikit hancur, maaf udah bentak waktu kita bertemu tiga tahun lalu," sambung wanita terus ulurin tangan buat benerin tatanan rambut anaknya, Taehyung gak bergeming, wajah masih datar, perangai itu gak rubah.
"Semoga kamu gak salah paham lagi, cuma itu yang mau ibu jelasin, jangan benci ibu, kalo begitu ibu pamit dulu," ucap wanita itu sambil sampirkan tali tas selempang kecil berwarna merah dengan merek terkenal, pun Taehyung segera mencekal.
"Aku mau dipeluk ibu," gumam Taehyung kelewat kecil, wanita yang siap pergi itu segera berbalik lagi, menghampiri pemuda yang kini sudah tumbuh tinggi melebihi tingginya sendiri.
"Maaf waktu itu tolak keinginanmu, ibu belum bisa terima kenyataan, dan ibu malah jadiin kamu pelampiasan, kalo gitu baik-baik di sini, kalo mau mampir tinggal datang bawa juga pacarmu." Taehyung jawab dengan anggukan singkat, lantas ngebiarin satu wanita itu pergi dari rumahnya dengan mobil merah tadi.
Jungkook toleh ke Taehyung, pemuda itu masih ngelamun mungkin nyoba cerna keadaan yang agak mencengangkan.
"Its okay, Tae." Pun Taehyung balas dengan senyum dan anggukan pelan, ya ini baik, tak ada lagi rahasia, semua terbongkar.
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/269385096-288-k183174.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Enormous taste
FanfictionKarena cinta Jungkook itu luar biasa, bisa naklukin makhluk macem Taehyung. Don't like, don't read! Taehyung : top; Jungkook : bottom [Warn! Non baku! Kosa kata kasar! Mesum! Frontal!]