16. Terungkap Rahasia Rey

452 43 6
                                    

Di Kamar, Sandy sedang bersandar di Ranjang tempat tidurnya, memandangi sebuah Figura Foto dia dan sang kekasih, lebih tepatnya Mantan kekasih,, omongan Aqeela beberapa hari lalu masih menggangu Fikirannya,

"Sya..aku bingung... Apa benar yg Aqeela bilang, kalo Rey ngerahasiain sesuatu dari aku, tapi apa Sya, Aqeela gak mau kasih tau aku, terus aku harus gimana Sya..disaat aku udah benar2 kasih Hati aku ke Rey, kenapa harus ada hal seperti ini" Curhat Sandy pada Foto Rassya, karna Sandy mengantuk, diapun perlahan memejamkan matanya

"Sandy..."

Sandy yg sedang memejamkan matapun Terbangun karna dia merasa ada yg memanggil namanya, dan dia sangat mengenal Suara itu..

"Rassya..." Sandy mengedarkan pandangannya, tapi sosok Rassya tak juga dia temui, dia sangat yakin kalo tadi Rassya lah yg memanggilnya

"Sandy...Rey memang merahasiakan sesuatu dari kamu, dan akupun marah akan hal itu, tapi apapun yg terjadi nanti, satu hal yg harus kamu tau, bahwa Rey Tulus mencintai kamu San" Hanya Suara Rassya yg Sandy dengar, sosok Rassya sama sekali tak ia temukan.

"Sya kamu dimana.. Aku mohon muncul di hadapan aku"
"Bahagialah sama Rey, Sandy.."

Setelah itu Suara Rassya tak terdengar lagi

"Sya kamu dimana, Rassya...Rassyaaaaaa"

Sandypun terbangun dari Mimpinya dengan Keringat yg bercucuran, lalu seseorangpun masuk kedalam kamar Sandy

"De.. Kamu kenapa.."
"Ka Kiesha..." ucap Sandy langsung memeluk Kakanya, dan menangis sejadinya,

Saat ini Sandy hanya tinggal dengan kakaknya Kiesha, Karna mama dan papa mereka kemarin Pergi keluar Kota.

"Kamu kenapa san.. Kenapa kamu nangis gini"
"aku..aku mimpiin Rassyaa kak"
"ya ampun kirain kenapa, lho bagus dong kalo kamu mimpiin Rassya, mungkin dia kangen kamu de, sampe dia dateng di mimpi kamu haha"
"kaka nih malah becanda si"
"yaudah kamu tidur lagi ya.. Ini udah malem, besok kita sekolah lho.."
"iya ka.."
"yaudah kamu tidur, lampu kaka matiin ya"
"iya ka.."

******
Sementara di Rumah Rey

Rey sedang berbaring di sofa, dengan tangan sebagai Tumpuan untuk kepalanya, dia seperti sedang memikirkan sesuatu, Billy yg melihat itupun menjadi heran

"Rey.."
"hemm"
"lo kenapa si, dari tadi bengong aja kerjaan lo"
"berisik lo ah" ucap Rey sambil melempar bantal
"yee malah sewot ni anak, kalo ada masalah tuh cerita, gini2 gw kakak lo"
"gw lagi bingung kak.."
"bingung mah pegangan Rey" ucap Billy terkekeh

"Yeeuuu...gw udah ngomong serius malah di becandain" sewot Rey

"iya iya sorry, lo bingung kenapa emang"
"gw ngerasa akhir2 ini tuh sikap Sandy beda sama gw"
"beda gimana maksud lo"
"yaa gitu, tiap gw ajak ngbrol dia banyak diemnya, responnya seadanya, gak kaya biasanya deh"

"lo ngerasa ngelakuin sesuatu yg bikin Sandy marah ga?"
"ngelakuin apa, perasaan akhir2 ini gw sama dia gak ada masalah apa2 deh"

"oh gw tauu..."
"tau apa lo ka..."
"jangan2 dia udah tau soal Rahasia lo lagi"
"akh ngaco lo ka, mana ada begitu, lagian kalo dia tau pasti dia udah marah banget kali sama gw"

"iya juga si..lagian si lo, udah gw bilang, lo harus secepatnya kasih tau Sandy soal Rahasia Lo, sekarang lo liat, Sandy baru bersikap gini aja lo udah uring uringan, gimana kalo nanti Sandy marah besar sama lo, bahkan sampe mutusin lo, mau lo hah" ucap Billy penuh penekanan, Billy emang gemes banget sama adiknya ini, sudah berkali2 dia menasehatinya tentang hal ini, tapi adiknya ini masih saja tak mendengarkan sarannya

Pilihan Hati (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang