Part 25(?!)

2.5K 179 14
                                    

Gak tahu warn atau enggak, yang pasti ada sedikit adegan netnotnya.










Di saat Jungkook peluk Taehyung dari belakang dan simpan kepala di bahu pacarnya maka itu siang yang baik, hari ini masih sama cuma yang ngebedain hanya tatap Taehyung yang makin terasa mengancam.

Baru aja mau parkirin motor ke halaman rumahnya seperti biasa, tapi urung saat mendapati satu mobil merah yang udah duluan parkir di pelataran halaman. Jadinya Taehyung malah putar balik dan segera melesat ke rumah pacarnya dibanding harus ketemu satu orang yang bikin hatinya sakit.

Jungkook agak bingung juga, biasanya kan Taehyung pulang dulu terus ganti baju nah baru ke rumahnya buat peluk-pelukan di kamar, lah ini malah langsung pergi dengan tas gendong dan sepatu putih tersemat rapi.

Ada yang gak beres, tapi Jungkook malah peluk perut kerempeng itu makin erat, memberitahu kalau Jungkook ada di sini buat kuatin pria itu, buat dijadiin sandaran kalo semisal Taehyung butuh tempat ngadu.

Pas kontak motor udah diputer ke mode off maka Jungkook turun cepat, menghadap dulu si pacar yang air mukanya udah keruh banget. Ada yang salah dan Jungkook ingat betul kalo hari ini dia gak bikin kesel.

Dipeluk bahu Taehyung erat sekali, pun cowok itu langsung bersandar pada dada pacarnya, dan Taehyung nyoba buat gak kentara marah karena memang bukan Jungkook penyebabnya.

"Ada apa? Kamu lebih serem dibanding biasa, resah?" Tutur lembut Jungkook ngebuat pria bermarga Kim semakin menenggelamkan wajah, seolah paham maka Jungkook elus tengkuk kesayangannya.

"Aku marah," desis Taehyung masih tenggelam dalam dada si manis, pun Jungkook ngerti kalo pacarnya gak marah sama dia, segera memeluk pria itu lebih erat.

"Jungie! Cepat mas—" mama Jeon diem liat anaknya sama satu cowok yang sering kesini lagi pada peluk-pelukan.

Tadinya mau tegur Jungkook perihal kamar acak-acakan dan bau cairan bekas skidipapap biskuit ahoy, tapi urung pas liat anak semata wayang lagi mesra-mesraan, dan wanita itu bergeming di ambang pintu tanpa niat ngeganggu.

Wanita itu ngira si cowok dengan raut lempeng cuma sekedar temen Jungkook, kayak Mingyu gitu. Eh ternyata punya status lebih, dan mama Jeon baru tau hari ini padahal Taehyung sering datang dan nginep di rumah.

Gak kaget kok kalo Jungkook pacaran sama cowok, soalnya Jungkook udah pernah cerita kalo dia agak istimewa. Gak bisa suka sama wanita kecuali mama dan neneknya, awal-awal tentu mama gak suka tentang kenyataan itu tapi setelah mau memahami anaknya, mau gak mau mama harus rela.

Dulu juga pernah kepergok pelukan, kalo gak salah sama yang namanya Yugyeom. Intens banget kayak sekarang dan mama tau kalo Jungkook putus udah lama dan sekarang pacaran lagi sama yang gak kalah ganteng.

"Jungie, bawa Taehyung-nya masuk!" Titah mama sambil melipir lagi ke dalam rumah, Jungkook yang denger langsung gandeng Taehyung supaya mau diajak masuk.

Wajah itu masih sirat akan rasa marah, Jungkook gak mau sulut lebih parah. Maka dari itu langsung dipeluk sambil berguling di atas kasur dan mereka ada di posisi itu untuk waktu yang agak lama.

Taehyung menyesapi harum rambut si manis sembari mengecupi pucuk kepalanya tanda sayang, Jungkook mengusal di dada pria itu sambil usap punggung yang kerasa tegang, tanda menahan sesuatu.

"Mau cerita atau disimpan sendirian?" Tanya Jungkook, sambil ngejauhin tubuh buat tatap wajah si pacar yang masih datar keterlaluan, datar banget kali ini.

"Gak tau," jawab Taehyung sambil hela nafas kasar, garuk rambutnya gusar dan mengerang saat gak tau harus dilampiaskan pake apa?

Tubuh Jungkook ada di atas pria kesayangannya, duduk pada perut kerempeng itu dan merhatiin dengan teliti. Taehyung butuh pelampiasan, ingin baku hantam pun Jungkook mau-mau aja ladenin tapi takutnya Taehyung kena banting, gini-gini juga Jungkook pemegang sabuk hitam lho. Sombong teroos.

"Butuh pelampiasan?" Taehyung pandang Jungkook dari bawah dengan manik kebiruan milik pria itu, lantas mengangguk pelan, ia tak tahu harus gimana lagi selain terima tawaran Jungkook buat ngasih pelampiasan.

Dengan naluriah Jungkook membelai celana bagian depan Taehyung, dan kedenger pria itu menggeram dengan siku menutupi mata. Lantas pemuda Jeon buka gesper yang mengikat celana pada pinggang, ditarik ke bawah resletingnya dan mengeluarkan senjata yang masih setengah terbangun.

Awalnya diusap lembut dengan gerakan naik turun, gak berselang lama maka Jungkook masukin kepunyaan yang berurat dan besar itu buat masuk ke dalam mulutnya. Senjata itu berdiri tapi tak setegang biasa ketika mereka ngelakuin hubungan intim, Taehyung tampak gusar dan Jungkook mengerti.

Mata masih ketutup siku yang sengaja disimpan di atas sana, gak niat pengen liat Jungkook yang lagi ngasih servis pada kepemilikannya. Cuma geram kecil yang sesekali lolos ketika Jungkook mengulum setengah batang, atau ketika pria itu menjilat lubang kencing yang kentara sensitif.

"Jangan terlalu dipikirin, burungmu tidur lagi padahal belum keluar," desah Jungkook ngerasa gagal, dan Taehyung mulai seka sudut matanya.

"Maaf Jung, aku stres banget," tutur pria itu dengan suara serak, Jungkook masih ngulik senjata itu walau sia-sia, si pemilik gak terpancing seperti biasa, gak tegang malah layu tanda pemiliknya sedih.

Jungkook merangkak ke atas tubuh prianya, mencium bibir yang gemetaran, membalas walau gak seberapa tapi Jungkook harus bisa jadi pelampiasan bagi rasa stres Taehyung yang baru kali ini muncul. Mata tajam yang biasa terpancar kebodoamatan, kini keluar bulir bening dan Jungkook sakit ngeliatnya.

"Ayo, burungnya Tae, bangun!" Titah Jungkook saat sudah memompa senjata itu pakai lubangnya, udah masuk pada sarang tapi burung itu malah layu.

Jungkook bukannya kesel, dia malah sedih ngeliat pacar yang biasa menggebu menyetubuhinya malah gak ada gairah sama sekali. Masih terus nangis apalagi pas Jungkook berusaha naik turunin pinggulnya biar burung Taehyung telak mengenai titik nikmat, tapi susah kalo keadaannya senjata itu tak mencuat macam biasa.

"Ngh, tae-hh ingin yang gimana? Ayo senyum, lubangku udah lapar ingin kamu." Jungkook ngedesah kepaksa, padahal rasanya pengen nangis pas tau burung Taehyung beneran gak mau bangun kali ini.

Udah masuk prostat dan terjepit dengan hangat, nyatanya beban Taehyung lebih besar dari itu sampe gak berenti nangis dan ngebiarin Jungkook sampai di pelepasan sendirian.

"Maaf."

"Gapapa, biar-hnn aku yang gerak," sahut Jungkook cepat, masih berusaha capai klimaks walau susah dan Taehyung sedikitpun gak mau tepis rasa stresnya bersama pelampiasan yang Jungkook tawarkan.

"Taehyung hebat ahh!" Pujian terlontar, walau Jungkook keluar bukan karena hujaman pada lubang, melainkan kepunyaannya diurut oleh Taehyung pas Jungkook keliatan payah.
























“Ibu datang, aku marah,” terang Taehyung pas Jungkook ambruk di atasnya, pun si manis langsung peluk Taehyung dan kecup seluruh wajah tersebut, hafal betul pria itu gak bisa kontrol emosi.

"Iya, aku ngerti," balas Jungkook, masih terus ciumin wajah yang keliat galak.














Tbc




Maaf banget untuk yang udah tunggu buku ini karena aku baru produktif nulis lagi, ada sedikit urusan yang gak bisa dibiarkan, hehe. Mianhae🙏

Enormous tasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang